Ahmed Tevfik Pasha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 6:
Dia memegang jabatan selama tiga periode, pertama pada 1909 di bawah kepemimpinan [[Abdul Hamid II]], dan dari 1918 hingga 1919 kemudian dari 1920 hingga 1922 di bawah kepemimpinan [[Mehmed VI]] selama pendudukan sekutu [[Konstantinopel]]. Selain itu, Ahmet Tevfik juga merupakan seorang diplomat, anggota [[Senat Utsmaniyah]], dan menteri luar negeri.
 
Ahmet tevfik lahir pada 11 Februari 1845 di [[Konstantinopel]]. Ayahnya, Ferik Ismail Pasha, adalah seorang keturunan [[Tatar Krimea]] yang berasal dari [[Dinasti Guray]]. Ahmet Tevfik memasuki dinas militer namun mengundurkan diri setelah menjadi petugas junior, kemudian memasuki pelatihan birokrasi pemerintah. Setelah 1872, ia mengadakan berbagai tugas kementerian luar negeri. Setelah menjabat sebagai duta besar di [[Roma]], [[Wina]], [[St. Petersburg]], dan [[Athena]], ia menjabat sebagai kuasa usaha Utsmaniyah dan duta besar untuk Jerman di [[Berlin]] dari 1885 hingga 1895. [2] Setelah kembali ke [[Istanbul]], ia menjabat sebagai menteri luar negeri ([[bahasa Turki]]: ''hariciye nazırı'') dari 1899 hingga 1909. Setelah Era Proklamasi Konstitusi Kedua pada 1908, Ahmet Tevfik Pasha diangkat menjadi anggota dari Senat Turki Utsmaniyah ([[bahasa Turki]]: ''ayan meclisi''), majelis tinggi dari yang ‘dihidupkan kembali’ parlemen, majelis umum ([[bahasa Turki]]: ''meclis-i mebusan'').
 
Saat bertugas sebagai [[kuasa usaha]] di [[Athena]], dia bertemu dan menikahi Elisabeth Tschumi, seorang wanita [[Swiss]] yang bekerja sebagai pengasuh anak-anak diplomat lain. Kemudian mereka memiliki lima anak.
Baris 14:
Periode pertama jabatan sebagai wazir agung
 
Ahmet Tevfik Pasha sebagai [[wazir agung]] adalah salah satu akibat langsung hasil dari gagalnya kontra revolusi insiden 31 Maret (yang sebenarnya terjadi pada tanggal 13 April) pada tahun 1909. Ketika para absolutis mengumumkan kudeta balasan, mereka menuntut dan menerima pengunduran diri wazir agung sebelumnya, [[Hüseyin Hilmi Pasha]]. Meskipun pengganti pilihan mereka bukanlah Ahmet Tevfik Pasha, pengangkatannya setidaknya memenuhi tuntutan mereka untuk menghapus Hüseyin Hilmi Pasha. [3], Ahmet Tevfik Pasha, yang dengan enggan mengambil jabatan tersebut atas desakan pro-absolutis [[Sultan Abdul Hamid II]], membentuk sebuah pemerintahan yang terdiri dari sebagian besar anggota non-partisan dan anggota netral serta mengambil tindakan pencegahan untuk membatasi pertumbuhan kekerasan yang telah dimulai di Istanbul dan [[Adana]]. Setelah ''Hareket Ordusu'' (bahasa Indonesia: Gerakan Angkatan Bersenjata) memasuki [[Istanbul]] dan mengembalikan pemerintahan konstitusional, dan [[Abdul Hamid]] digulingkan, Ahmet Tevfik Pasha mengundurkan diri dan Hüseyin Hilmi Pasha kembali sebagai wazir agung.
 
Periode kedua sebagai wazir agung
 
Setelah Perang Dunia I dan pengunduran diri [[Ahmet Izzet Pasha]], Ahmet Tevfik Pasha kembali ditunjuk sebagai wazir agung pada tanggal 11 November 1918. Dua hari setelah masa jabatannya dimulai, sekutu memulai pendudukan mereka di [[Istanbul]]. Sekutu menekan [[Sultan Mehmet VI]] untuk membubarkan parlemen pada tanggal 21 Desember 1918, dan selama beberapa minggu, pemerintahan Ahmet Tevfik Pasha juga bubar. Dia membentuk pemerintahannya lagi pada tanggal 12 Januari 1919, namun setelah penjajah memaksa dia untuk membubarkannya sekali lagi, dia mengundurkan diri sebagai wazir agung pada tanggal 3 Maret 1919. [4]
 
Konferensi Perdamaian Paris
 
Setelah masa jabatan keduanya sebagai wazir agung, Ahmet Tevfik Pasha menjadi kepala Senat Turki Utsmaniyah (yang belum bubar, tidak seperti majelis rendah). Dia kemudian menjabat sebagai presiden delegasi [[Turki Utsmaniyah]] ke [[Konferensi Perdamaian Paris]] yang mengakhiri [[Perang Dunia I]]. Delegasi Ahmet Tevfik Pasha menolak persyaratan berat dari perjanjian yang diajukan, namun delegasi lain yang dikirim oleh Wazir Agung Damat Ferid Pasha menerima persyaratan tersebut dan menandatangani [[Perjanjian Sèvres]]. [5]
 
Periode ketiga sebagai wazir agung