Pemogan, Denpasar Selatan, Denpasar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang
Baris 27:
== Sejarah Desa ==
Sampai saat ini belum ada bukti-bukti tertulis, baik yang berupa prasasti, ataupun buku-buku yang mengungkapkan sejarah Desa Pemogan, sering dilontarkan secara lisan oleh tokoh-tokoh masyarakat desa ini. Pada jaman kerajaan Majapahit di Jawa Timur, datanglah seorang Maharsi yang melakukan Dharmayatra ke Bali, yaitu Danghyang Dwijendra, yang sering dikenal dengan nama Pendanda Sakti Wawu Rawuh. Di Bali waktu itu diperintah oleh seorang raja yaitu Watu Renggong, pada suatu saat  tibalah beliau disuatu wilayah yang keadaan tanahnya lembek, maka oleh beliau tempat tersebut dipastu sehingga menjadi baik/padat. Oleh masyarakat daerah itu dibuatlah tempat penyungsungan sebagai tanda penghormatan terhadap beliau, sehingga tempat yang dulunya lembek menjadi padat, tempat itu kemudian disebut Kentel Bumi (di Banjar Sebelanga). Ketika ada upacara/karya di Kentel Bumi, banyak masyarakat yang datang untuk berpartisipasi untuk membantu upacara di Kentel Bumi dalam upacara tersebut sudah barang tentu dibutuhkan makanan. Sehingga dalam satu kelompok yang ditugaskan untuk mengumpulkan bahan pangan untuk keperluan upacara dan para pengayah, kelompok yang ditugaskan mengumpulkan bahan pangan itu disebut “Pemogan” (asal kata dari Boga = pangan) mendapat perfik pe-an menjadi Pebogaan, yang artinya tempat pangan (makanan) lama-kelamaan diucapkan “Pemogan”, tempat itulah adalah daerah Desa Pemogan.<ref>{{Cite web|url=http://pemogan.denpasarkota.go.id/index.php/profil/892/Sejarah-Desa-Pemogan|title=Situs Resmi Desa pemogan|last=kominfo@denpasarkota.go.id|website=pemogan.denpasarkota.go.id|language=en|access-date=2017-07-18}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
 
{{Denpasar Selatan, Denpasar}}