Suhita: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Prabu Stri Suhita''' adalah raja wanita [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]] (1428yang memerintah tahun 1427-1447), bersama suaminya yang bernama '''Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja'''.
 
Ia adalah puteri [[Wikramawardhana]]; ibunya adalah seorang selir dengan anak bernama [[Wirabhumi]].
==Silsilah Bhatara Hyang Parameswara==
Menurut ''[[Pararaton]]'', nama asli Parameswara adalah '''Aji Ratnapangkaja'''. Ibunya bernama Surawardhani alias Bhre Kahuripan, adik [[Wikramawardhana]]. Ayahnya bernama Raden Sumirat yang menjadi [[Bhre Pandansalas]], bergelar Ranamanggala.
 
Dalam ''[[Nagarakretagama]]'' (ditulis 1365), Surawardhani masih menjabat Bhre Pawanuhan dan belum menikah. Gelar Bhre Kahuripan saat itu masih dijabat neneknya, yaitu [[Tribhuwana Tunggadewi]]. Menurut ''[[Pararaton]]'', sepeninggal [[Tribhuwana Tunggadewi]] dan Surawardhani, jabatan Bhre Kahuripan kemudian diwarisi Ratnapangkaja.
 
Ratnapangkaja memiliki tiga saudara perempuan, yaitu Bhre Mataram, Bhre Lasem, dan Bhre Matahun. Ketiganya masing-masing secara unik dinikahi oleh ayah, anak, dan cucu, yaitu [[Wikramawardhana]], Bhre Tumapel, dan Bhre Wengker.
 
Bhre Wengker dari istri lain, memiliki putri Bhre Jagaraga dan Bhre Pajang, yang keduanya dinikahi Ratnapangkaja. Silsilah ini semakin rumit ketika Ratnapangkaja menikahi Suhita, putri [[Wikramawardhana]].
 
==Hubungan Suhita dengan Bhre Daha==
''[[Pararaton]]'' tidak menyebut secara jelas nama ibu Suhita. Silsilah Suhita muncul sebelum pemberitaan [[Perang Paregreg]]. Hal ini menimbulkan kesan, seolah-olah Suhita sudah lahir dan menikah dengan Ratnapangkaja sebelum perang terjadi.
 
Menurut ''[[Pararaton]]'', Ratnapangkaja bingung harus berpihak pada siapa ketika perang meletus. Apabila ia sudah menikahi Suhita tentu ia akan langsung memihak [[Wikramawardhana]], mengingat ''[[Pararaton]]'' tidak secara tegas menyebutkan kalau ibu Suhita adalah putri [[Bhre Wirabhumi]].
 
Penulis ''[[Pararaton]]'' memang sering mengabaikan urutan peristiwa secara kronologis. Misalnya, pemberontakan [[Ranggalawe]] disebut terjadi tahun 1295, tapi baru diberitakan setelah [[Jayanagara]] naik takhta (1309).
 
Seputar pemberitaan [[Bhre Wirabhumi]] dijumpai adanya tiga tokoh yang menjabat Bhre Daha. Yang pertama adalah ibu angkat [[Bhre Wirabhumi]] yang wafat sebelum perang meletus. Bhre Daha yang kedua adalah yang diboyong [[Wikramawardhana]] setelah [[perang Paregreg]] dan meninggal sebelum peristiwa bencana kelaparan terjadi tahun 1426. Sedangkan Bhre Daha yang ketiga naik takhta menggantikan [[Wikramawardhana]] dan menghukum mati Raden Gajah (pembunuh [[Bhre Wirabhumi]]).
 
Bhre Daha yang pertama dipastikan adalah [[Rajadewi]] putri bungsu [[Raden Wijaya]]. Menurut ''[[Nagarakretagama]]'', [[Bhre Wirabhumi]] dinikahkan dengan Nagarawardhani cucu [[Rajadewi]].
 
Dari perkawinan tersebut lahir seorang putri yang menjabat Bhre Daha sepeninggal [[Rajadewi]]. Bhre Daha yang kedua inilah yang diboyong [[Wikramawardhana]] sebagai selir setelah kekalahan [[Bhre Wirabhumi]] tahun 1406.
 
Dari perkawinan tersebut, lahir Suhita sebagai Bhre Daha menggantikan ibunya yang wafat menjelang bencana kelaparan 1426. Sepeninggal [[Wikramawardhana]], Bhre Daha alias Suhita naik takhta tahun 1427. Usianya saat itu dapat diperkirakan sekitar 20 tahun.
 
==Pemerintahan Suhita==
Suhita memerintah berdampingan dengan Ratnapangkaja bergelar Bhatara Parameswara. Pada tahun 1433 Suhita membalas kematian [[Bhre Wirabhumi]] dengan cara menghukum mati '''Raden Gajah''' alias '''Bhra Narapati'''. Dari berita ini terasa masuk akal kalau hubungan [[Bhre Wirabhumi]] dan Suhita adalah kakek dan cucu, meskipun tidak disebut secara tegas dalam ''[[Pararaton]]''.
 
Nama Suhita juga muncul dalam [[kronik Cina]] dari [[Kuil Sam Po Kong]] sebagai '''Su-king-ta''', yaitu raja [[Majapahit]] yang mengangkat Gan Eng Cu sebagai pemimpin masyarakat [[Cina]] di [[Tuban]] dengan pangkat A-lu-ya. Tokoh Gan Eng Cu ini identik dengan Arya Teja, kakek [[Sunan Kalijaga]].
 
Pada tahun 1437 Bhatara Parameswara Ratnapangkaja meninggal dunia. Sepuluh tahun kemudian, yaitu tahun 1447 Suhita meninggal pula. Pasangan suami istri itu dicandikan bersama di '''Singhajaya'''.
 
Karena tidak memiliki [[putra mahkota]], Suhita digantikan adiknya, yaitu [[Dyah Kertawijaya]], sebagai raja selanjutnya.
 
==Kepustakaan==
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). ''Sejarah Nasional Indonesia''. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Runtuhnya Kerajaan Jindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara'' (terbitan ulang 1968). Yogyakarta: LKIS
 
 
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Majapahit|tahun=14281427—1447|pendahulu=[[Wikramawardhana]]|pengganti=[[Dyah Kertawijaya]]}}
{{kotak selesai}}
{{indo-stub}}
 
 
[[Kategori: Raja Majapahit]]
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]
 
[[en:Suhita]]