Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Nunujumro (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Dengan demikian, Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad dalam silsilah Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah berada pada urutan ke-[[36]] setelah Tholhah bin Talabudin.{{cn}}
 
Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad di kalangan murid-muridnya dikenal dengan panggilan [[Abah Sepuh]]. Karena usia memang sudah tua atau sepuh, saat itu usianya sekitar [[115]] tahun. Di antara murid-muridnya ada yang paling menonjol dan memenuhi syarat untuk melanjutkan kepemimpinannya. Murid tersebut adalah putranya sendiri yang ke-5, [[Abah Anom]], K.H.A. Shohibulwafa Tajul Arifin diangkat sebagai ([[Wakil talqin|wakil Talqin]]) dan sering diberi tugas untuk melaksanakan tugas-tugas keseharian.{{cn}}
 
Oleh karena itu para ikhwan tarekat memanggil "Abah Anom" (Kyai Muda) karena usianya sekitar [[35]] [[tahun]]. Sepeninggal Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad sebagai mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang berpusat di [[Pondok Pesantren Suryalaya]] dilanjutkan oleh Tajul Arifin atau K.H.A. Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) sampai sekarang, mempunyai wakil talqin yang cukup banyak dan tersebar di 35 wilayah, termasuk [[Singapura]] dan [[Malaysia]].{{cn}}