Gelar kebangsawanan Eropa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 117:
 
=== ''Jure Uxoris'' ===
''Jure uxoris'' adalah istilah dalam bahasa Latin yang bermakna "atas nama istrinya."<ref>{{Citation | first = HC | last = Black | title = Law Dictionary | edition = 4th | year = 1968}}, citing {{Citation | last = Blackstone | title = Commentaries | volume = 3 | page = 210}}.</ref> Istilah ini mengacu pada seorang pria yang mendapat gelar kebangsawanan karena menikahi seorang wanita yang menyandang gelar kebangsawanan atas namanya sendiri. ContohnyaMisal, adalahraja ''jure uxoris'' berarti bahwa laki-laki tersebut menjadi raja bukan karena keturunan dari dinasti penguasa kerajaan tersebut, tetapi karena menikah dengan seorang [[Ratu (gelar)|ratu]]. Hal ini pernah terjadi kepada [[Guy dari Lusignan]] yang menjadi Raja Yerusalem sejak tahun 1186 karena menikah dengan Sibylla, Ratu Yerusalem atas namanya sendiri.
 
Prinsip ''jure uxoris'' didasarkan pada prinsip feodal abad pertengahan Eropa. Hukum di Eropa, baik dari Kristen yang merupakan agama mayoritas masyarakat Eropa, maupun dari hukum pra-Kristen, tidak memberikan seorang wanita hak milik pribadi bila telah menikah. Seluruh hak milik istri akan lebur menjadi milik suami, penguasaan dan pengelolaannya juga sesuai kehendak sang suami, meskipun istrinya tidak setuju.<ref>Emanuel, p. 121.</ref> Masalah hak milik ini juga termasuk gelar dan hak kebangsawanan. Hukum ini mengikat semua wanita yang menjadi istri, bahkan termasuk seorang ratu sekalipun. Seorang lelaki bahkan dapat meneguhkan kepemilikan atas gelar dan segala hak milik istri bahkan setelah pernikahan mereka berakhir. Saat pernikahan Matius dan Marie dibatalkan oleh Paus pada 1170, Marie yang merupakan pemimpin [[Daftar Comte Boulogne|''County'' Boulogne]] hidup di biara, sedangkan suaminya tetap melanjutkan kepemimpinannya atas ''county'' tersebut.