The Jakarta Post: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RusdianaDablang (bicara | kontrib)
RusdianaDablang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
 
=== Aktivisme ===
[[Susanto Pudjomartono]], mantan pemimpin redaksi '' Tempo '', menjadi pemimpin redaksi kedua The Jakarta Post pada 1 Agustus 1991, setelah Siagian terpilih menjadi [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Australia|Duta Besar Indonesia untuk Australia]] <ref name = jpost3> [https://web.archive.org/web/20150114082709/http: //www.thejakartapost.com/news/2015/01/14/former-editor-and-diplomat-susanto-pudjomartono-passes-away.html | archivedate = 2015-01-14}} </ref> Di bawah kepemimpinan Pudjomartono, makalah ini mulai menerbitkan karya asli dan melakukan sedikit terjemahan; Wartawan juga diminta untuk mengambil peran lebih aktif dalam operasi sehari-hari dari makalah ini. {{Sfn | Tarrant | 2008 | pp = 107-109}} Makalah ini juga menjadi lebih vokal mengenai politik, mengambil pro- Sikap demokrasi seperti '' Tempo '' {{sfn | Tarrant | 2008 | pp = 107-109}} {{sfn | Tarrant | 2008 | p = 120}} Segera mengubah kantor menjadi gedung dua lantai baru. Dibangun dengan menggunakan dana pensiun '' Kompas '{{sfn | Tarrant | 2008 | pp = 109-111}} dan diperluas menjadi 12 halaman. {{Sfn | Tarrant | 2008 | p = 121}}
 
Pada tahun 1994, 'The Jakarta Post' menandatangani sebuah perjanjian distribusi dengan layanan berita Inggris [[Reuters]] dan American [[Dialog Information Services]], yang memungkinkan ceritanya lebih mudah dipromosikan ke luar negeri. {{Sfn | Jakarta Post, Progress and Development}} Pada pertengahan 1990an, telah dibentuk sebuah lokakarya untuk membantu staf barunya yang baru lahir dalam mempelajari budaya lokal. {{Sfn | Tarrant | 2008 | pp = 128-129}} Oleh Desember 1998, 'The Jakarta Post' 'memiliki sirkulasi sebesar 41.049, dan merupakan satu dari sedikit surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia setelah [[krisis keuangan Asia 1997]], ]; {{Sfn | Tarrant | 2008 | p = 171}} enam harian bahasa Inggris lainnya telah gagal. {{Sfn | Gelling 2009, miliarder Indonesia}} Tahun itu juga menjadi anggota pendiri [[Asia News Web]]. {{Sfn | The Jakarta Post 2011, 'Dawn' Pakistan bergabung}}
Baris 47:
== Pasar ==
''The Jakarta Post'' ditargetkan untuk pebisnis Indonesia, warga Indonesia berpendidikan, dan warga asing.{{sfn|Eklöf|2003|p=14}}{{sfn|Tarrant|2008|p=66}} Pada tahun 1991, 62 persen pembaca harian ini adalah [[ekspatriat]]. Di bawah kepemimpinan Pudjomartono, harian ini mulai menargetkan lebih banyak pembaca Indonesia.{{sfn|Tarrant|2008|pp=109–111}} {{As of|2009}}, sekitar separuh dari 40.000 pembacanya adalah warga Indonesia kelas menengah.{{sfn|Gelling 2009, Indonesian billionaire takes}}
 
== Penghargaan dan pengakuan ==
Pada tahun 2006, Serikat Wartawan Indonesia mengakui 'The Jakarta Post' sebagai salah satu surat kabar Indonesia yang mengikuti [[etika jurnalisme dan standar]]; Surat kabar lain yang sangat dikenal adalah '' [[Kompas]] '' dan '' [[Jawa Pos | Indo Pos]] '{{sfn|Gatra 2006, PWI Give Awards}} Makalah tersebut menerima Penghargaan Adam Malik pada bulan Januari 2009 untuk melaporkan politik luar negeri mereka; Liputan tersebut dianggap akurat dan terdidik, dengan analisis yang bagus. {{sfn|Pakpahan 2009, The Jakarta Post}} Tahun berikutnya tiga reporter menerima Adiwarta Award dari [[Sampoerna]] untuk fotografi unggulan di bidang budaya, hukum, Dan politik. Wartawan lainnya menerima Penghargaan Adam Malik pada tahun 2014 untuk tulisan-tulisannya yang membantu kementerian untuk mendistribusikan informasi mengenai pelaksanaan kebijakan luar negeri. {{Sfn|The Jakarta Post 2014, 'The Jurnalis Jakarta Post}}
 
== Referensi ==