Mukjizat Muhammad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Walijo) dan mengembalikan revisi 13300200 oleh Raudalkhudri |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya) |
||
Baris 75:
* Menurunkan [[hujan]]<ref>Diriwayatkan oleh Anas bin Malik. (Sahih Bukhari, Volumn 002, Bukukan 017, Hadith Nomor;Jumlah 143).</ref> dan meredakan [[banjir]] saat [[musim kemarau]] tahun 6 [[Hijriah]] di [[Madinah]] yang saat itu mengalami musim [[kemarau]].<ref>Diriwayatkan oleh Anas: Pernah lama Madinah tidak turun hujan, sehingga terjadilah kekeringan yang bersangatan. Pada suatu hari Jumat ketika rasulullah {{saw}} sedang berkotbah Jumat, lalu berdirilah seorang Badui dan berkata: "Ya rasulullah, telah rusak harta benda dan lapar segenap keluarga, doakanlah kepada Allah agar diturunkan hujan atas kita. Berkata Anas: Mendengar permintaan badui tersebut, rasulullah mengangkat kedua tangannya ke langit (berdoa). Sedang langit ketika itu bersih, tidak ada awan sedikitpun. Tiba-tiba berdatanganlah awan tebal sebesar-besar gunung. Sebelum rasulullah {{saw}} turun dari mimbarnya, hujan turun dengan selebat-lebatnya, sehingga rasulullah {{saw}} sendiri kehujanan, air mengalir melalui jenggot Dia. Hujan tidak berhenti sampai Jumat yang berikutnya, sehingga kota Madinah mengalami banjir besar, rumah-rumah sama terbenam. Maka datang Orang Badui berkata kepada rasulullah {{saw}}, Ya rasulullah, sudah tenggelam rumah-rumah, karam segala harta benda. Berdoalah kepada Allah agar hujan diberhentikan di atas kota Madinah ini, agar hujan dialihkan ketempat yang lain yang masih kering. Rasulullah {{saw}} kemudian menengadahkan kedua tangannya ke langit berdoa: ''Allahuma Hawaaliinaa Wa laa Alainaa'' (Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan ditempat-tempat yang ada disekitar kami, jangan atas kami). Berkata Anas: Diwaktu berdoa itu rasulullah {{saw}} menunjuk dengan telunjuk dia kepada awan-awan yang dilangit itu, seakan-akan Dia mengisyaratkan daerah-daerah mana yang harus didatangi. Baru saja rasulullah menunjuk begitu berhentilah hujan di atas kota Madinah. (Sahih Bukhari, juz 8 no 115).</ref>
* Berbicara dengan [[gunung]] untuk mengeluarkan [[air]] bagi [[Uqa'il bin Abi Thalib]] yang kehausan.
* Menahan [[matahari]] tenggelam.<ref>Peristiwa tertahannya matahari tenggelam tidak pernah terjadi kecuali satu atau dua kali saja. Sebagaiman dikisah oleh Abdullah bin Mas^ud, ia Berkata: "Kami bersama rasulullah {{saw}} dalam satu peperangan, sampai akhirnya merasa kelelahan, hingga
Matahari kembali muncul sesudah tenggelam. Peristiwa ini terjadi berkata doa nabi {{saw}}. untuk Ali bin Abi Thalib agar Ali dapat menunaikan salat Ashar pada waktunya.</ref>
Baris 234:
== Penjelasan sebagai manusia biasa ==
Terdapat kisah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak memiliki bayangan, karena jasadnya terbuat dari cahaya. Pendapat ini disampaikan oleh Muhammad as-Sholihi dalam kitabnya yang berjudul ''"Subul al-Huda wa ar-Rasyad"''. Muhammad as-Sholihi mengutip beberapa riwayat dari beberapa ulama, di antaranya adalah Ibnu Sab’ dalam ''"Khasais Nabi"'' dan ad-Dzakwan. Ibnu Sab’ mengatakan, bahwa “Bayangan nabi {{saw}} tidak menempel di tanah. Karena dia adalah cahaya. Apabila dia berjalan di bawah terik atau di malam purnama, tidak
Riwayat di atas dinilai sangat lemah dan palsu (''maudhu''), dikarenakan pernyataan-pernyataan yang tidak memiliki bukti (dasar) dari al-Qur`an maupun [[hadits]] nabi yang shahih, kemudian banyak dalil yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya manusia biasa, dan Allah telah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur'an:
|