Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: redaksi
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 13:
}}
 
'''Mangga Dua Selatan''' adalah salah satu [[kelurahan]] di [[Kecamatan]] [[Sawah Besar, Jakarta Pusat]]. Dengan luas sekitar 129 hektare,<ref>SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 171/2007</ref> kelurahan ini menempati kira-kira seperlima luas wilayah Kecamatan Sawah Besar; ketiga terluas di kecamatan ini setelah Kelurahan [[Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat|Gunung Sahari Utara]] dan Kelurahan [[Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat|Pasar Baru]]. Wilayah ini terbagi lagi menjadi 12 [[RW]] (Rukun Warga) dan 129 [[RT]] (Rukun Tetangga).<ref name=bps/>{{rp|6, 8, 27}}
 
== Informasi umum ==
Batas-batasnya, di sebelah utara adalah Jalan Mangga Dua Raya; di sebelah timur adalah rel kereta api (antara [[Stasiun Kampung Bandan]] dengan [[Stasiun Rajawali|Rajawali]]) dan kanal banjir di tepi Jalan Gunung Sahari; di sebelah selatan adalah Jalan Mangga Besar Raya; dan di sebelah barat adalah rel kereta api layang antara [[Stasiun Mangga Besar]] dan [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]].<ref>Google Maps: [https://www.google.com/maps/place/Mangga+Dua+Sel.,+Sawah+Besar,+Kota+Jakarta+Pusat,+Daerah+Khusus+Ibukota+Jakarta/@-6.1421705,106.8190722,15z/data=!4m5!3m4!1s0x2e69f5fa4156e0bd:0x29423925545e08a3!8m2!3d-6.1418556!4d106.8281623 ''Mangga Dua Sel., Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat'']. Diakses 28/X/2017.</ref>
 
Sampai dengan tahun 2016, jumlah penduduk kelurahan ini adalah sebanyak 34.944 jiwa, terdiri dari 17.877 orang laki-laki dan
17.067 orang perempuan. Kepadatan penduduk rata-rata adalah 271 orang perhektare.<ref name=bps/>{{rp|45}} Mata pencaharian warga kelurahan ini kebanyakan adalah pedagang (12.776 orang), pegawai swasta (10.030 orang), serta pegawai negeri dan tentara (7.053 orang).<ref name=bps>BPS Jakarta Pusat (2017). [https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Kecamatan-Sawah-Besar-Dalam-Angka-2017.pdf ''Kecamatan Sawah Besar Dalam Angka 2017'']. Jakarta: Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Pusat. ISSN : 0852-2189.</ref>{{rp|51}}
 
Kelurahan Mangga Dua Selatan memiliki [[kode pos]] 10730.
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Masjid Manggadua.jpg|thumbjmpl|[[Masjid Manggadua]], sekitar tahun 1920-an.]]
Kampung Manggadua keberadaannya setidak-tidaknya sudah tercatat semenjak tahun 1685; ketika itu telah dihuni oleh sejumlah kecil suku [[Ambon]] muslim.<ref name=hendrik/>{{rp|97}} Pada tahun-tahun tersebut, Pemerintah Tinggi [[VOC]] (''de Hoge Regering'') mulai menata kampung-kampung di kawasan ''Ommelanden'', yakni wilayah di luar benteng [[Batavia]], untuk mengawasi dan mengendalikan berbagai kelompok etnis yang tinggal di Batavia dan sekitarnya. Tiap-tiap etnis dikumpulkan dalam satu, atau beberapa, kampung yang tersendiri dan diletakkan di bawah pengawasan dan pengaturan [[kapitan]] masing-masing. Semua ini dilakukan untuk mencegah dan mengurangi keributan antar suku dan menjaga Batavia dari pencurian, perampokan serta gangguan keamanan yang kemungkinan dilakukan oleh penghuni ''Ommelanden''.<ref name=hendrik/>{{rp|94-9,}}<ref name=kompas>{{aut|[[Parakitri Tahi Simbolon|Simbolon, P.T.]]}} (2006). ''Menjadi Indonesia''. Cet. ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. xxxvii+ 846 hlm. ISBN 979-709-264-X.</ref>{{rp|46-62}}
 
Namun, upaya untuk memilah-milah dan memisahkan aneka suku bangsa yang tinggal di Batavia dan sekitarnya itu terbilang gagal.<ref name=kompas/>{{rp|58}} Berselang dua puluhan tahun, sebagaimana dicatat oleh [[Cornelis Chastelein|Chastelein]] dan juga [[Frederik de Haan|de Haan]], pada awal abad ke-18 Kampung Manggadua telah diramaikan oleh pelbagai suku bangsa yang tinggal berbaur di sini, termasuk di antaranya suku-suku [[Bali]], [[Jawa]], dan [[Cina]]. Nama kampung ini berasal dari dua batang pohon [[mangga]] yang besar, yang tumbuh di dekatnya.<ref name=hendrik>{{aut|Niemejer, H.}} (2012). ''Batavia: masyarakat kolonial Abad XVII''. Jakarta: Masup Jakarta. xiv+449 hlm. ISBN 978-602-96256-7-7.</ref>{{rp|100}}
 
Pada masa-masa selanjutnya, Kampung Manggadua berkembang menjadi permukiman yang banyak dihuni oleh orang-orang Jawa; meski suku lain pun turut bertambah banyak. Sebuah masjid tua pernah berdiri di sini, dikitari oleh pekuburan yang luas, konon dibangun pada tahun 1841. Kini disebut [[Masjid Nurul Abrar, Mangga Dua|Masjid Nurul Abrar]], Masjid Nurul Abror, atau Masjid Manggadua, tempat ibadah ini dipugar total pada tahun 1986, dengan menyisakan empat tiang utama (''soko guru'') yang masih asli. Makam-makam yang sekarang ada di dalam dan di sekitarnya mencerminkan bahwa memang Kampung Manggadua telah lama ditinggali oleh berbagai suku bangsa. Di antaranya, makam Sayid Abubakar bin Sayid Aluwi dan makam Bahsan Jamalulail (suku [[Arab]]), serta makam Rd. Tumenggung Anggakusumah Dalem-Gadjah (suku [[Sunda]]). Seorang dari keluarga [[Kesultanan Banten]] pun tercatat pernah tinggal di sini, yakni Pangeran Ratu Bagus Urip Mohammad (wafat 1685).<ref name=heuken>{{aut|[[Adolf Heuken|Heuken, A.]]}} (2016). ''Tempat-tempat bersejarah di Jakarta''. Ed. ke-8. Jakarta :Cipta Loka Caraka.</ref>{{rp|215-6,}}<ref>Liputan 6: [http://news.liputan6.com/read/147677/masjid-nurul-abrar-terhimpit-di-tengah-kota ''Masjid Nurul Abrar terhimpit di tengah kota], berita 17 Sep 2007, 09:30 WIB. Diakses 28/X/2017.</ref>
 
== Angkutan umum ==
Baris 47:
 
== Pranala luar ==
* Pemerintah DKI Jakarta: [http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1785/Mangga-Dua ''Kampung Mangga Dua'']. Diakses 28/X/2017.
* Pemerintah DKI Jakarta: [http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1786/Mangga-Dua ''Masjid Mangga Dua'']. Diakses 28/X/2017.
* AWMU: [http://www.majelisqummania.com/2017/06/makam-keramat-mangga-dua-jakarta.html ''Makam keramat Mangga Dua Jakarta'']. Diakses 28/X/2017.