Sejarah Myanmar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 54:
[[Bahasa Myanmar|Bahasa]] dan budaya Birma lambat laun menjadi bahasa utama di kawasan hulu Sungai Irawadi, menggeser bahasa dan budaya Pyu serta [[bahasa Pali]] pada penghujung abad ke-12. Kala itu, kepemimpinan orang Bamar dalam Kerajaan Pagan sudah tak dapat dipungkiri lagi. Dalam berbagai hal, orang Pyu di kawasan Birma Hulu telah menyesuaikan diri dengan adat-istiadat Bamar. Bahasa Birma, yang mula-mula adalah sebuah bahasa asing, kala itu telah menjadi ''[[lingua franca]]'' Kerajaan Pagan.
 
Kerajaan Pagan terpuruk pada abad ke-13 akibat semakin banyaknya tanah bebas pajak yang didermakan — pada era 1280-an, dua pertiga lahan subur di kawasan Birma Hulu telah didermakan bagi kepentingan agama, sehingga berdampak buruk bagi kemampuan kerajaan dalam mempertahankan kesetiaan para pejabat dan prajuritnya. Keadaan ini memicu kekacauan di dalam negeri dan memancing tantangan dari luar negeri, yakni serbuan-serbuan dari orang Mon, orang Monggol, dan orang [[Shan|orang Shan]].<ref name=vbl-119-123>Lieberman 2003: 119–123</ref>
 
Sejak permulaan abad ke-13, orang-orang Shan mulai mengepung wilayah Kemaharajaan Pagan dari arah utara dan timur. [[Suku Mongol|Orang Monggol]] yang telah menaklukkan Yunnan, kampung halaman orang Bamar, pada 1253, mulai melancarkan serangannya pada 1277. Pada 1287, orang Moggol menjarah rayah Pagan, mengakhiri kurun waktu pemerintahan Kerajaan Pagan selama 250 tahun di kawasan Lembah Sungai Irawadi dan sekitarnya. Pemerintahan Kerajaan Pagan di kawasan Birma Tengah berakhir sepuluh tahun kemudian, ditumbangkan oleh [[Kerajaan Myinsaing]] pada 1297.