Nambo, Banggai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{unreferenced|date=Januari 2017}}
Kecamatan Nambo adalah salah satu kecamatan yang berada di [[Kota Luwuk]], [[Provinsi Sulawesi Timur]] yangdi dibentuk pada tahun 2013 dimanamana Kantor Camatnya sekarang berkedudukan di Kelurahan Nambo Bosa. Kecamatan Nambo terdiri dari 6 Kelurahan dan 5 Desa yaitu Desa Koyoan, Desa Koyoan Permai, Kelurahan Nambo Lempek, Kelurahan Nambo Lempek Baru, Kelurahan Nambo Bosa, Kelurahan Nambo Padang, Kelurahan Lontio, Kelurahan Lontio Baru, Desa Lumbe, Desa Padungnyo dan Desa Sayambongin.
 
Penduduk di Kecamatan Nambo berjumlah ± 9.000 jiwa terdiri dari hampir 99% adalah Etnis Saluan, jadi jangan heran kalau di Kecamatan Nambo masyarakatnya menggunakan [[Bahasa Saluan]] sebagai bahasa sehari-hari. Masyarakat Kecamatan Nambo berpijak pada dasar budaya Saluan yang kuat yang berintisari nilai-nilai agama Islam sehingga masyarakat di Kecamatan Nambo hidup rukun dan damai dalam rangkai rumpun kekeluargaan yang kuat dan utuh.
 
Sebagai bagian dari Wallacea Area, hutan di Kecamatan Nambo adalah rumah dari satwa endemik Sulawesi seperti Anoa, Tarsius, Kumbang Bersisik Sulawesi, Kus-kus, Rusa, Kera Macaca Sulawesi, Biawak, Kumbang Bersisik Sulawesi, Burung Rangkong, Burung Elang, Burung Gagak, dan berbagai jenis burung dan satwa Sulawesi lainnya. Berbagai spesies tumbuhan juga menjadi kekayaan hayati dari hutan di Kecamatan ini.
 
Di Kecamatan Nambo terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi mulai dari wisata alam, sejarah sampai budaya yaitu: [[Air Terjun Dendengan]], [[Air Terjun Nabota]], AirTaman TerjunAir Uwe Nye-nyek, [[Danau Dowiwi]], [[Bukit Savana Jengket]], [[Pantai Koyoan]], [[Benteng Nambo]], [[Tenun Ikat Nambo]], [[Pandai Besi Nambo]], [[Kerajinan]] [[Kayu Nambo]], [[Anyaman]], dll. Kecamatan Nambo juga sangat dikenal sebagai Kecamatan yang sangat mencintai dan melestarikan kesenian tradisionalnya seperti: [[Musik Karambangan Nambo]], [[Musik Gambus Nambo]], [[Tari Tontila]], [[Tari Allaho]], [[Tari Umapos]], dan [[Kirab Pandanga]]. Seni bela diri tradisional juga dilestarikan oleh masyarakatnya yaitu [[Langka Tano]], satu aliran silat tradisional Saluan yang hidup dan berkembang di Kecamatan Nambo dalam menghadapi penjajahan dahulu kala.
 
Kecamatan Nambo juga sangat dikenal sebagai Kecamatan yang sangat mencintai dan melestarikan kesenian tradisionalnya seperti: [[Musik Karambangan Nambo]], [[Musik Gambus Nambo]], [[Tari Tontila]], [[Tari Allaho]], [[Tari Umapos]], Tari Langka Tano, dan [[Kirab Pandanga]].
[[Durian Nambo]] adalah salah satu ikon kecamatan ini. [[Durian Nambo]] adalah durian yang tumbuh di pegunungan Kecamatan Nambo, sangat terasa aroma dan rasanya karena durian ini tidak diperam, dipanen dengan cara dipetik atau jatuh ketika sudah masak. Durian ini dijajakan oleh para penjual di sepanjang jalan di Kecamatan Nambo saat musimnya tiba. Menikmati durian ini langsung di bawah pohonnya adalah kenikmatan tersendiri, dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, dengan jalur yang sedikit menantang, adalah pengalaman advanture yang tak akan terlupakan.
 
Seni bela diri tradisional juga dilestarikan oleh masyarakatnya yaitu [[Langka Tano]], satu aliran silat tradisional Saluan yang hidup dan berkembang di Kecamatan Nambo dalam menghadapi penjajahan dahulu kala.
Selain [[Durian Nambo]], kecamatan ini juga adalah penghasil buah mangga dan buah-buahan lainnya, sayur-sayuran dan palawija, juga hasil perkebunan seperti kelapa, cengkih, kemiri, pala dan kakao, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Kecamatan Nambo adalah petani dan pekebun.
 
[[Durian Nambo]] adalah salah satu ikon kecamatan ini. [[Durian Nambo]] adalah durian yang tumbuh di pegunungan Kecamatan Nambo, rasanya sangat terasa aromaenak dan rasanyasegar karena durian ini tidak diperam, dipanen dengan cara dipetik atau jatuh ketika sudah masak. Durian ini dijajakan oleh para penjual di sepanjang jalan utama di Kecamatan Nambo saat musimnya tiba. Menikmati durian ini langsung di bawah pohonnya adalah kenikmatan tersendiri, dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, dengan jalur yang sedikit menantang, adalah pengalaman advantureadventure yang tak akan terlupakan.
 
Selain [[Durian Nambo]], kecamatan ini juga adalah penghasil buah mangga dan buah-buahan lainnya, sayur-sayuran dan palawija, juga hasil perkebunan seperti kelapa, cengkih, kemiri, pala dan kakao, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Kecamatan Nambo adalah petani dan pekebun.
 
Nelayan di Kecamatan Nambo tinggal di pesisir pantai Kecamatan Nambo, ragam tangkapan nelayan adalah: berbagai jenis ikan, cumi, gurita, dan kerang. Ikan air tawar juga dibudidayakan di kecamatan ini tepatnya di Desa Koyoan, yaitu ikan mas, ikan nila, dan ikan mujair.
 
Yang tak kalah unik, di Kecamatan ini dapat dijumpai fossil cumi-cumi purba ([http://www.bgs.ac.uk/discoveringGeology/time/fossilfocus/Belemnite.html belemnites]) berumur 150 juta tahun (Jura), fossil-fossil ini menyerupai peluru yang runcing, dapat ditemui di sepanjang kali Nambo.
 
Tak lupa pula Kecamatan ini sangat dikenal dengan pemain sepak bolanya yang handal berbakat alami, dikenal dengan klub sepak bola legendarisnya yaitu [[PS Mutiara Nambo]] yang selalu menjadi warna dalam setiap pertandingan sepak bola di [[Kota Luwuk]] dikarenakan klub sepak bola ini selalu memberikan penampilan terbaiknya yang dibalut dengan skill sepak bola yang dijiwai seni dan sportifitas olahraga.
 
Kecamatan yang layak menyandang gelar sebagai Kecamatan Budaya dan Pariwisata di [[Kota Luwuk]] [[Provinsi Sulawesi Timur]] ini hanya berjarak ± 3 Km dari [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir]] dan ± 16 Km dari Pusat [[Kota Luwuk]].
 
[[Kecamatan-stub}}