Filsafat fisika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 13:
Manusia sejak awal kemunculannya merupakan makhluk hidup dengan rasa penasaran yang tinggi terhadap fenomena alam yang terjadi disekelilingnya, seperti : seperti terbit tenggelamnya matahari, kemunculan gerhana, pergantian musim, pola yang dibentuk rasi bintang dan lain-lain<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.trentu.ca/physics/history_895.html|title=A Brief History and Philosophy of Physics|website=www.trentu.ca|access-date=2017-10-09}}</ref>. Pengamatan terhadap suatu fenomena alam yang terjadi dapat memudahkan aktifitas manusia sendiri, seperti memilih waktu untuk bercocok tanam yang tepat, navigasi pelayaran, migrasi hewan buruan dan masih banyak lagi. Dengan segala keterbatasannya manusia mencoba menjelaskan mengapa fenomena tersebut terjadi. Penjelasan yang berkaitan dengan hal-hal mistis pun bermunculan. Seperti pada zaman Yunani kuno misalnya, fenomena alam seperti petir dikaitkan dengan [[Zeus]] sang dewa petir. <ref name=":1" />
 
Penjelasan yang berkaitan dengan hal-hal mistis mudah diterima oleh kalangan awam, namun hampir tidak memiliki aspek aplikatif terkecuali mengandalkan kebetulan. Sains secara umum menawarkan penjelasan rasional terhadap keteraturan alam semesta <ref name=":1" />. Pun perkembangan ilmu pengetahuan pada peradaban manusia terjadi tidak secara serempak, misalnya [[Bangsa Maya|suku Maya]] di [[Meksiko]] telah mengembangkan pengertian angka desimal dan nol (0) sebelum banga [[Eropa]] mengenalnya.<ref>Cole, M.D., ''The Maya'', 3rd ed. (Thames and Hudson, London) 1984.</ref> Pencarian penjelasan rasional terhadap fenomena alam di eropa dimulai pada abad ke-6 SM. Diperakarsai filsuf-filsuf Yunani seperti [[Pythagoras]] dengan [[Teorema Pythagoras|teorema geometri]] dan teori musiknya<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/162502037|title=Roots to research : a vertical development of mathematical problems|last=D.|first=Sally, Judith|date=2007|publisher=American Mathematical Society|isbn=0821844032|location=Providence, R.I.|oclc=162502037}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/61691613|title=Music in theory and practice|last=Bruce.|first=Benward,|date=2003|publisher=McGraw-Hill|isbn=9780072942620|edition=7th ed|location=Boston|oclc=61691613}}</ref>, atau [[Leukippos|Leucippus]] (~440 SM.), [[Demokritos|Democritus]] (~420 SM.) dan [[Epikuros|Epicurus]] (342-270 SM.) yang mengemukakan hipotesis bahwa setiap materi tersusun dari atom yang tidak dapat terbagi lagi.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/244768656|title=The atomists, Leucippus and Democritus : fragments : a text and translation with a commentary|last=Leucippus.|last2=1936-|first2=Taylor, C. C. W. (Christopher Charles Whiston),|date=1999|publisher=University of Toronto Press|isbn=0802043909|location=Toronto [Ont.]|oclc=244768656}}</ref><ref name=":1" /> [[Aristoteles]] (~384 - 322 SM) dan [[Empedokles|Empedocles]] (~490-430 SM) mengemukakan lima elemen penyusun yakni : air, api, udara, tanah dan [[Ether|aether]].<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/221108071|title=History of western philosophy : and its connection with political and social circumstances from the earliest times to the present day|last=1872-1970.|first=Russell, Bertrand,|date=1991|publisher=Routledge|isbn=0415078547|edition=2nd ed|location=London|oclc=221108071}} hlm 62, 72.</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/308104|title=Aristotle: the growth and structure of his thought,|last=1933-|first=Lloyd, G. E. R. (Geoffrey Ernest Richard),|date=1968|publisher=Cambridge U.P|isbn=0521094569|location=London,|oclc=308104}}</ref>Aristoteles juga mengemukakan hipotesis tentang gerak dan bumi sebagai pusat alam semesta<ref>Aristotle (translated by J.L Stocks). {{Cite web|url=https://ebooks.adelaide.edu.au/a/aristotle/heavens/|title=On the Heavens|website=ebooks.adelaide.edu.au|language=en|access-date=2017-10-09}} hlm 1-2.</ref>
 
====== Zaman pertengahan ======