Sains dan teknologi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, removed stub tag
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Pinisi-10.JPG|thumbjmpl|150px|Gambaran sebuah Kapal [[Pinisi]] zaman dahulu.]]
Hidup dalam budaya agraris, dan maritim, orang-orang di kepulauan Indonesia telah terkenal di beberapa teknologi tradisional, khususnya di bidang [[pertanian]] dan [[kelautan]]. Di bidang pertanian, misalnya, orang-orang di Indonesia, dan juga di banyak negara Asia Tenggara lainnya, terkenal dalam teknik budidaya [[padi]] yaitu [[terasering]]. [[Suku Bugis]] dan [[Suku Makassar]] adalah orang [[Pribumi-Nusantara]] di Indonesia yang juga dikenal dengan teknologi mereka dalam membuat [[kapal layar]] kayu yang disebut [[Pinisi]].<ref>[http://www.kastenmarine.com/phinisi_history.htm Pinisi Indonesia.]</ref> [[Candi Borobudur]] dan [[candi]] lainnya juga mencatat penguasaan orang Indonesia dalam teknologi arsitektur, dan teknologi konstruksi.
 
Baris 9:
 
== Teknologi kedirgantaraan ==
[[Berkas:CN-235 Salvamento Marítimo.JPG|thumbjmpl|rightka|150px|Pesawat [[CN-235]] milik Badan SAR Spanyol, hasil kerjasama [[IPTN]] dan [[CASA]].]]
Dalam teknologi [[kedirgantaraan]], Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan pesawat komuter militer, dan kecil; sebagai satu-satunya negara di [[Asia Tenggara]] untuk memproduksi, dan mengembangkan pesawat sendiri, juga memproduksi komponen pesawat untuk [[Boeing]] dan [[Airbus]], dengan perusahaan pesawat milik negara bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio atau IPTN (didirikan pada 1976) yang sekarang bernama PT. [[Dirgantara Indonesia]], yang, dengan perusahaan [[EADS CASA]] dari [[Spanyol]] mengembangkan pesawat [[CN-235]], yang telah diekspor ke berbagai negara. [[Bacharuddin Jusuf Habibie]] yang juga mantan presiden Indonesia, memainkan peran penting dalam pencapaian ini. Saat aktif sebagai profesor di [[Jerman]], Habibie melakukan banyak tugas penelitian, menghasilkan teori tentang [[termodinamika]], [[konstruksi]], dan [[aerodinamika]], yang masing-masing dikenal sebagai [[Faktor Habibie]], [[Teorema Habibie]], dan [[Metode Habibie]].<ref>{{en}} [http://www.thejakartapost.com/news/2010/01/30/habibie-receives-honorary-doctorate.html Habibie Receives Honorary Doctorate (Habibie Menerima Gelar Doktorat.]</ref> Indonesia juga berharap untuk memproduksi pesawat tempur [[Korea Selatan]] [[KAI KF-X]].<ref>{{en}} {{Citation | first = Markus Junianto Sihaloho | title = Indonesia Angling to Help Build S. Korean Jet Fighter | pages =
| newspaper = [[The Jakarta Globe]] | location = Jakarta | date = 16 Juli 2010 | url =http://www.thejakartaglobe.com/home/indonesia-angling-to-help-build-s-korean-jet-fighter/386120 | accessdate = 2010-11-18}}</ref>