Ngesti Pandowo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Thomas.Ary (bicara | kontrib)
k Menambahkan pranala dalam dan luar
Baris 9:
Ngesti Pandawa telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang selama berada di Kota Semarang. Dalam melakukan pementasannya, Ngesti Pandawa telah beberapa kali mengalami perpindahan tempat. Pada tahun 1954, Ngesti Pandawa menempati gedung baru di kompleks gedung GRIS (Gedung Rakyat Indonesia Semarang) di jalan Pemuda 116 (saat ini [[Paragon City Mall Semarang]]). Pada tahun 1960 sampai awal tahun 1970, Ngesti Pandawa mengalami masa puncak kejayaan dan menjadi ikon Kota Semarang di bawah kepemimpinan Sastro Sabdo dan Narto Sabdo. Ngesti Pandawa menjadi kiblat bagi perkumpulan wayang orang yang ada pada jamannya. Teknik dekorasi, iringan, kostum, koreografi, dan trik panggung menjadi acuan bagi perkumpulan wayang orang lainnya {{ref|Rinardi|c}}.
 
Popularitas Ngesti Pandawa menarik perhatian Presiden Sukarno. Pada saat terjadi bencana alam Gunung Merapi meletus 1953, Ngesti Pandawa pentas dalam rangka pengumpulan dana. Presiden Soekarno saat itu memanggil Ngesti Pandawa untuk pentas di [[Istana Merdeka]] di Jakarta dan [[Istana Negara]] di Bogor. Hal ini tentunya merupakan kebanggaan tersendiri dari wayang orang Ngesti Pandawa. Bagi suatu perkumpulan kesenian kususnyakhususnya wayang orang pentas di Istana Negara adalah sesuatu yang jarang terjadi {{ref|Moehadi|d}}. Oleh karena prestasinya, Ngesti Pandawa pada tahun 1962 dipanggil Presiden [[Sukarno]] ke Istana untuk menerima anugerah penghargaan seni berupa piagam Wijayakusuma<ref>http://peraturan.go.id/perpres/nomor-26-tahun-1960-11e44c5015f94ad0a66f313232353537.html</ref> dari Presiden RI.
 
Pada tahun 1994, kompleks GRIS dipindahtangkan oleh pemerintah setempat ke pihak ketiga. Ngesti Pandawa tidak memiliki gedung pertunjukan lagi, dan harus pindah ke kompleks TBRS dan menempati sebuah gedung pertunjukan teater, selama dua tahun. Tahun 1996 pindah ke Taman Majapahit dan membentuk Yayasan Wayang Orang Ngesti Pandawa. Pada tahun 2001 Ngesti Pandawa diberi kesempatan oleh pemerintah daerah setempat untuk menggunakan sebuah gedung pertunjukan di TBRS sampai sekarang. Pada masa sekarang ini Ngesti Pandawa berhak mengadakan pementasan di TBRS selama tiga hari dalam seminggu. Namun secara rutin, pementasan hanya dilakukan pada hari Sabtu mulai jam 8 malam<ref>https://radarsemarang.com/2017/01/28/pemprov-didesak-bantu-ngesti-pandawa/</ref>.