Seno Gumira Ajidarma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+
Wonxxi (bicara | kontrib)
Baris 42:
Seno Gumira Ajidarma adalah putra dari Prof. Dr. [[M.S.A Sastroamidjojo]], seorang guru besar Fakultas MIPA [[Universitas Gadjah Mada]] <ref name="seno g">{{id}} http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/seno.html.</ref>. Tapi, lain ayah, lain pula si anak. Seno Gumira Ajidarma bertolak belakang dengan pemikiran sang ayah.
 
Setelah lulus SMP, Seno tidak mau melanjutkan sekolah. Terpengaruh cerita petualangan [[Old Shatterhand]] di rimba suku [[Apache]], karya pengarang asal Jerman [[Karl May]], dia pun mengembara mencari pengalaman. Seperti di film-film: ceritanya seru, menyeberang sungai, naik kuda, dengan sepatu mocasin, sepatu model boot yang ada bulu-bulunya. Selama tiga bulan, ia mengembara di [[Jawa Barat]], lalu ke [[Sumatera|Sumatra]]. Sampai akhirnya jadi buruh pabrik kerupuk di [[Medan]]. Karena kehabisan uang, dia meminta uang kepada ibunya. Tapi, ibunya mengirim tiket untuk pulang. Maka itu, Seno pulang dan meneruskan sekolah.
 
Ketika SMA, ia sengaja memilih SMA Kolese De Britto yang boleh tidak pakai seragam. Komunitas yang dipilih sesuai dengan jiwanya. Bukan teman-teman di lingkungan elite perumahan dosen Bulaksumur (UGM), rumah orang tuanya. Tapi, komunitas anak-anak jalanan yang suka tawuran dan ngebut di Malioboro.Dia juga ikut teater Alam pimpinan [[Azwar A.N]] selama dua tahun.
Komunitas yang dipilih sesuai dengan jiwanya. Bukan teman-teman di lingkungan elite perumahan dosen Bulaksumur (UGM), rumah orangtuanya. Tapi, komunitas anak-anak jalanan yang suka tawuran dan ngebut di Malioboro.Dia juga ikut teater Alam pimpinan [[Azwar A.N]] selama 2 tahun.
 
Tertarik puisi-puisi karya [[Remy Sylado]] di majalah ''Aktuil'' Bandung, Seno pun mengirimkan puisi-puisinya dan dimuat. Teman-teman Seno mengatakan Seno sebagai penyair kontemporer. Seno tertantang untuk mengirim puisinya ke majalah sastra [[Horison|''Horison'']]. Kemudian, Seno menulis cerpen dan esai tentang teater.
 
Pada usia 19 tahun, Seno bekerja sebagai wartawan, menikah, dan pada tahun itu juga Seno masuk [[Institut Kesenian Jakarta]], jurusan sinematografi.<ref name="seno g"/>
Baris 53 ⟶ 52:
Dia menjadi seniman karena terinspirasi oleh [[Rendra]] yang santai, bisa bicara, hura-hura, nyentrik, rambut boleh gondrong.
 
Sampai saat ini, Seno telah menghasilkan puluhan cerpen yang dimuat di beberapa media massa. Cerpennya ''Pelajaran Mengarang'' terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas 1993. Buku kumpulan cerpennya, antara lain: [[Manusia Kamar]] (1988), [[Penembak Misterius]] (1993), [[Saksi Mata]] (l994), [[Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi]] (1995), [[Sebuah Pertanyaan untuk Cinta]] (1996), [[Iblis Tidak Pernah Mati]] (1999). Karya lain berupa novel [[Matinya Seorang Penari Telanjang]][ (2000). Pada tahun 1987, Seno mendapat [[Sea Write Award]]. Berkat cerpennya ''Saksi Mata'', Seno memperoleh [[Dinny O’Hearn Prize for Literary]], 1997.
 
Pada tahun 2008 ia, dia bersama [[Linda Christanty]] dan [[Kris Budiman]], didapuk menjadi juri [[Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta]] (DKJ).
 
Kesibukan Seno sekarang adalah membaca, menulis, memotret, jalan-jalan, selain bekerja di Pusat Dokumentasi Jakarta-Jakarta.<ref name="seno g1">{{id}} http://www.goodreads.com/author/show/512651.Seno_Gumira_Ajidarma.</ref> Juga kini ia membuat komik. Baru saja ia membuat teater. Sekarang Seno menjadi Rektor di Institut Kesenian Jakarta sejak 2016 dan tetap menjadi dosen di Fakultas Film dan Televisi.