Tahlil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 12:
Jika digabungkan dengan kata ''laa'', menjadi ''laa ilaaha'' (لا إلـه), maka artinya tidak ada sesembahan atau sesuatu yang menjadi sasaran [[ibadah]], apapun bentuknya.
 
'''Kata illa''', artinya kecuali, disebut dengan huruf ''istitsna’'' (pengecualian) yang bertugas untuk mengeluarkan kata yang terletak setelah ''illa'' dari hukum yang telah dinafikan oleh ''laa''.
 
Sebagai contoh, ''‘Laa rajula fil Masjid illa Muhammad’'', Tidak ada lelaki apapun di [[masjid]], selain Muhammad. Kata Muhammad dikeluarkan dari hukum sebelum ''illa'' yaitu peniadaan semua jenis laki-laki di masjid.
 
'''Kata Allah''', Dialah Sang [[Tuhan]], dikenal oleh [[makhluk]] melalui fitrah mereka, karena Dia Pencipta mereka.
Baris 23:
“Allah Dialah ''al-Ma’bud'' (yang diibadahi), ''al-Ma’luh'' (yang disembah). Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Dia”. (Madarij as-Salikin, 3/144).</ref> Dari keterangan ini, [[ulama]] menyebutkan rukun kalimat ''laa ilaaha illallaah'' ada 2.<ref>At-Tauhid li anNasyiin, hlm. 30.</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}