Teungku Chik di Tiro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pulorawa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
|image_size = 150px
|caption = Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman
|birth_date = [[1 Januari]] [[1836]]
|birth_place = {{negara|Kesultanan Aceh}} [[Tiro]], [[Kabupaten Pidie|Pidie]], [[Aceh Darussalam]]
|known_for = Pahlawan Kemerdekaan Aceh
|death_date = [[31 Januari]] [[1891]]
|death_place = {{negara|Kesultanan Aceh}} [[Aceh Besar|Aneuk Galong, Aceh Besar]], [[Aceh Darussalam]]
|spouse =
Baris 13:
|religion = [[Islam]] [[Sunni]]
}}
'''[[Teungku]] Chik di Tiro Muhammad Saman''' ([[Tiro, Pidie]], [[1 Januari]] [[1836]] – Aneuk Galong, [[Kabupaten Aceh Besar|Aceh Besar]], [[31 Januari]] [[1891]]) adalah seorang [[pahlawan nasional]] dari [[Pedir]].
 
== Riwayat ==
[[Berkas:Jeurat Teungku Chik di Tiro.JPG|thumb|ki|Gerbang masuk makam Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman.]]
Teungku Muhammad Saman adalah putra dari Teungku Syekh Ubaidillah. Sedangkan ibunya bernama Siti Aisyah, putri Teungku Syekh Abdussalam Muda Tiro. Ia lahir pada tahun[[1 Januari]] [[1836]], bertepatan dengan 1251 Hijriah di Dayah Jrueng kenegerian Cumbok Lam Lo, [[Tiro]], daerah [[Kabupaten Pidie|Pidie]], Aceh. Ia dibesarkan dalam lingkungan agama yang ketat.
 
Ketika ia menunaikan ibadah haji di [[Mekkah]], ia memperdalam lagi ilmu agamanya. Selain itu tidak lupa ia menjumpai pimpinan-pimpinan [[Islam]] yang ada di sana, sehingga ia mulai tahu tentang perjuangan para pemimpin tersebut dalam berjuang melawan imperialisme dan [[kolonialisme]]. Sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya, Muhammad Saman sanggup berkorban apa saja baik harta benda, kedudukan, maupun nyawanya demi tegaknya agama dan bangsa. Keyakinan ini dibuktikan dengan kehidupan nyata, yang kemudian lebih dikenal dengan [[Perang Sabil]].