Sejarah Myanmar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 192:
{{Utama|Pascakemerdekaan Birma, 1948–62}}
{{Lihat pula|Konflik internal di Myanmar}}
Tahun-tahun pertama sesudah kemerdekaan Birma ditandai oleh pemberontakan beruntun dari [[Kaum Komunis Bendera Merah]] pimpinan [[Thakin Soe]], [[Kaum Komunis Bendera Putih]] pimpinan [[Thakin Than Tun]], ''[[Yèbaw Hpyu]]'' (PVO Kamerad Putih) pimpinan [[Bo La Yaung]], salah satu dari [[Tiga Puluh Kamerad]], angkatan darat pemberontak yang menyebut diri Angkatan Darat Revolusioner Birma (''[[Revolutionary Burma Army]]'', disingkat RBA) pimpinan para petinggi Komunis [[Bo Zeya]], [[Bo Yan Aung]] dan [[Bo Yè Htut]] – ketiga-tiganya termasuk dalam Tiga Puluh Kamerad, [[Kaum Muslim Arakan]] atau [[Mujahid]], dan SerikatPersatuan Kebangsaan Karen (''[[Karen National Union]]'', disingkat KNUPKK).<ref name="ms"/>
 
Sesudah kemenangan Komunis di Tiongkok pada 1949, pelosok-pelosok terpencil di Birma Utara dikuasai selama bertahun-tahun oleh tentara angkatan darat [[Kuomintang]] dipimpin Jenderal [[Li Mi]].<ref name="ms"/>
Baris 219:
Pada 1978, sebuah operasi militer dilancarkan atas kaum Muslim [[Orang Rohingya|Rohingya]] di [[Negara Bagian Rakhine|Arakan]], yang diberi nama [[Operasi Raja Naga di Arakan|Operasi Raja Naga]], yang mengakibatkan 250.000 orang terpaksa [[pengungsi|mengungsi]] ke [[Bangladesh]].
 
StelahSetelah dibebaskan pada 1966, U Nu meninggalkan Birma pada pada bulan April 1969, dan membentuk Partai Demokrasi Parlementer (PDP) pada bulan Agustus tahun yang sama di [[Bangkok]], Thailand, bersama salah satu anggota Ketiga Puluh Kamerad, [[Bo Let Ya]], salah seorang tokoh pendiri CPB dan mantan Menteri Pertahanan dan deputi Perdana Menteri, Bo Yan Naing, dan U Thwin, mantan BIA dan mantan Menteri Perdagangan. Seorang lagi anggota Ketiga Puluh Kamerad, Bohmu Aung, mantan Menteri Pertahanan, kelak ikut menggabungkan diri. Yang keempat, Bo Setkya, yang telah bersembunyi selepas kudeta 1962, wafat di Bangkok tak lama sebelum U Nu tiba.<ref name="ms"/> PDP melancarkan aksi pemberontakan bersenjata di sepanjang perbatasan Thailand sejak 1972 sampai 1978 ketika Bo Let Ya terbunuh dalam sebuah serangan yang dilancarkan oleh organisasi Persatuan BangsaKebangsaan Karen (PBKPKK). U Nu, Bohmu Aung, dan Bo Yan Naing pulang ke Rangoon setelah mendapatkan amnesti pada 1980.<ref name="ms"/> Ne Win juga kelak diam-diam melakukan perundingan damai pada 1980 dengan KIO dan CPB, yang sekali lagi menemui jalan buntu sebagaimana perundingan yang sebelumnya.<ref name="ms"/>
 
=== Krisis dan Pemberontakan 1988 ===