Keselamatan dalam Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 6:
 
== Ringkasan ==
Menurut keyakinan Kristen, keselamatan dari [[Dosa (Kristen)|dosa]] secara umum dan dari [[dosa asal]] secara khusus dimungkinkan melalui kehidupan, wafat, dan [[kebangkitan Yesus]], yang dalam konteks keselamatan disebut sebagai "[[Pendamaian dalam Kekristenan|pendamaian]]".<ref name=CDOS>{{en}} "Christian Doctrines of Salvation." Religion facts. June 20, 2009. http://www.religionfacts.com/christianity/beliefs/salvation.htm</ref> [[Soteriologi]] Kristen berkisar dari konsep [[Keselamatan_Keselamatan (agama)#Kekristenan|keselamatan eksklusif]]<ref>{{en}} Newman, Jay. ''Foundations of religious tolerance.'' University of Toronto Press, 1982. ISBN 0-8020-5591-5</ref>{{rp|p.123}} sampai [[rekonsiliasi universal]].<ref>{{en}} Parry, Robin A. ''Universal salvation? The Current Debate.'' Wm. B. Eerdmans Publishing, 2004. ISBN 0-8028-2764-0</ref> Kendati beberapa perbedaan tersebar luas sebagaimana Kekristenan itu sendiri, hampir semua kalangan sepakat bahwa keselamatan Kristen dimungkinkan melalui karya [[Yesus Kristus]], [[Putra Allah]], yang wafat di kayu salib.
 
{{quote|Inti [[iman Kristen]] adalah realitas dan harapan akan keselamatan dalam Yesus Kristus. Iman Kristen adalah iman dalam Allah keselamatan yang diwahyukan dalam Yesus dari Nazaret. Tradisi Kristen selalu menyamakan keselamatan ini dengan penggenapan eskatologis dan transenden dari keberadaan manusia dalam suatu kehidupan yang bebas dari dosa, keterbatasan, dan mortalitas, serta dipersatukan dengan Allah Tritunggal. Hal ini mungkin merupakan butir iman Kristen ''yang'' tidak dapat dinegosiasikan. Apa yang menjadi bahan perdebatan adalah hubungan antara keselamatan dengan aktivitas kita di dunia ini.|Anselm Kyongsuk Min<ref name="Min">{{en}} Min, Anselm Kyongsuk. ''Dialectic of Salvation: Issues in Theology of Liberation.'' Albany, N.Y.: State University of New York Press, 1989. ISBN 978-0-88706-908-6</ref>{{rp|p.79|date=June 2009}}}}
Baris 22:
Pandangan transformasi moral telah dikritik dan ditolak oleh banyak kalangan [[Kristen Protestan]] karena berbagai alasan. Para kritikus meyakini bahwa pandangan transformasi moral bertentangan dengan berbagai ayat dalam Alkitab (terutama ayat-ayat dari [[Rasul Paulus]] mengenai 'iman' dan 'perbuatan'), meremehkan kadar keseriusan dosa, dan menyangkal [[pendamaian dalam Kekristenan|nilai pendamaian]] dari wafatnya Yesus.{{Citation needed|date=January 2012}}
 
=== ''Christus Victor'' ===
Dalam pandangan ''Christus Victor'' ([[Kristus Pemenang]]), manusia membutuhkan keselamatan dari kuasa kejahatan. Yesus membawa keselamatan bagi manusia dengan cara mengalahkan kuasa kejahatan, khususnya [[Iblis dalam Kekristenan|Setan]]. Pandangan ini tampak dalam tulisan-tulisan para [[Bapa Gereja]] hingga abad ke-4 M, meski tetap populer selama beberapa abad selanjutnya. Beberapa perspektif mengenai gagasan ini masih ada, yang secara kasar dapat dibagi menjadi penaklukan Setan dan penyelamatan dari kuasa Setan. Dalam versi penaklukan Setan, para penulis seperti [[Eusebius dari Kaisarea]] menggambarkan kalau Yesus mengalahkan Setan dalam suatu pertempuran rohani yang luar biasa yang terjadi antara wafat dan kebangkitan-Nya.<ref>{{en}} Eusebius, ''Proof of the Gospel'', 9.7.</ref> Dengan memenangkan pertempuran tersebut, Yesus mengalahkan Setan dan menyelamatkan manusia dari kekuasaannya. Pandangan ''Christus Victor'' tidak banyak dianut di [[Kekristenan Barat|Barat]].{{citation needed|date=May 2016}}
 
