Video sesuai permintaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 39:
== Referensi ==
* Mirabito, M.A.M. & Morgenstern, B.L, New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact, 5th Edition, UK: Focal Press, 2004
* Muhajjir Esyaputra, Teuku. PTK-200b.
* [http://www.e-dukasi.net]
* [http://www.endonesia.com]
Baris 73:
Hal seperti ini terus dan terus berkembang sehingga bisa menjadi kenyataan melalui berbagai teknologi yang berkembang saat ini. Bisa itu [[satelit]], [[kabel]], ataupun [[telepon]]. Sektor yang lain juga ada yang menggabungkan diri dengan konsep VOD ini misalnya [[computer software]]. Sehingga VOD bisa dan akan menjadi satu hal yang sangat menarik di kemudian hari.
Hingga akhirnya di UK, muncullah perusahaan yang meluncurkan VOD pertama kali. Nama perusahaannya adalah Kingston. Ini terjadi pada tahun 1998. Selanjutnya, VOD terus berkembang pesat di daerah eropa. Hingga tahun 2006, berdasarkan [[European Audiovisual Observatory]], tercatat ada 142 VOD berbayar yang beroperasi di Eropa. Di Amerika sendiri, VOD berawal dari Hawaii oleh Oceanic Cable pada Januari 2000. tanpa butuh waktu lama, sekarang seluruh bagian di Amerika sudah bisa menikmati VOD.
VOD saat ini sudah sangat berkembang. Berbagai perusahaan dari seluruh penjuru dunia sudah menawarkan fasilitas ini. Konsep nya semua hampir sama yaitu menawarkan video untuk di-unduh. Bisa berupa rent ataupun purchase. Semuanya tergantung pilihan konsumen. Begitu pula isinya. VOD semakin variatif.
Dari segi harga juga ada perkembangan yang cukup signifikan. Harga yang murah dan bahkan gratis sudah bisa didapat konsumen. Terutama dari stasiun televisi yang membagi-bagikan programnya.
Baris 81 ⟶ 80:
Bagaimana dengan di Indonesia? Well… Harus diakui konsep VOD belum terlalu berkembang di sini. Jangankan ‘anak’nya konsep dasarnya sekalipun masih belum banyak yang tahu dan memanfaatkan. Tetapi tanda-tanda penggunaan VOD sudah terlihat. Misalnya ada sebuah situs bernama www.e-dukasi.net yang menawarkan VOD untuk materi yang bisa dipelajari. Masih sederhana, tapi bisa saja ini adalah titik awal berkembangnya VOD di sini.
Yang lebih berkembang justru VOD yang bergerak melalui ponsel. Teknologi [[3G]] yang mengisi sebagian besar [[handphone]] keluaran saat ini, membuat konsep pengunduhan video secara portable lebih digemari dan berjalan di Indonesia.
Masalah lain adalah dari sisi masyarakatnya sendiri. Apakah masyarakat sudah siap? Jika pertanyaan ini diberikan ke daerah maju seperti Amerika, UK, atau bahkan Taiwan jawabannya kemungkinan besar ‘Ya’. Tetapi di Indonesia? Masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Persentase pelanggan televisi kabel saja tidak terlalu besar. Apalagi dengan konsep VOD yang cenderung mahal dan baru ini. Besarnya angka pembajakan juga menjadi faktor. Jika ada bajakan yang murah, mengapa harus repot-repot membayar mahal. Prinsip seperti ini dianut banyak orang, sehingga konsep ini akan dengan sendirinya sulit berkembang.
Secara world-wide, konsep VOD dipercaya akan terus dan terus berkembang. Mulai dari rumah ke rumah hingga hotel mewah saat ini telah mulai menggunakan VOD. Respon masyarakat juga sudah semakin besar terhadap konsep ini. Tentu masa depan VOD bisa dikatakan cerah. Terutama di negara maju.
Di Indonesia, masa depan VOD masih belum jelas. Selain untuk sarana edukasi, belum banyak VOD yang beredar di Indonesia saat ini. Lagi-lagi kembali ke lingkungan yang masih belum terbiasa. Kemungkinan berkembangnya teknologi ini tetap ada, tetapi dibutuhkan sebuah breakthrogh dari salah satu perusahaan untuk mempopulerkan VOD seperti yang dilakukan Astro dengan Liga Inggrisnya pada kasus [[Pay TV]].
|