Ambrosius: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
}}
 
'''Aurelius Ambrosius'''{{efn|{{lang-it|Sant'Ambrogio}} {{IPA-it|ˌsantamˈbrɔːdʒo|}}; {{lang-lmo|Sant'Ambroeus}} {{IPA-lmo|ˌsãtãˈbrøːs|}}; {{lang-en|Ambrose}} {{IPAc-en|ˈ|æ|m|b|r|oʊ|z}}.}} ({{circa|340}}–397) atau '''Santo Ambrosius''' adalah [[Keuskupan Agung Milan|Uskup Milan]] yang tersohor sebagai salah seorang tokoh Gereja paling berpengaruh pada [[abad ke-4]].<ref name="Heuken">A. Heuken SJ. Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka, 2004.</ref><ref name="Berkhof">H. Berkhof, H. Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.</ref><ref name="Millenium">Michael Collins & Matthew A. Price. Millenium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius, 2006.</ref><ref name="How">Jean Comby with Diarmaid MacCulloch. How to Read Church History Vol. 2 From the Reformation to the present day. New York: Crossroad, 1989.</ref><ref name="Walker">Williston Walker. A History of The Christian Church. New York: Charles Scribner's Sons, 1946.</ref><ref name="Tony Lane">Tony Lane. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.</ref><ref name="Van">Thomas van den End. Harta Dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.</ref> Ia adalah [[Gubernur Romawi]] atas wilayah [[Liguria]] dan [[Emilia]] yang berpusat di Milan, sebelum dipilih secara aklamasi menjadi Uskup Milan oleh warga kota itu pada 374. Ambrosius adalah seorang penentang paham [[Arianisme]] yang gigih, dan didakwa telah menghasut rakyat untuk memersekusi kaumgolongan Arianis, umat [[Yahudi]], dan parakaum [[paganisme|penyembah berhala]].
 
Menurut tradisi, Ambrosius adalah tokoh yang telah memasyarakatkan "cara bernyanyi antifonal", yakni bernyanyi secara bersahut-sahutan, dan penggubah ''[[veni redemptor gentium]]'', sebuah madah [[adven]].
Baris 44:
Seperti banyak wilayah Gereja lainnya, Keuskupan Milan kala itu sangat terpecah antara kelompok Trinitarianis dan Arianis.<ref name="Heuken"/> Pada [[374]], [[Auxentius]], Uskup Milan meninggal dunia dan kelompok-kelompok ortodoks dan [[Arianisme|Arianis]] saling bersaingan untuk menjadi penerusnya.<ref name="Heuken"/><ref name="Tony Lane"/> Prefek pergi secara pribadi ke basilika, tempat pemilihan itu akan dilangsungkan, untuk mencegah kerusuhan yang mungkin akan terjadi dalam krisis ini.<ref name="Heuken"/> Pidatonya diinterupsi dengan seruan "Angkat Ambrosius menjadi uskup!" yang kemudian diikuti oleh orang lain sehingga ia secara aklamasi diangkat sebagai uskup.<ref name="Tony Lane"/>
 
Ambrosius adalah seorang calon yang kuat dalam keadaan ini, karena ia dikenal bersimpati kepada kaumgolongan Trinitarianis, tetapi juga diterima oleh kaumgolongan Arianis karena posisinya sebagai seorang politikus dianggap secara teologis netral.<ref name="Tony Lane"/> Ia sendiri mulanya menolak keras jabatan ini, karena ia sama sekali tidak siap.<ref name="Tony Lane"/> Hingga saat itu ia hanyalah seorang calon baptisan, tanpa pendidikan teologis.<ref name="Tony Lane"/> Hanya karena campur tangan kaisar ia menyerah dan dalam seminggu ia dibaptiskan serta ditahbiskan, lalu diresmikan menjadi uskup [[Milan]].<ref name="Tony Lane"/>
 
Menurut legenda, Santo Ambrosius segera dan dengan tegas menghentikan ajaran sesat di Milan.<ref name="Walker"/> Sesungguhnya ia bergerak dengan lebih realistik dan penuh pertimbangan, karena ia tidak punya banyak masalah dengan Arianisme yang kuat pengaruhnya khususnya di antarakalangan kaum gerejawanrohaniwan dan kalanganmasyarakat kelas atas masyarakat.<ref name="Tony Lane"/> Ia mulai mempelajari teologi di bawah bimbingan [[Simplisianus]], seorang [[presbiter]] Roma.<ref name="Tony Lane"/> Dengan menggunakan kecakapannya dalam bahasa Yunani, yang saat itu jarang terdapat di Barat, ia mempelajari Alkitab dan para pengarang Yunani seperti [[Filo]], [[Origenes]], [[Athanasius]] dan [[Basil dari Kaisaria]], yang dengannya ia banyak berkorespondensi.<ref name="Tony Lane"/> Ia menerapkan pengetahuannya yang baru sebagai pengkhotbah, sambil memusatkan perhatian pada eksegesis Perjanjian Lama, dan kecakapan retorikanya yang mengesankan Augustinus Hippo, yang saat itu menganggap remeh para pengkhotbah Kristen.<ref name="Millenium"/>
 
