Daftar Kaisar Mughal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 31:
| year = 2005
}}</ref> Diusir dari wilayah leluhurnya di Asia Tengah olehy Uzbek Khan, Pangeran Babur pada usia 14 tahun datang ke India untuk mewujudkan ambisi-ambisinya. Ia mengangkat dirinya sendiri di [[Kabul]] dan kemudian secara cepat menekan ke kawasan selatan India dari [[Afghanistan]] melalui [[Perlintasan Khyber]].<ref name="Berndl"/> Pasukan Babur menduduki sebagian besar utara India setelah kemenangannya di [[Pertempuran Panipat Pertama|Panipat]] pada 1526.<ref name="Berndl"/> Namun, pra-pendudukan dengan perang dan kampanye militer tak membuat kaisar baru tersebut mengkonsolidasikan raihan yang ia dapat di India.<ref name="Berndl"/> Ketidakstabilan kekaisaran menjadi bukti di bawah putranya, [[Humayun]], yang ditekan dari India dan ke Persia oleh para pemberontak.<ref name="Berndl"/> Pengasingan Humayun di Persia mendirikan hubungan diplomatik antara [[dinasti Safaviyah|Safaviyag]] dan Mughal, dan berujung pada meningkatnya pengaruh budaya Asia Barat di pemerintahan Mughal. Restorasi pemerintahan Mughal dimulai setelah Humayun kembali dari Persia pada 1555, namun ia wafata akibat kecelakaan fatal tak lama setelahnya.<ref name="Berndl"/> Putra Humayun, [[Akbar]], meneruskan tahta tersebut di bawah seorang wali raja, [[Bairam Khan]], yang membantu mengkonsolidasikan Kekaisaran Mughal di India.<ref name="Berndl"/>
 
Melalui perang dan diplomasi, Akbar dapat meluaskan kekaisaran tersebut di seluruh arah, dan menguasai hampir seluruh anak benua India di utara sungai [[Godawari]]. Ia membuat kelas baru dari bangsawan yang setia kepadanya dari arsitokrasi militer dari kelompok-kelompok sosial India, menerapkan pemerintahan modern dan mendukung pengembangan kebudayaan.<ref name="Berndl"/> Pada saat yang sama, Akbar mengintensifikasikan perdagangan dengan perusahaan-perusahaan dagang Eropa. Sejarawan India [[Abraham Eraly]] menyatakan bahwa bangsa-bangsa asing seringkali ditunjang oleh kekayaan melimpah dari pemerintahan Mughal, namun menyoroti bahwa pemerintahan tersebut menyembunyikan kenyataan-kenyataan yang lebih glap, yakni tentang seperempat keuntungan produk nasional kekaisaran tersebut dimiliki oleh 655 keluarga sementara sebagian besar 120 juta orang di India hidup dalam kemiskinan.<ref>Eraly, Abraham ''The Mughal Throne The Sage of India's Great Emperors'', London: Phonenix, 2004 page 520.</ref> Setelah mengalami apa yang menjadi perebakan epileptik pada tahun 1578 saat berburu harimau, yang ia anggap sebagai pengalaman keagamaan, Akbar makin melonggarkan Islam, dan untuk mendorong perpaduan sinkretistik dari Hindu dan Islam.<ref>Eraly, Abraham ''The Mughal Throne The Sage of India's Great Emperors'', London: Phonenix, 2004 page 191.</ref> Akbar membolehkan kebebasan berekspresi keagamaan dan berupaya untuk menyelesaikan perbedaan sosio-politik dan kebudayaan di kekaisarannya dengan mendirikan sebuah agama baru, [[Din-i-Ilahi]], dengan karakteristik kaut dari pemujaan penguasa.<ref name="Berndl"/> Ia meninggalkan para penerusnya sebuah negara yang stabil secara internal, pada pertengahan masa keemasannya, sebelum masa ketegangan politik timbul.<ref name="Berndl"/> Putra Akbar, [[Jahangir]], yang memerintah kekaisaran tersebut pada masa puncaknya, namun karena ia kecanduan [[opium]], urusan kenegaraan menjadi terbengkalai, dan menjadi berada di bawah pengaruh para pejabat pemerintahan saingan.<ref name="Berndl"/> Pada masa pemerintahan putra Jahangir, [[Shah Jahan]], budaya dan perkembangan pemerintahan mewah Mughal mencapai puncaknya saat [[Taj Mahal]] dibangun.<ref name="Berndl"/> Pada masa itu, keutamaan pemerintahan dimulai untuk pembiayaan melebihi pendapatan.<ref name="Berndl"/>
 
== Daftar Kaisar Mughal ==