Wicitrawirya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Kitab = ''[[Mahabharata]]'' (''[[Adiparwa]]'')
| PasanganIstri = [[Ambika]] dan [[Ambalika]]
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
| OrangtuaAyah = [[Santanu]] (ayah) dan [[Satyawati]] (ibu)
| Ibu = [[Satyawati]]
| Anak = [[Dretarastra]], [[Pandu]], [[Widura]]
| Dinasti = [[Dinasti Kuru|Kuru]],
| Golongan = [[Candrawangsa]]
| Kasta = kesatria
| Profesi = raja
Baris 16 ⟶ 18:
}}
{{HastinaRaja}}
Dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', '''Wicitrawirya''' {{Sanskerta|विचित्रवीर्य|Vichitravīrya}} atau '''Citrawirya''' adalah salah satu putra Prabubungsu [[Santanu]], Raja [[Kerajaan Kuru|Kuru]]. Ibunya adalah [[Satyawati]], istri kedua Santanu. Ia merupakan adik [[Citrānggada]], dan kakak tirinya (laintirinya—lain ibu satu ayah) bernamaayah—bernama [[Bisma]] (Dewabrata). Menurut [[silsilah Dinasti Candra|silsilah keluarga Kuru]], Wicitrawirya merupakan kakek dari [[Pandawa]] dan [[Korawa]].
 
== Nama ==
Baris 24 ⟶ 26:
== Riwayat ==
 
Wicitrawirya lahir sebagai putra bungsu dari pasangan Prabu [[Santanu]] dengan [[Satyawati]]. Menurut deksripsi dari ''[[Adiparwa]]'', Wicitrawirya berwajah tampan seperti Dewa [[Aswin]], dan mampu memesona wanita mana pun dengan mudah.<ref name="sacred-text">{{citation|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01103.htm| title=''Shambava Parva'', Section CII. |publisher=''The Mahabharata'', Book 1: Adi Parva| site=Sacred-Texts.com| accessdate=3 November 2017}}</ref>
Wicitrawirya lahir sebagai putra bungsu dari pasangan Prabu [[Santanu]] dengan [[Satyawati]]. [[Citrānggada]] adalah nama kakak kandungnya yang menggantikan kekuasaan ayahnya dan memerintah [[kerajaan Kuru]] dengan baik. Namun, Citrānggada gugur di usia muda dalam suatu pertempuran. Sesuai dengan tradisi, maka Wicitrawirya menggantikan kekuasaannya. Pada waktu itu usia Wicitrawirya juga masih muda. Karena Wicitrawirya masih muda untuk melanjutkan pemerintahan, maka ia dibantu oleh saudara tirinya, [[Bisma]].
 
Wicitrawirya lahir sebagai putra bungsu dari pasangan Prabu [[Santanu]] dengan [[Satyawati]]. [[Citrānggada]] adalah nama kakak kandungnyakandung Wicitrawirya yang menggantikan kekuasaan ayahnyaSantanu dan memerintah [[kerajaan Kuru]] dengan baik. Namun, Citrānggada gugur di usia muda dalam suatu pertempuran. Sesuai dengan tradisi, maka Wicitrawirya menggantikan kekuasaannya. Pada waktu itu usia Wicitrawirya juga masih muda. Karena Wicitrawirya masih muda untuk melanjutkan pemerintahan, maka ia dibantu oleh saudara tirinya, [[Bisma]].
Ketika sudah cukup usia baginya untuk menikah, Bisma memilih calon pengantin yang tepat untuknya. Bisma pergi ke [[Kerajaan Kasi]] dan memenangkan [[sayembara]] yang diselenggarakan di sana. Ia membawa tiga putri Raja yang akan dipersembahkan kepada adiknya, Wicitrawirya. Ketiga putri tersebut bernama [[Amba]], [[Ambika]], dan [[Ambalika]]. Namun Amba tidak ingin menikah dengan Wicitrawirya karena cintanya tertuju kepada orang lain, maka hanya [[Ambika]] dan [[Ambalika]] yang menikahi Wicitrawirya.
 
Ketika sudah cukup usia baginya untuk menikah, Bisma memilih calon pengantin yang tepat untuknya. Bisma pergi ke [[Kerajaan Kasi]] dan memenangkan [[sayembara]] yang diselenggarakan di sana. Ia membawa tiga putri Rajaraja yang akan dipersembahkan kepada adiknya, Wicitrawirya. Ketiga putri tersebut bernama [[Amba]], [[Ambika]], dan [[Ambalika]]. Namun Amba tidak ingin menikah dengan Wicitrawirya karena cintanya tertuju kepada orang lain, maka hanya [[Ambika]] dan [[Ambalika]] yang menikahi Wicitrawirya.
Tak lama kemudian setelah pernikahannya, Wicitrawirya wafat karena mengidap penyakit paru-paru. Ia meninggal tanpa keturunan. Kedua janda Wicitrawirya akan dinikahkan kepada [[Bisma]] agar memiliki keturunan, namun ia menolak untuk menikah dan menolak untuk memiliki keturunan karena terikat terhadap sumpahnya. Akhirnya kedua janda tersebut diserahkan kepada Resi [[Byasa]] karena ia mampu memberikan putra kepada kedua janda tersebut dan masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan para Raja [[Hastinapura]].
 
TakDalam lamakitab kemudian''[[Adiparwa]]'' setelahdiceritakan pernikahannya,bahwa Wicitrawirya menikmati masa pernikahannya selama tujuh tahun. Ia wafat dalam usia muda karena mengidap [[tuberkulosis|penyakit paru-paru.]], Iatanpa meninggal tanpameninggalkan keturunan.<ref name="sacred-text"/> Kedua janda Wicitrawirya akan dinikahkan kepada [[Bisma]] agar memiliki keturunan, namun iaBismaa menolak untuk menikah dan menolak untuk memiliki keturunan karena terikat terhadap sumpahnya. Akhirnya kedua janda tersebut diserahkan kepada Resi [[Byasa]] karena ia mampusanggup memberikan putra kepada kedua janda tersebut dan masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan para Raja [[Hastinapura]].
 
== Janda dan keturunan ==
 
Kedua janda Wicitrawirya—[[Ambika]] dan [[Ambalika]]—akan menyelenggarakan ''[[Niyoga]]'' (ritual ''Putrotpadana'') untuk memohon anak, dan upacara tersebut dipimpin oleh Resi Byasa. Sebelumnya, Byasa menyuruh agar kedua janda tersebut mendatanginya sendirian untuk melakukan ritual suci tersebut. Pertama, Ambika datang. Karena ia takut, maka selama proses ritual ia menutup matanya. Byasa berkata bahwa kelak anaknya akan terlahir buta (setelah lahir, anak tersebut diberi nama [[Drestarastra]]).
 
Kemudian Ambalika datang. Karena ia takut, maka selama proses ritual wajahnya pucat. Byasa berkata bahwa anaknya akan terlahir dengan muka pucat sebagai penderita [[anemia]] dan tidak cukup sehat untuk memerintah kerajaan (setelah lahir, anak tersebut diberi nama [[Pandu]]).
Baris 44 ⟶ 48:
* [[Citrānggada]]
* [[Byasa]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
Baris 49 ⟶ 56:
 
{{start box}}
{{succession box|
|before=[[Citrānggada]]|
|years=Raja [[HastinapuraDinasti Kuru]]|
|title=Raja [[Dinasti KuruHastinapura]]|
|after=[[Pandu]]
}}
{{end box}}