Bubuy Bulan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: penggantian teks otomatis, (-kemanusian +kemanusiaan, -manusi +manusia) |
k Bot: penggantian teks otomatis (- didalam, + di dalam) |
||
Baris 25:
== Rujuk ==
Syair lagu ini mengandung filosofi budaya sunda yang luhur agung. Berisi makna, mengandung arti mendalam bila disimak dan dihayati. Syair lagu ini dapat menggugah perasaan hati sebagai sebuah petunjuk dan nasehat
Isilah hidup ini dengan membangun kemanusiaan yang adil beradab, Saling Asah-Saling Asuh-Saling Asih menuju Saling Mewangi, penuh dengan toleransi. Kikislah egoisme dan egosektoral menuju masyarakat yang adil makmur sejahtera.
Baris 73:
|Penjabaran
|:
|Sungguh memprihatinkan sudah !, mengapa begitu melekatnya
Tanggung jawab
|}
4. Unggal Poe-Unggal Poe Oge Hade
Baris 89:
|Bila kurang yakin lihatlah setiap hari juga baik (boleh). Ibarat pepatah “'''mencari rejeki haram saja sudah susah, apalagi mencari yang halal'''”. Penipuan, pembohongan, pemalsuan, pembodohan, perkacungan, penghianatan, pemerasan, pengkerdilan terjadi setiap harinya, bahkan setiap jamnya. Lalu dimana letak “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, mungkin hari ini tinggal slogan yang terpampang, wahai manusia yang berhati nurani, berjiwa tulus ikhlas, bersukma penerang penunjuk jalan, memiliki ruh kebersihan, kebaikan, kebenaran, terpanggillah semua, bangkitlah, jangan berpangku tangan berdiam diri, pedulilah-peduli !!! lakukanlah gerakan perubahan !!! kearah yang lebih baik, harmonis dan damai !!!.
Bangsa ini memerlukan figur yang bisa menjawantahkan perilaku keadilan yang bijaksana, mari bersama-sama bertanggung jawab agar cita-cita bangsa “menuju masyarakat yang adil makmur sejahtera segera terwujud nyata”. Perangilah sikap dan sifat egoisme, hancurkanlah kemunafikan
|}
Baris 111:
|Filosofinya
|:
|Sedih
|-
|Penjabaran
Baris 132:
|Tetapi apa yang dilihat dan dirasakan ???. Bergejolaknya merajalela kefasikan dan kezholiman !!!
Ucapan puji suci itu tidak masuk kedalam hati dan tulang sumsum kita, hanya sekedar seremoni, biar dianggap sebagai manusia yang beragama, kelakuan dan ucapan saling bertolak belakang, tidak simetris, tidak saling mendukung, tetapi menimbulkan perang
Amboi, siapa gerangan itu yang berlalu melewati setiap pagi, ia adalah “seruan dharma bakti suci”, lalu mengapa terabai dan diabaikan??? Karena hidup ini penuh dengan kebohongan dan kepalsuan.
Kesenangan memanjakan diri dalam kemewahan menjadi prioritas utama. Faham kebendaan (penuh materi) telah melilit niat dan akal pikir manusia modern abad ini. Belum gosok gigi dan belum mandi, tangan telah menyentuh dan membuka handphone (HP). Buang air di wc membawa handphone, memasak sarapan didapur menenteng handphone, di mobil dalam perjalanan ke kantor tangan dan jemari tidak terlepas dari mengunakan handphone. Amboi sadarkah kita? telah menyuburkan kaum kapitalis
Amboi, terpanggilah pikiran jernih bersih, terbangunkah kesucian hati dan ketulusan jiwa, terucapkah kata kebenaran !!!, jawabannya adalah berpulang kepada diri masing-masing.
|