Baris 32:
 
=== Pengganti hukuman dan iman ===
[[FileBerkas:Jesus Saves Neon Cross Sign Church 2011 Shankbone.jpg|thumb|[[Neon]] salib 'Jesus Saves' di luar sebuah gereja Protestan di [[Kota New York]].]]
 
Pada abad ke-16, para [[Reformasi Protestan|Reformis Protestan]] menafsirkan kembali teori pemenuhan Anselmus di dalam suatu paradigma hukum. Dalam sistem hukum, pelanggaran menuntut hukuman, dan tidak ada pemenuhan yang dapat diberikan untuk menghindari kebutuhan ini. Mereka mengajukan suatu teori yang dikenal sebagai [[pengganti hukuman]], yang melaluinya Kristus mengambil hukuman atas dosa umat manusia sebagai pengganti mereka, dengan demikian menyelamatkan umat manusia dari [[pembalasan ilahi|murka Allah]] terhadap dosa. Substitusi atau pengganti hukuman karenanya menghadirkan Yesus yang menyelamatkan umat manusia dari hukuman ilahi atas kesalahan masa lalu mereka. Namun, keselamatan ini tidak tersaji secara otomatis dan seseorang perlu memiliki [[Iman dalam Kekristenan|iman]] untuk dapat menerima anugerah keselamatan yang cuma-cuma ini. Dalam pandangan pengganti hukuman, keselamatan tidak tergantung pada perbuatan atau upaya manusia.
 
Paradigma pengganti hukuman dianut secara luas di antara kalangan Protestan, yang sering menganggapnya hal sentral dalam Kekristenan. Bagaimanapun, teori ini juga banyak dikritik bahkan di dalam kalangan Protestan sendiri.<ref>{{en}} A. J. Wallace, R. D. Rusk ''Moral Transformation: The Original Christian Paradigm of Salvation'', (New Zealand: Bridgehead, 2011) ISBN 978-1-4563-8980-2</ref><ref>{{en}} David. A. Brondos, ''Paul on the Cross: Reconstructing the Apostle's Story of Redemption'' (Minneapolis, MN: Fortress Press, 2006) ISBN 978-0-8006-3788-0</ref><ref>{{en}} Stephen Finlan, ''Problems With Atonement: The Origins Of, And Controversy About, The Atonement Doctrine'' (Liturgical Press, 2005) ISBN 978-0-8146-5220-6</ref><ref>{{en}} Joel B. Green, Mark D. Baker, ''Recovering the Scandal of the Cross: Atonement in New Testament & Contemporary Contexts'' (IVP Academic, 2000) ISBN 978-0-8308-1571-5</ref> Para pendukung [[Perspektif Baru tentang Paulus]] juga berpendapat bahwa banyak kitab Perjanjian Baru yang ditulis oleh [[Rasul Paulus]], yang digunakan untuk mendukung teori pengganti hukuman, yang seharusnya ditafsirkan secara berbeda.
 
== Pandangan Katolik ==
Baris 49:
{{quote|"...{{interp|orig=Ia|Gereja}} mewartakan, dan harus selalu mewartakan Kristus sebagai 'jalan dan kebenaran dan hidup' (Yohanes 14:6), yang di dalam-Nya manusia dapat menemukan kepenuhan dari kehidupan religius, yang di dalam-Nya Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya sendiri."<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_decl_19651028_nostra-aetate_en.html|title=Nostra aetate|publisher=}}</ref>}}
 
