Kerajaan Kadiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raden Salman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Raden Salman (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 43:
[[Berkas:Vishnu Kediri.jpg|thumb|left|160px| Arca [[Wisnu]], berasal dari [[Kediri]], abad ke-12 dan ke-13.]]
 
Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan KadiriPanjalu berdiri. Daha merupakan singkatan dari ''Dahanapura'', yang berarti ''kota api''. Nama ini terdapat dalam [[prasasti Pamwatan]] yang dikeluarkan [[Airlangga]] tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam ''[[Serat Calon Arang]]'' bahwa, saat akhir pemerintahan [[Airlangga]], pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di [[Kahuripan]], melainkan pindah ke Daha.
 
Pada akhir November 1042, [[Airlangga]] terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama [[Sri Samarawijaya]] mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama [[Mapanji Garasakan]] mendapatkan kerajaan timur bernama [[Janggala]] yang berpusat di kota lama, yaitu [[Kahuripan]].
Baris 49:
Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang dipimpin [[Airlangga]] sudah bernama Panjalu, yang berpusat di Daha. Jadi, [[Kerajaan Janggala]] lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Adapun [[Kahuripan]] adalah nama kota lama yang sudah ditinggalkan [[Airlangga]] dan kemudian menjadi ibu kota [[Janggala]].
 
PadaKerajaan mulanyaini, namalebih tepat disebut Panjalu. atauKarena Pangjaludalam memangprasasti-prasasti lebihyang seringtelah dipakaiditemukan, daripadabanyak menyebutkan nama KadiriPanjalu. HalSeperti inipada dapatprasasti dijumpaihantang dalam(1135) prasasti-prasastiterungkap yangkalimat diterbitkan"Panjalu olehJayati raja-rajaatau Panjalu Kadirimenang". Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai '''Pu-chia-lung''' dalam [[kronik Cina]] berjudul ''Ling wai tai ta'' (1178).
 
Nama "Kediri" atau "Kadiri" sendiri berasal dari kata ''Khadri'' yang berasal dari bahasa [[Sansekerta]] yang berarti pohon ''pacé'' atau [[mengkudu]] (''[[Morinda citrifolia]]''). Batang kulit kayu pohon ini menghasilkan zat perwarna ungu kecokelatan yang digunakan dalam pembuatan batik, sementara buahnya dipercaya memiliki khasiat pengobatan tradisional.
 
== Perkembangan kerajaan ==