Kitab kuning: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 13027246 oleh 114.124.139.94 (bicara)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
====== '''Kitab kuning''', dalam pendidikan [[agama islam]], merujuk kepada [[kitab|kitab-kitab]] tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama islam (''diraasah al-islamiyyah'') yang diajarkan pada Pondok-pondok [[Pesantren Salaf|Pesantren]], mulai dari ''[[fiqh]]'', ''[[aqidah]]'', ''[[akhlaq]]''/''[[tasawuf]]'', [[tata bahasa]] [[bahasa arab|arab]] (''`ilmu nahwu'' dan ''`ilmu sharf''), ''[[hadits]]'', ''[[tafsir]]'', ''[[Ilmu Al-Qur'an|`ulumul qur'aan]]'', hingga pada ilmu [[sosial]] dan kemasyarakatan (''mu`amalah''). Dikenal juga dengan '''kitab gundul''' karena memang tidak memiliki ''harakat'' (fathah, kasrah, dhammah, sukun), tidak seperti kitab Al-Qur'an. Oleh sebab itu, untuk bisa membaca kitab kuning berikut arti harfiah kalimat per kalimat agar bisa dipahami secara menyeluruh, dibutuhkan waktu belajar yang relatif lama. ======
 
== Sejarah ==
Baris 7:
Sedangkan mengenai penyebutan istilah sebagai Kitab kuning, dikarenakan memang kitab-kitab tersebut kertasnya berwarna kuning, hal ini disebabkan warna kuning dianggap lebih nyaman dan mudah dibaca dalam keadaan yang redup. Ketika penerangan masih terbatas pada masa lampau, utamanya di desa-desa, para santri terbiasa belajar di malam hari dengan pencahayaan seadanya. Meski penerangan kini telah mudah, kitab-kitab ini sebagian tetap diproduksi menggunakan kertas warna kuning mengikuti tradisi, walaupun ada juga yang telah dicetak pada kertas berwarna putih (HVS). Sebab lainnya, adalah karena umur kertas yang telah kuno yang turut membuat kertas semakin lama akan menguning dan menjadi lebih gelap secara alami, juga disebutkan ketika dahulu lilin/lampu belum bercahaya putih dan masih kuning maka kertas berwarna putih atau kuning sama saja akan tetap terlihat kuning, sehingga ketika kertas kuning dahulu lebih ekonomis maka penggunaan kertas kuning dapat meringankan ongkos produksi secara massal. Kini di era modern Kitab-kitab tersebut telah dialih berkaskan menjadi fail [[buku elektronik]], misalnya ''chm'' atau ''pdf''. Ada juga ''software'' komputer dalam penggunaan kitab-kitab ini yaitu ''[[Maktabah Syamila]]'' (Shameela) yang juga mulai populer digunakan dikalangan para santri pondok pesantren modern.
 
[[Clifford Geertz]] seorang ahli antropologi dari Amerika Serikat dalam bukunya yang terkenal berjudul "Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa" (judul aslinya ''The Religion of Java'')<ref>Geertz, Clifford. ''[http://web.archive.org/web/20110821084102/http://koleksikemalaatmojo.blogspot.com/2008/09/abangan-santri-priyayi-dalam-masyarakat.html Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa] (The Religion of Java''), Pent. Aswab Mahasin, Pustaka Jaya, Cet. Ketiga, 1989. ISBN 977-419-068-3. Diakses 7 Oktober 2010</ref> memuat sekelumit ceria tentang kitab kuning. Ada pula buku karangan peneliti Belanda [[Martin van Bruinessen]] yang berjudul "Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat",<ref>Bruinessen, Martin van. ''[http://catalog.hathitrust.org/Record/002965329 Kitab kuning, pesantren dan tarekat : tradisi-tradisi Islam di Indonesia], Mizan, Cet. 1, Bandung, 1995. ISBN 979-433-061-2. Diakses 7 Oktober 2010''</ref> yang membahas sejarah kitab kuning dan pendidikan Islam tradisional di Indonesia.
 
== Beberapa kitab kuning terkenal ==
Baris 53:
* {{ar}} [http://shamela.ws/ Peranti Lunak Kitab Kuning Maktaba Shamela]
* {{id}} [http://lidwa.com/produk-layanan/ensiklopedi-hadits-kitab-9-imam-versi-online/ Peranti lunak Kitab Kuning Hadits]
* [https://pusatbacaanislami.blogspot.co.id/ Pusat Bacaan Islami]
 
[[Kategori:Islam]]