Aerenkima: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ilzhabimantara (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Image:Aerenchyma2.JPG|thumb|Aerenkima ''[[Schoenoplectus tabernaemontani]]''| Aerenkima terlihat pada penampang melintang batang tumbuhan tanah tergenang.]]
'''Aerenkima''' (dari bahasa Inggris: ''aerenchyma''; dibentuk dari dua kata bahasa Yunani: ''aera'' berarti "udara" dan ''chymos'' berarti "di dekat") adalah [[jaringan]] khusus seperti [[sepon]] yang memiliki ruang-ruang atau pembuluh-pembuluh berisi udara pada daun, batang, atau akar sejumlah tumbuhan sehingga memungkinkan terjadi pertukaran gas ke seluruh bagian tumbuhan<ref>Sculthorpe, C. D. 1967. The Biology of Aquatic Vascular Plants. Reprinted 1985 Edward Arnold, by London.</ref>. Aerenkima terutama dibentuk oleh tumbuhan yang harus menghadapi kondisi hipoksia (tanpa oksigen), seperti tumbuhan air, rawa, atau tumbuhan yang agak lama tergenang (banjir atau semacamnya)<ref>Keddy, P.A. 2010. Wetland Ecology: Principles and Conservation (2nd edition). Cambridge University Press, Cambridge, UK. 497 p</ref><ref>Kozlowski, T. T. (ed.) 1984. Flooding and Plant Growth. Orlando, FL: Academic Press.</ref>. Pembuluh yang terbentuk dari rongga-rongga berisi udara tersebut memungkinkan pertukaran gas, seperti [[oksigen]] dan [[etilena]], di dalam tubuh tumbuhan dari bagian yang tidak tergenang ke bagian yang terendam dapat terjadi hampir tanpa hambatan.
 
== Hipoksia dan pembentukan aerenkima ==
 
Pemicu terbentuknya aerenkima adalah kondisi hipoksia (oksigen tersedia untuk metabolisme terlalu rendah). Ini terjadi apabila tanah tempat tumbuh tumbuhan tergenang air, karena mikroorganisme menyerap oksigen lebih cepat daripada difusi ke akar atau bagian organ lain yang tergenang. Dampak hipoksia yang lain adalah terhambatnya nitrifikasi (pembentukan ion [[nitrat]]) karena meningkatnya senyawa-senyawa toksik serta bakteri-bakteri anaerob yang memakai nitrat, [[mangan]], dan [[sulfat]] sebagai [[oksidator]] alternatif<ref>Patrick, W. H., Jr. and Reddy, C. N. 1978. Chemical changes in rice soils. In Soils and Rice, pp. 361–79. Los Ban˜ os, Philippines: International Rice Research Institute.</ref>. Genangan air dalam tanah juga menyebabkan potensial redoks rizosfer (daerah perakaran) menurun dan berakibata [[besi]] dan mangan mengendap menjadi tak tersedia bagi akar.
 
Dampak hipoksia tersebut merangsang bagian tubuh tumbuhan yang tergenang untuk mematikan sebagian sel-sel [[parenkima]] sehingga terbentuklah rongga-rongga dalam jaringan. Rendahnya oksigen juga mendorong tumbuhan membentuk gas etilena<ref>Kozlowski, T. T. (ed.) 1984. Flooding and Plant Growth. Orlando, FL: Academic Press.</ref>, yang pada gilirannya memperlambat pemanjangan dan pembentukan akar utama dan adventif.
 
== Lihat pula ==