Sebagai uskup, ia segera mengambil cara hidup asketik, membagi-bagikan uangnya kepada orang miskin, menyerahkan tanahnya kepada Gereja, setelah sebelumnya menyisihkan sbagian kecil untuk saudara perempuannya [[Marselina]], dan menyerahkan pemeliharaan keluarganya kepada saudara laki-lakinya.<ref name="Millenium"/>
 
=== Melawan kaumgolongan Arianis ===
[[Kefasihan]] Ambrosius segera bermanfaat dalam pertikaian antara kaumgolongan Arianis dengan pihak ortodoks atau Katolik, yang didukung oleh uskup yang baru.<ref name="Millenium"/> [[Gratianus]], putra sulung [[Valentinianus I]], mengambil sisi yang sama; tetapi [[Valentinianus II|Valentinianus]] muda, yang kini telah menjadi koleganya di kekaisaran, mengambil pandangan kaumgolongan Arianis, dan semua argumen dan kefasihan Ambrosius tidak mampu meyakinkan pangeran yang muda itu akan iman ortodoks.<ref name="Millenium"/> [[Theodosius I]], kaisar di Romawi Timur, juga menganut keyakinan ortodoks; tetapi di sana ada banyak pengikut Arius yang tersebar di seluruh wilayahnya.<ref name="Millenium"/> Dalam menghadapi pandangan keagamaan yang terpecah ini, dua pemimpin dari kaumgolongan Arianis [[Palladius]] dan [[Secundianus]], yang merasa yakin akan kekuatan mereka, mengalahkan [[Gratianus]] untuk mengadakan konsili gereja dari seluruh wilayah kekaisaran.<ref name="Tony Lane"/> Permintaan ini tampaknya begitu adil sehingga tanpa ragu ia memenuhinya, namun Ambrosius yang memahami konsekuensinya, berhasil meyakinkan kaisar agar masalah ini ditentukan oleh sebuah dewan uskup Gereja Barat.<ref name="Tony Lane"/>
 
Sebuah [[sinode]] yang terdiri atas 32 orang uskup, kemudian diadakan di [[Aquileia]] pada [[381]].<ref name="Tony Lane"/> Ia menegaskan bahwa pertemuan itu hanya sepihak, dan bahwa tidak semua uskup dari seluruh kekaisaran itu hadir, sehingga tidak akan dapat diperoleh pemahaman yang utuh mengenai keseluruhan Gereja Kristen saat itu.<ref name="Tony Lane"/> Kemudian diadakan pemungutan suara, dan Palladius dan pembantunya Sekundianus dipecat dari jabatan keuskupan.<ref name="Tony Lane"/>
 
Makin kuatnya kaumgolongan Arianis menjadi tugas berat yang harus dikerjakan Ambrosius.<ref name="Tony Lane"/> Pada [[384]], kaisar muda dan ibunya [[Justina]], beserta sejumlah besar [[rohaniwan]] dan [[umat awam]], khususnya kalangan militer, menganut paham Arianisme, dan meminta izin dari sang Uskup untuk menggunakan dua gedung gereja, satu di dalam kota, dan satunya lagi di pinggiran kota [[Milan]].<ref name="Tony Lane"/>
 
Ambrosius menolak, dan dituntut pertanggungjawabannya di hadapan dewan kekaisaran.<ref name="Attwater"/><ref name="Tony Lane"/> Dalam sidang yang dihadiri khalayak ramai itu, kegigihannya menyebabkan para menteri kaisar Valentianus memperbolehkannya pulang tanpa harus menyerahkan kedua gedung gereja tersebut.<ref name="Attwater"/> Hari berikutnya, ketika memimpin ibadat suci dalam [[basilika]], wali kota datang membujuknya untuk menyerahkan setidaknya gedung gereja Portia di pinggiran kota.<ref name="Attwater"/> Karena dia tetap bersikeras menolak, dewan kekaisaran mulai menggunakan cara-cara kekerasan: para petugas rumah tangga kekaisaran diperintahkan mempersiapkan [[Basilika]] dan gedung [[gereja]] [[Portia]] sebagai tempat untuk melaksanakan peribadatan pada saat kaisar dan ibunya tiba menjelang perayaan [[Paskah]].<ref name="Attwater"/>