Masjid Baiturrahman 1 Robayan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dj Ran (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
== Gapura ==
Simbol pluralisme pada awal perkembangan Islam dengan perpaduan [[budaya Islam]] dan Hindu yang terdapat pada Gapura Masjid Jami' Baiturrahman Robayan. Gapura Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan dahulunya hanya berupa [[batu bata]] yang disusun menjadi [[gapura]] berbentuk sekarang ini. Untuk menjaga batu bata tidak lapuk, maka warga desa Robayan menutupi gapura dengan melapisi dengan semen (memplester) seperti sekarang. Walaupun bentuk masjidnya sekarang sudah direnovasi dan bentuk awalnya sudah tidak kelihatan lagi bentuk masjidnya, tetapi ada yang tidak diubah dan dibiarkan masih seperti aslinya yaitu '''''gapura masjid'''''. bentuk gapura pada Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan yang menggambarkan bentuk akulturasi arsitektur [[Hindu]] dan [[Islam]].
Gapura paduraksa biasanya di bangun pada pintu masuk area yang yang dianggap suci/inti. Gapura Paduraksa Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan bagian atasnya berbentuk menyerupai sayap tersebut terdapat kaitannya dengan Mitologi [[Hindu]] bahwa gunung memiliki sayap. Gunung dalam mitologi Hindu mempunyai sayap. Pintu gerbang paduraksa juga melambangkan gunung,
itulah sebabnya pada paduruksa bersayap. Selain itu makna sayap dalam mitologi hindu juga mengartikan pelepasan sehingga dalam Masjid Robayan gapura bersayap ini dapat pula diartikan sebagai makna terlepasnya orang yang memasuki masjid dari urusan duniawi.
Gapura masjid tersebut dahulunya terdapat piring-piring khas [[Tiongkok]], kemungkinan dulu Mbah Roboyo mendapatkan [[piring]] tersebut sebagai hadiah dari saudagar dari Tiongkok, Karena Mbah Roboyo adalah tokoh ulama sekaligus tokoh masyarakat di Desa Robayan, sedangkan Desa Robayan adalah termasuk Ibukota [[Kerajaan Kalinyamat]] bersama dengan Desa Kriyan dan Desa Bakalan. Tapi karena piring-piring tersebut rusak, pada saat mengganti plester atau semen pelapis gapura, sehingga piring tersebut tidak dipasang karena kondisinya rusak. Ada [[mitos]] ketika jalan raya dan pembangunan parit di depannya ingin diperlebarkan. Gapura harus dibongkar, tetapi setelah diukur ulang tiba-tiba gapura seolah-olah bergeser, sehingga tidak menghalangi perlebaran jalan. Bahkan ketika masjid direnovasi masyarakat Robayan harus meminta izin kepada Mbah Roboyo, dengan cara sowan ke makam dia.
 
== Mimbar ==