Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (1945): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 60:
Melalui Pemilu 1955 ini Masyumi mendapatkan 57 kursi di Parlemen.
 
== TokohOrganisasi ==
Struktur organisasi Masyumi terdiri dari Dewan Pimpinan Partai dan Majelis Syuro. Dewan Pimpinan Partai bertindak sebagai lembaga eksekutif yang membuat pernyataan politik dan memutuskan kebijakan partai. Majelis Syuro merupakan lembaga penasehat yang berperan untuk memberi nasehat dan fatwa kepada Dewan Pimpinan Partai perihal langkah apa yang akan diambil oleh partai secara garis besar. Susunan kepengurusan pimpinan partai didominasi oleh para politisi yang berlatar belakang pendidikan Barat. Di sisi lain, Majelis Syuro didominasi oleh para ulama, terutama para pemimpin organisasi Islam, seperti [[Hasyim Asyari|K.H. Hasyim Asyari]] dan [[Wahid Hasyim|K.H. Wahid Hasyim]] dari [[Nahdlatul Ulama]], dan [[Ki Bagus Hadikusumo]] dari [[Muhammadiyah]]. Masuknya unsur-unsur organisasi dalam Masyumi sebagai anggota istimewa berperan besar dalam peningkatan anggotanya, terutama dari kalangan umat Islam.{{sfn|Siregar|2013|p=91}}
 
=== Ideologi ===
Pada awal pembentukannya, Partai Masyumi tidak memberikan keterangan yang tegas, jelas dan terperinci tentang ideologinya, meskipun Masyumi berideologikan Islam. Identitas keislaman dalam Masyumi sangat menonjol, baik dalam mengambil keputusan dan pola pikirnya yang bersumber dari ajaran Islam. Identitas ini tercermin dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Masyumi serta resolusi-resolusi yang dikeluarkan Masyumi. Salah satu resolusi yang dikeluarkan Masyumi pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia|perang kemerdekaan]], menyerukan kepada seluruh umat Islam Indonesia untuk melakukan ''jihad fi sabilillah'' dalam menghadapi segala bentuk penjajahan. Anggaran Dasar Masyumi menyebutkan bahwa tujuan partai adalah untuk menegakkan kedaulatan negara dan agama Islam. Ideologi Masyumi sebagai partai politik baru diungkapkan dalam manifesto politik Masyumi yang dikeluarkan pada tanggal 6 Juli 1947.<ref name=MANIFESTO>{{harvnb|Noer|1987|pp=120-122}}; {{harvnb|Kementerian Penerangan RI|1951|p=15}}; {{harvnb|Siregar|2013|p=92}}</ref> Lambatnya penjelasan tentang ideologi Masyumi bukan karena masalah di dalam internal partai, melainkan karena pada saat yang sama, Masyumi sedang disibukkan dengan keterlibatan mereka dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Setelah Indonesia memperoleh kedaulatan secara penuh, para pemimpin Masyumi mulai memanfaatkan situasi dengan menafsirkan asas Partai Masyumi, yang disahkan dalam Muktamar Masyumi ke-6 yang digelar pada bulan Agustus 1952. Sejak tahun 1952 sampai Partai Masyumi dibubarkan pada tahun 1960 asas Partai Masyumi adalah Islam. Selain itu, Masyumi juga mengeluarkan tafsir asas yang merupakan rumusan resmi ideologi partai yang dijadikan sebagai pedoman dan pegangan bagi para anggota Masyumi.<ref name=ASAS>{{harvnb|Siregar|2013|p=93}}; {{harvnb|Kementerian Penerangan Republik Indonesia|1954|p=443}}</ref>
 
=== Tokoh ===
Di antara tokoh-tokoh Masyumi yang dikenal adalah:
* [[Hasyim Asy'arie|Hasyim Asy'ari]]