Bubungan Tinggi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Fdlysatria (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7:
 
Atap Bubungan Tinggi terletak di antara atap [[Pisang Sasikat]] yang menutupi kedua buah [[Anjung]]. Di sebelah depan atap Bubungan Tinggi disebut atap [[Sindang Langit]], sedangkan di belakang atap Bubungan Tinggi disebut atap [[Hambin Awan]]. Tetapi untuk rumah [[Gajah Baliku]] atap di sebelah depan atap Bubungan Tinggi disebut [[atap Gajah]] ([[atap perisai]]).
 
Meskipun masyarakat Banjar sekarang adalah masyarakat yang secara khusus hidup didalam unsur keagamaan [[Islam]], namun masih banyak sekali adat dan budaya Banjar yang masih mempertahankan adat budaya nenek moyang [[Dayak Kaharingan]]. Jika kita lihat maka di dalam kehidupan sehari hari masyarakat [[Banjar]] pun masih kental akan [[Kaharingan]] meski terkadang hal itu tidak disadari. Wajar saja, karna [[Kaharingan]] adalah kepercayaan awal suku [[Dayak]] di [[Kalimantan]]. Bahkan ketika mereka sudah memeluk agama [[Islam]] pun, masyarakat [[Banjar]] masih tidak bisa lepas total dari adat [[Kaharingan]] meskipun sebagian besar telah disunting agar sesuai dengan [[Islam]].
 
[[Rumah Banjar]] terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, pemisahan jenis dan bentuk rumah Banjar sesuai dengan filsafat dan religi yang bersumber pada kepercayaan nenek moyang yaitu [[Kaharingan]] yang mana dalam kepercayaan [[suku Dayak]] alam semesta yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu alam atas dan alam bawah.
 
[[Rumah Bubungan Tinggi]] merupakan lambang [[mikrokosmos]] dalam [[makrokosmos]] yang besar. Penghuni seakan-akan tinggal di bagian dunia tengah yang diapit oleh dunia atas dan dunia bawah. Di mana mereka hidup dalam keluarga besar, sedang kesatuan dari dunia atas dan dunia bawah melambangkan [[Mahatala]] dan [[Jatha]].
 
Rumah Bubungan Tinggi melambangkan berpadunya Dunia Atas dan Dunia Bawah di dalam [[Dwitunggal Semesta]].
 
Pada peradaban agraris, rumah dianggap keramat karena dianggap sebagai tempat bersemayam secara [[ghaib]] oleh para [[dewata]] seperti pada [[rumah Balai]] suku [[Dayak Meratus]] yang berfungsi sebagai rumah ritual.
 
Pada masa Kerajaan [[Negara Dipa]] sosok nenek moyang diwujudkan dalam bentuk patung pria dan wanita yang disembah dan ditempatkan dalam istana. Pemujaan arwah nenek moyang yang berwujud pemujaan [[Maharaja Suryanata]] dan [[Puteri Junjung Buih]] merupakan simbol persatuan alam atas
dan alam bawah Kosmogoni Kaharingan-Hindu.
 
[[Suryanata]] sebagai [[manifestasi]] [[dewa Matahari]] (Surya) dari unsur kepercayaan Kaharingan-Hindu, matahari yang menjadi orientasi karena terbit dari ufuk timur (orient) selalu dinantikan kehadirannya sebagai sumber kehidupan, sedangkan [[Puteri Junjung Buih]] berupa lambang air, sekaligus lambang kesuburan tanah.
 
[[Pangeran Suryanata]] sebagai perlambang "Dunia Atas" sedang [[Puteri Junjung Buih]] sebagai perlambang "Dunia Bawah".
 
Pada arsitektur [[Rumah Bubungan Tinggi]] pengaruh unsur-unsur tersebut masih dapat ditemukan. Bentuk ukiran naga yang tersamar/didestilir (bananagaan) melambangkan "alam bawah" sedangkan ukiran burung enggang melambangkan "alam atas".
 
Pohon Hayat; Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan citra dasar dari sebuah "pohon hayat" yang merupakan lambang kosmis. Pohon Hayat merupakan pencerminan dimensi-dimensi dari satu kesatuan semesta. Ukiran tumbuh tumbuhan yang subur pada Tawing Halat (Seketeng) merupakan perwujudan filosofi "pohon kehidupan / Batang Garing" di dalam kepercayaan [[Dayak Kaharingan]].
 
Payung; Wujud bentuk rumah [[Banjar Bubungan Tinggi]] dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan sebuah citra dasar sebuah payung yang menunjukkan suatu orientasi kekuasaan ke atas. Payung juga menjadi perlambang kebangsawanan yang biasa menggunakan "payung kuning" sebagai perangkat kerajaan. Payung kuning sebagai tanda-tanda kemartabatan / kemewahan kerajaan Banjar diberikan kepada para pejabat kerajaan di suatu daerah.
 
Simetris; Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi yang simetris, terlihat pada bentuk sayap bangunan atau anjung yang terdiri atas Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang sekilas sangat mirip dengan rumah adat [[Dayak Maanyan]]. Hal ini berkaitan dengan filosofi simetris (seimbang) dalam pemerintahan [[Kerajaan Banjar]], yang membagi kementerian, menjadi Mantri Panganan (Kelompok Menteri Kanan) dan Mantri Pangiwa (Kelompok Menteri Kiri), masing-masing terdiri atas 4 menteri, Mantri Panganan bergelar 'Patih' dan Mantri Pangiwa bergelar 'Sang', tiap-tiang menteri memiliki pasukan masing-masing. Konsep simetris ini tercermin pada rumah bubungan tinggi.
 
 
 
Rumah yang menggunakan atap Bubungan Tinggi :