Dalam [[Gereja Katolik]], pembenaran diberikan oleh Allah pertama-tama melalui tindakan (''[[ex opere operato]]'') dari [[pembaptisan]],<ref>{{KGK|1992|long=yes|quote=Justification is conferred in Baptism, the sacrament of faith.}}</ref> dengan mana orang tersebut secara formal dibenarkan dan dikuduskan oleh kekudusan dan keadilan pribadinya sendiri (''causa formalis''),<ref>{{en}} {{cite web|last=Pohle|first=Joseph|title=The Catholic Encyclopedia.|url=http://www.newadvent.org/cathen/06701a.htm|work=Sanctifying Grace|publisher=New Advent|accessdate=21 April 2014}}</ref> alih-alih diadaptasi oleh iman yang hidup semata sebagaimana menurut ''[[sola fide]]'', dan secara normal melalui [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Sakramen Rekonsiliasi]] apabila suatu [[dosa berat]] diperbuat. Kristus dapat berkarya di luar sakramen baptisan, sebagaimana hasrat untuk dibaptis merupakan rahmat yang cukup untuk memperoleh keselamatan, karena karya Allah tidak terbatas pada sakramen-sakramen saja.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.usccb.org/beliefs-and-teachings/what-we-believe/catechism/catechism-of-the-catholic-church/epub/OEBPS/26-chapter9.xhtml|title=Catechism of the Catholic Church|publisher=}}</ref> Namun demikian, Kristus melembagakan Sakramen Tobat bagi semua anggota Gereja yang berdosa: terutama bagi mereka yang, setelah Baptisan, telah jatuh ke dalam dosa berat, dan karenanya kehilangan rahmat pembaptisan mereka dan melukai persekutuan gerejani. Kepada mereka Sakramen Tobat menawarkan kemungkinan baru untuk melakukan perubahan dan memulihkan rahmat pembenaran. Para Bapa Gereja menyajikan [[Sakramen (Katolik)|sakramen]] ini sebagai "papan kedua [dari keselamatan] setelah kapal karam yang merupakan hilangnya rahmat". Sakramen ini bukan satu-satunya cara agar dosa dapat memperoleh pengampunan, karena, dalam kasus-kasus tertentu dan adanya [[penyesalan]], dosa dapat diampuni dengan mengakukannya secara langsung kepada Allah. Hal ini adalah salah satu sebab mengapa Gereja Katolik mengajarkan bahwa umat Kristen di luar Gereja dimungkinkan untuk memperoleh keselamatan, karena dalam banyak kasus denominasi Kristen lainnya tidak memiliki imamat yang dilembagakan dari Yesus Kristus dan karena itu tidak memiliki akses kepada kuasa "mengikat dan melepaskan" yang dipraktikkan para [[imam]] dari Perjanjian Baru melalui sakramen ini.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_decree_19641121_unitatis-redintegratio_en.html|title=Unitatis redintegratio|publisher=}}</ref> Dosa berat menjadikan [[pembenaran (teologi)|pembenaran]] hilang sekalipun iman (persetujuan intelektual) masih ada.
 
Dalam kanon 9 dari [[Konsili Trente]] sesi VI, Gereja Katolik menyatakan bahwa, "Apabila ada orang berkata bahwa orang berdosa dibenarkan oleh iman saja, yang berarti bahwa tidak diperlukan hal lain untuk bekerja sama dalam rangka memperoleh rahmat pembenaran, dan bahwa sama sekali ia tidak perlu mempersiapkan diri dan bertanggung jawab atas tindakan dari kehendaknya sendiri, biarlah ia menjadi anatema."<ref>{{en}} {{cite web|last=Church|first=Catholic|title=The Council of Trent|url=http://www.ewtn.com/library/councils/trent6.htm}}</ref> Juga dikatakan dalam sesi VII melalui kanon IV, "Apabila ada orang berkata, bahwa sakramen-sakramen dari Hukum Baru tidak diperlukan untuk keselamatan, dan bahwa tanpa sakramen-sakramen tersebut, ataupun tanpa menginginkannya, manusia memperoleh rahmat pembenaran dari Allah melalui iman saja; kendati memang tidak semua (sakramen) diperlukan setiap individu; biarlah ia menjadi anatema (ter[[ekskomunikasi]]).<ref>{{en}} {{cite web|title=The Council of Trent Session 7|url=http://history.hanover.edu/texts/trent/ct07.html}}</ref>