Harem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
Di Asyur, peraturan harem ditetapkan melalui maklumat istana. Wanita di istana hidup dalam pemingitan, dijaga oleh para kasim, dan seluruh anggota harem akan bepergian bersama mengikuti raja. Berbagai aturan ditetapkan demi menjauhkan wanita dari urusan politik dan pemerintahan.
 
Tidak ada bukti bahwa praktik pemingitan wanita telah diterapkan di kalangan bangsa Iran awal, tetapi mereka mulai mempraktikannya setelah menaklukan wilayah itu. Menurut sejarawan Yunani, para [[Bangsa Mede|bangsawan Mede]] setidaknya memiliki tidak kurang dari lima istri yang dijaga oleh para kasim.<ref name=iranica-ancient>{{cite encyclopedia|author=A. Shapur Shahbazi|title=HAREM i. IN ANCIENT IRAN|url=http://www.iranicaonline.org/articles/harem-i|year=2012|encyclopedia=Encyclopaedia Iranica}}</ref>
 
Sejarawan Yunani mencatat bahwa pada masa [[Kekaisaran Akhemeniyah]], penguasa memiliki beberapa istri dan sejumlah besar selir. Permaisuri atau pasangan utama, biasanya merupakan ibu dari putra mahkota, menjadi pemimpin rumah tangga istana. Dia memiliki tempat tinggal sendiri dan pendapatan bulanan, juga banyak pelayan. Tiga kelompok wanita lain yang juga berada di harem adalah istri-istri penguasa yang lain, para putri, dan selir-selir.<ref name=iranica-ancient/>
 
Harem Arkhemeniyah menjadi percontohan bagi kekaisaran-kekaisaran Persia setelahnya dan sistemnya cenderung tidak berubah banyak. Di masa Sasania, yang kemudian juga ditiru oleh Kekaisaran Safawiyah dan Qajar, wanita yang menduduki tingkatan tertinggi tidak harus istri utama kaisar atau raja, tetapi dapat juga saudari atau putrinya.<ref name=iranica-ancient/>
 
Di antara penguasa Persia yang lain, [[Khosrau II|Khosrau (Kisra) II]] dikenal akan kemegahannya dalam hal hedonisme. Dia mencari di wilayah kekuasaannya, gadis-gadis yang dipandang paling cantik dan menurut kabar, 3.000 orang di antara mereka dimasukkan ke dalam haremnya. Praktik ini dikutuk secara luas, tetapi Khosrau sendiri menyatakan bahwa setiap tahun dia telah mengutus istrinya, Syirin, kepada para wanita di harem dan tawaran untuk keluar dari harem dengan bekal mas kawin untuk pernikahan mereka sendiri, tetapi mereka menolak karena telah nyaman dengan kemegahan istana.<ref name=iranica-ancient/>
 
== Masyarakat Muslim ==
Masyarakat Muslim generasi awal tidak begitu ketat dalam memisahkan dunia pria dan wanita, meskipun terdapat larangan untuk melakukan ''khalwat'' (campur baur laki-laki dan perempuan). Jamaah pria dan wanita selalu hadir di masjid sejak masa awal Islam di Madinah dan mereka hanya dipisah dalam masalah penempatan (jamaah laki-laki di depan dan perempuan di belakang), tetapi tanpa pembatas fisik di antara mereka. Sebagian wanita juga turut serta di medan perang, dari mulai sebagai tenaga penolong dan medis hingga secara langsung memegang senjata, seperti Nusaibah binti Ka'ab dan Khaulah binti Azwar. Janda Nabi Muhammad, [[Aisyah]], menjadi pemimpin dalam [[Perang Jamal]]. Hal ini tidak banyak berubah hingga masa [[Khulafaur Rasyidin]] dan [[Kekhalifahan Umayyah]]. Di dalam Qur'an sendiri, praktik yang menyerupai pemingitan wanita secara tekstual hanya ditujukan untuk para istri Nabi.<ref>"Hai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam bicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu." (Al Ahzab (33): 32-33)</ref>
 
Harem mulai dilembagakan secara resmi dalam masyarakat Muslim pada masa [[Kekhalifahan Abbasiyah]] yang sangat dekat dengan adat Persia.<ref name=seclusion-doumato/> Para sejarawan percaya bahwa adat pemingitan wanita dalam masyarakat Muslim diambil dari budaya Romawi Timur dan Persia. Dalam sudut pandang agama, perintah dalam Quran bagi istri-istri Nabi untuk tinggal di rumah kemudian dipandang sebagai percontohan dan teladan bagi muslimah secara umum.<ref name=seclusion-doumato/><ref name=schick>{{Cite encyclopedia|author=Schi̇ck, İrvi̇n Cemi̇l | year= 2009 | title=Space: Harem: Overview|encyclopedia=Encyclopedia of Women & Islamic Cultures|editor=Suad Joseph|url=https://dx.doi.org/10.1163/1872-5309_ewic_EWICCOM_0283|publisher=Brill|subscription=yes| doi= 10.1163/1872-5309_ewic_EWICCOM_0283 }}</ref> Menurut Eleanor Domato, pemingitan wanita memiliki landasan agama dan budaya.<ref name=seclusion-doumato/>
 
== Lihat pula ==