Suku Konjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
cc
Abdullah Faqih (bicara | kontrib)
xx
Baris 39:
== Filosofi Alam ==
Sebagaimana masyarakat adat lainnya di Indonesia, Suku Kajang juga amat menjaga hubungan baik dengan alam. Meskipun tidak memiliki pengetahuan formal dan hidup dalam gelimang kecanggihan teknologi, Suku Kajang mengerti bagaimana mereka harus berinteraksi dengan alam, terutama hutan mereka. Mereka paham bahwa sumber kekayaan hutan tidak sepatutnya dieksploitasi, melainkan harus dijadikan sebagai pendamping kehidupan sehari-hari. Hal itu mereka junjung karena adanya upaya penghormatan kepada Sang Maha Berkehendak yang mereka yakini mewujud ke dalam sakralitas alam. Merusak lingkungan dan alam samahalnya dengan menghianati ajaran Tuhan dan Ammatoa yang memberikan mereka kehidupan selama ini. Kearifan lokal dan aturan adat sangat mereka junjung tinggi, terutama yang berkaitan dengan praktik-praktik perilaku manusia dengan alam. Apabila ada di antara Suku Kajang yang melanggar aturan tersebut, mereka harus siap menanggung konsekuensi yang berat
 
== Filosofi Manusia ==
Selain kepercayaan terhadap sakralitas alam, Suku Kajang juga memiliki tata tertib tersendiri dalam mengatur hubungannya dengan Tuhan dan manusia. Tata tertib itu mereka bentuk sebagai landasan hidup dan membina kehidupan sosial sesuai dengan perintah Tuhan. Secara garis besar, ada dua jalur yang mendasari perilaku mereka, yaitu secara vertical dan secara horizontal. Secara vertical maksudnya adalah untuk mengatur perilaku Suku Kajang dengan Sang Pencipta, sedangkan secara horizontal dimaksudkan untuk mengatur hubungan antara Suku Kajang dengan manusia lain.
 
Suku Kajang amat percaya bahwa menjalankan kehidupan sebagai makhluk sosial tidak bisa dilepaskan dari pemenuhan hak terhadap orang lain dan kewajiban kepada manusia lainnya pula. Dalam hidup bermasyarakat, mereka meyakini bahwa hubungan antarmanusia harus didasari pada sama-sama memberi manfaat dan kebaikan. Selanjutnya, kewajiban lainnya akan mengikuti, terutama berkaitan dengan hubungannya dengan alam semesta. Sebab, kodrat manusia tidak dilepaskan dari alam semesta yang menjadi tempat bersandari bagi pemenuhan segala kebutuhan hidup.
 
Secara umum, kepercayaan mereka dalam menjaga hubungan dengan alam semesta dibagi menjadi empat, yaitu:
 
-              Unsur tentang Tuhan atau wujud supranatural yang mencakup kekuatan ghaib
 
-              Unsur tentang Roh yang berkaitan erat dengan konsep hari akhir, yaitu adanya surga dan neraka
 
-              Unsur etos kerja dan etika, yakni tujuan religious atau tenensi keakhiratan
 
-              Unsur asal-usul terjadinya alam semesta.
 
Lewat aturan-aturan tersebut, mereka berkeyakinan bahwa manusia dan alam memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Manusia membutuhkan alam sebagai produsen bagi sehala kebutuhannya, sementara alam memerlukan manusia untuk menjaganya agar terus lestari.