Djoeanda Kartawidjaja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 69:
Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan Djoeanda di pecahan uang kertas rupiah baru NKRI, pecahan Rp50.000.<ref>{{cite news|author1=Angga Aliya ZRF|title=Rupiah Desain Baru Terbit Hari Ini|url=https://m.detik.com/finance/moneter/d-3374624/rupiah-desain-baru-terbit-hari-ini|accessdate=26 Januari 2017|work=detikfinance|date=19 Desember 2016}}</ref>
 
== Awal Kehidupankehidupan dan Pendidikanpendidikan ==
Ir. H. Djuanda dilahirkan di Tasikmalaya, 14 januariJanuari 1911, merupakan anak pertama pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat, ayahnya seorang Mantri Guru pada Hollandsch Inlansdsch School ([[HIS]]). Pendidikan sekolah dasar diselesaikan di HIS dan kemudian pindah ke sekolah untuk anak orang Eropa Europesche Lagere School ([[ELS]]), tamat tahun 1924. Selanjutnya oleh ayahnya dimasukkan ke sekolah menengah khusus orang Eropa yaitu ''[[Hoogere Burgerschool te Bandoeng]]'' ([[HBS]] Bandung, sekarang di tempati [[SMA Negeri 3 Bandung]] dan [[SMA Negeri 5 Bandung]]), dan lulus tahun 1929. Pada tahun yang sama dia masuk ke ''[[Technische Hoogeschool te Bandoeng]]'' ([[THS]]) sekarang [[Institut Teknologi Bandung]] ([[ITB]]) di Bandung, mengambil jurusan teknik sipil dan lulus tahun 1933. Semasa mudanya Djuanda hanya aktif dalam organisasi non politik yaitu Paguyuban Pasundan dan anggota Muhammadiyah, dan pernah menjadi pimpinan sekolah Muhammadiyah. Karier selanjutnya dijalaninya sebagai pegawai Departemen Pekerjaan Umum provinsi Jawa Barat, Hindia Belanda sejak tahun 1939.
 
Ir. H. Djuanda seorang abdi negara dan abdi masyarakat. Dia seorang pegawai negeri yang patut diteladani. Meniti karier dalam berbagai jabatan pengabdian kepada negara dan bangsa. Semenjak lulus dari [[TH Bandung]] (1933) dia memilih mengabdi di tengah masyarakat. Dia memilih mengajar di SMA Muhammadiyah di Jakarta dengan gaji seadanya. Padahal, kala itu dia ditawari menjadi asisten dosen di [[TH Bandung]] dengan gaji lebih besar. Selain itu, beliauia juga memulai keaktifan organisasinya sejak sebelum kemerdekaan di Pergerakan Pasoendan.
 
Setelah empat tahun mengajar di SMA Muhammadiyah Jakarta, pada 1937, Djuanda mengabdi dalam dinas pemerintah di Jawaatan Irigasi Jawa Barat. Selain itu, dia juga aktif sebagai anggota Dewan Daerah Jakarta.