Perang Salib Kedua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
The White Lion (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Edit {{Perang Salib}}
Baris 44:
|notes=
}}
{{Perang Salib}}
'''Perang Salib Kedua''' ([[1145]]–[[1149]]) adalah [[perang salib]] kedua yang dilancarkan dari Eropa. Perang ini meletus akibat jatuhnya [[County Edessa]] pada tahun sebelumnya. Edessa adalah [[negara-negara Tentara Salib|negara tentara salib]] yang pertama kali didirikan selama [[Perang Salib Pertama]] ([[1095]]–[[1099]]), dan juga negara yang pertama kali jatuh. Perang Salib Kedua diumumkan oleh [[Paus Eugenius III]], dan merupakan Perang Salib pertama yang dipimpin oleh raja-raja Eropa, seperti [[Louis VII dari Perancis]] dan [[Conrad III dari Jerman]], dengan bantuan dari bangsawan-bangsawan Eropa penting lainnya. Pasukan-pasukan kedua raja tersebut bergerak menyeberangi Eropa secara terpisah dan sedikit terhalang oleh kaisar [[Romawi Timur]], [[Manuel I Comnenus]]. Setelah melewati [[Bizantium]] dan memasuki [[Anatolia]], pasukan-pasukan kedua raja tersebut dikalahkan oleh tentara [[Dinasti Seljuk|Seljuk]]. Louis, Conrad, dan sisa dari pasukannya berhasil mencapai [[Yerusalem]] dan melancarkan serangan yang "keliru" ke [[Damaskus]] pada tahun 1148. Perang Salib di Timur mencapai kemenangan. Kegagalan ini memicu [[Pengepungan Yerusalem (1187)|jatuhnya kota Yerusalem]] dan [[Perang Salib Ketiga]] pada akhir abad ke-12.
 
Baris 125 ⟶ 126:
 
=== Pengepungan Damaskus ===
{{Crusade}}
{{main|Pengepungan Damaskus (1148)}}
Tentara salib memilih untuk menyerang Damaskus dari barat, tempat berdirinya kebun buah yang akan memberi mereka makanan.<ref name="rs50"/> Mereka tiba pada tanggal [[23 Juli]]. Pasukan Muslim sudah siap untuk serangan tersebut dan langsung menyerang pasukan yang bergerak melalui perkebunan di luar Damaskus. Damaskus meminta bantuan dari [[Saifuddin Ghazi I]] dari [[Aleppo]] dan [[Nuruddin Zengi]] dari [[Mosul]]. Damaskus lalu menyerang perkemahan tentara salib. Tentara salib dapat dipukul mundur dari tembok ke perkebunan. Di sana mereka rentan terhadap serangan gerilya.<ref name="brund">Brundage (1962) hal.115-121.</ref>