Balai Pustaka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
menambahkan daftar pegawai, mengoreksi tanggal, menambahkan referensi. |
||
Baris 48:
}}
'''Balai Pustaka''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: ''Balai Poestaka'', [[bahasa Jawa|bahasa Jawa ejaan lama]]: ''Balé Poestaka'') adalah sebuah perusahaan [[penerbitan]] dan [[percetakan]] [[Badan Usaha Milik Negara|milik negara]]. Balai Pustaka didirikan dengan nama ''Commissie voor de Inlansche School en Volkslectuur'' ([[bahasa Belanda]]: "Komisi untuk Bacaan Rakyat") oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]] pada tanggal [[14 September]] [[1908]]. ''
Menurut [[Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri BUMN]], [[Mustafa Abubakar]], Balai Pustaka kini terancam bangkrut dan akan dilikuidasi karena terus mengalami kerugian.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html "Two state-owned firms face liquidation", ''[[The Jakarta Post]]'', 1 November 2010].</ref>
Baris 60:
Tujuan lain yang dilakukan oleh Komisi Bacaan Rakyat (KBR) yaitu menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa hal ini juga bertujuan agar rakyat Indonesia buta terhadap informasi yang berkembang di negaranya sendiri.
Tidak semua usaha yang dilakukan oleh
Langkah maju yang dilakukan KBR, yang telah berhasil sebagai pencetak, penerbit, dan penjual majalah, adalah mengubah KBR menjadi Yayasan Resmi Balai Pustaka pada tahun 1917.
Baris 71:
== Era pendudukan Jepang ==
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Balai Pustaka tetap eksis namun menggunakan nama lain, yaitu {{nihongo|''Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku''|軍政監部国民図書局}}. Nama ini artinya kurang lebih adalah "Biro Pustaka Rakyat, Pemerintah Militer Jepang" dan merupakan terjemahan dari nama Belanda ''Commissie voor de Volkslectuur''.
== Pegawai dan Kontributor<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 116-117</ref> ==
Ketika masih bernama ''Commisie voor de Inlansche School en Volkslectuur'', badan penerbitan ini dipimpin oleh G.A.J. Hazeu yang dibantu enam orang anggota. Pemimpin selanjutnya adalah D.A. Rinkes yang menjabat ketika badan ini sudah bernama ''Kantor voor de Volkslectuur''.
Sejumlah sastrawan Indonesia pernah menjadi redaktur Balai Pustaka, di antaranya Sutan Takdir Alisjahbana, Nur Sutan Iskandar, Achdiat K. Mihardja, Pramoedya Ananta Toer, Utuy T. Sontani, Rusman Sutiasumarga, Hammid Jabbar, Abdul Hadi WM, dan Subagio Sastrowardoyo.
Setelah cendekiawan pribumi menulis untuk Balai Pustaka, kecurigaan semula tentang niat Pemerintah Hindia Belanda di balik Balai Pustaka berangsur berkurang. Beberapa cendekiawan itu adalah Mohammad Yamin, Agus Salim, Sutomo, Mariah Ulfah Santoso, Amir Syarifuddin, Mangunsarkoro, Margonohadikumo, Sumanang, dan Bahder Johan.
== Balai Pustaka Digital ==
|