Hariyanto Arbi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NinaBSA (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
Dalam buku tersebut yang dicetak dengan tampilan mewah dan full color tersebut dikisahkan bagimana perjuangan Hari sejak mulai merintis bersama klubnya [[PB Djarum]] hingga sukses sebagai pemain dunia. Dibahas pula bagimana kegalauan Hari saat divonis mentok dan tidak bisa berprestasi lagi ketika di awal masuk Pelatnas, juga dikupas teknik ''jumping'' smash Hari yang mirip senjata rahasia sang idola [[Liem Swie King]], bahkan tidak sedikit yang menyebut Hari adalah Reinkarnasi [[Liem Swie King]].
 
Dalam peluncuran buku tersebut dihadiri Ketua Umum PB [[PB PBSI|PBSI]] [[Sutiyoso]], dan pengurus PB PBSI lainnya, mantan pemian bulu tangkis Indonesia seperti sang Maestro [[Rudi Hartono]], [[Liem Swie King]], [[Edi Hartono]], [[Lius Pongoh]] dan pemain Indonesia saat ini seperti [[Taufik Hidayat]], [[Sigit Budiarto]] serta Ketua Umum Pengprop PBSI Jatim [[Yacob Rusdianto]] dan beberapa pemain Pelatnas. Dalam peluncuruan buku tersebut Hariyanto didampingi mantan pelatihnya seperti [[Indra Gunawan]], dan [[Eddy Prayitno]]. Terlahir dari Pasangan Ang Tjing Bik & Goei Giok Nio, Hari adalah adik kandung dari pebulu tangkis putra nasional lainnya [[Hastomo Arbi]] dan [[Edi Hartono|Eddy Hartono]]. Ia pensiun dari bulu tangkis pada tahun [[1997]].
 
Hariyanto berkata bahwa “Terus terang saya merasa iri dengan banyaknya buku-buku olahraga, termasuk biografi atlet-atlet di luar negeri, hal tesebut dialami Hariyanto dan menyempatkan jalan-jalan di sela-sela mengikuti kejuaraan luar negeri, dan di berbagai kesempatan saya melihat banyak sekali buku-buku olahraga, alasan inilah yang melatari penerbitan buku biografi saya,”.