Gambir, Jakarta Pusat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: penggantian teks otomatis (-Olah raga, +Olahraga; -olah raga, +olahraga |
||
Baris 16:
Sebelum dikembangkan oleh [[Daendels]] sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun [[1658]] masih berupa daerah rawa-rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama [[Anthony Paviljoen]], daerah ini telah mulai disewakan kepada masyarakat [[Tionghoa]] untuk digarap sebagai lahan pertanian sayur-sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang daerah ini timbul pasar yang berlanjut terus menerus sebagai pasar tempat memperingati hari lahir ratu Belanda yang diadakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut [[pasar Gambir]].
Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan ''Koningsplein ''yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Gambir. Lapangan ini kemudian dikenal dengan nama [[Lapangan Ikada]] (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini mengingatkan kita pada peristiwa rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi di lapangan Ikada. Pada masa lalu, di lapangan ini terdapat perkumpulan olahraga dan yang paling terkenal adalah ''Bataviaasche Sport Club'' (BSC) dan ''Batavia Buitenzorg Wedloop Societiet'' (BBWS). BSC adalah perkumpulan
== Daftar Kelurahan ==
|