Adji Darma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 39:
 
'''Adji Madoera / Aji Daha''' sekitar tahun 1845 juga mengambil alih '' "Kerajaan Buntar Laut" '' dari bibinya Gusti Dandai yang meninggal dunia karena tidak memiliki keturunan.Sehingga wilayah kekuasaannya menjadi '''Cantung dan Buntar Laut'''.[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&pg=RA1-PA353&dq=adji+mandoera&hl=id&sa=X&ei=6esiUa67K8rNrQeskIHwCg&ved=0CDIQ6AEwAg#v=onepage&q=adji%20mandoera&f=false]
Pada tanggal ''' ''10 Oktober 1862 (BT 10 Oktober 1862 No.22) Adji Madoera '' mengadakan "Kontrak politik" dengan Pemerintahan Hindia Belanda. [[Berkas:Atas nama Raja.JPG|thumbjmpl|IN NAAM DES KONINGS]]
Adji Madoera memberikan Kekuasaan kepada Anaknya Pangeran Koesoemanegara sekitar tahun ''"1864"''. Semenjak tahun 1864 di mulailah era kepemimpinan Raja Cantung dan Buntar laut ''Pangeran koesoemanegara / Adji Darma''. [http://books.google.co.id/books?id=InHOAAAAMAAJ&q=adji+mas+rawan&dq=adji+mas+rawan&hl=id&sa=X&ei=Au0iUaDTEMTWrQeFvIGgDQ&ved=0CDQQ6AEwAg]
 
Baris 55:
 
Kolonial Hindia Belanda yang terkenal dengan "politik adu domba" menyusun strategi untuk menjatuhkan kekuasaan Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma , Sehingga sekitar tahun 1890 dia di anggap makar oleh Kolonial Hindia Belanda karena ikut membantu '''"Goesti Arsyad/Sultan Moh Seman" dalam perang kemerdekaan/perang melawan penjajahan yang pada akhirnya di ''internir/exiled'' '''(diasingkan) ke Surabaya melalui jalan laut , lalu di teruskan ke Pelabuhan Panarukan (di bawah karesidenan Besuki) dan selanjutnya ditempatkan di '''Bondowoso Jawa Timur''' dengan pengawalan yang ketat.'' "(BT 30 Oktober 1901 No.46)"''
[[Berkas:Makam Pangeran Koesoemanegara.JPG|thumbjmpl|Makam Pangeran Kasoema Nagara di [[Bondowoso]]]]
''Ratoe Jumantan'' Ibunda Pangeran Koesoemanegara ikut serta hingga ke Bondowoso Jawa Timur. Ratoe Jumantan meninggal dan di makamkan di Bondowoso bersebelahan dengan makam Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma pada tahun 1325 H atau tahun 1904