Soedharmono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 84:
Pada Sidang Umum MPR 1-11 Maret 1988, kontroversi terus mewarnai nominasi Sudharmono sebagai Wakil Presiden yang baru dicalonkan pada tgl 4 Maret karena banyak Elite2 Golkar ANGKATAN 45 yang ingin bersaing menjadi Wapres . Ketua [[Partai Persatuan Pembangunan|Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan]], [[DR H Jaelani Naro]] SH Dicalonkan DPP PPP pada tgl 29 Februari yang diumumkan oleh Ketua Fraksi PPP MPR Drs H Darusamin A S dan Didukung Mantan Pimpinan Sementara MPR/DPR HM HUSSEIN NARO sebagai Wakil Presiden lebih duluan 4 Hari dari Cawapres Golkar, setelah Golkar umumkan cawapresnya maka ada 2 Calon Wapres, Mantan Pangab Jenderal TNI Benny Moerdani dan mantan Ketua Partai ABRI yang Dicopot 3 Hari Sebelum SI MPR oleh Presiden Soeharto, masih menjabat Pangkopkamtib mendukung Cawapres DR HJ NARO SH
 
3 Hari sebelum Sidang Umum MPR dimulai pada tgl 27 Februari diadakan lobby oleh Pihak Ketua Umum DPP PPP DR HJ NARO SH yang menjabat Wakil Ketua MPR/DPR dan Mantan Pimpinan Sementara MPR/DPR HM HUSSEIN NARO menemui Ketua Umum DPP Golkar Sudharmono SH yang menjabat Mensesneg di Gedung Sekneg yang didampingi Ir Drs Ginanjar Kartasasmita, maksud Ketua Umum DPP PPP DR HJ NARO SH Adalah lobby supaya Ketua Umum DPP Golkar mendukung Pencalonan DR HJ NARO SH sebagai Wakil Presiden RI Periode 1989-1993,
 
Ketua Umum DPP Golkar Sudharmono SH sangat kaget dan mengatakan tidak dapat menentukan jawaban karena Dia sendiri Belum dapat dukungan jalur A dan B