Mahisa Anabrang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 7:
Nama tokoh ini juga ditemukan pada prasasti yang tertulis di alas arca Amoghapasa, yang ditemukan di Padang Roco, dekat Sei Langsat, [[Kabupaten Dharmasraya]], Sumatera Barat. Menurut pembacaan R. Pitono<ref>Hardjowardojo, R. Pitono, 1966. ''Adityawarman, Sebuah Studi Tentang Tokoh Nasional dari Abad XIV''. Bhratara: Djakarta.</ref>, tertulis bahwa arca itu adalah hadiah perkawinan [[Kertanagara]] kepada seorang bangsawan Sumatera, dan ''"bersama dengan keempat belas pengiringnya dan saptaratna, dibawa dari Bhumi Jawa ke Swarnnabhumi"'' dan bahwa ''"Rakyan Mahamantri Dyah Adwayabrahma"'' adalah salah seorang pengawal arca tersebut.
 
== Membantu Majapahit ==
Setelah berhasil melaksanakan tugasnya, Mahesa Anabrang membawa [[Dara Jingga]] beserta keluarganya dan [[Dara Petak]] kembali ke Pulau [[Jawa]] untuk menemui [[Kertanegara]], raja yang mengutusnya. Setelah sampai di Jawa, ia mendapatkan bahwa Sang [[Kertanegara]] telah tewas dan [[Kerajaan Singasari]] telah musnah oleh [[Jayakatwang]], raja [[Kadiri]]. Jayakatwang itu sendiri telah tewas dibunuh pasukan [[Mongol]] yang akhirnya diserang oleh [[Raden Wijaya]]. [[Raden Wijaya]] kemudian mendirikan Kerajaan [[Majapahit]] yang merupakan lanjutan dari Kerajaan [[Singhasari]].
 
Oleh karena itu, Dara Petak, adik Dara Jingga kemudian dipersembahkan kepada [[Raden Wijaya]], yang kemudian memberikan keturunan [[Raden Kalagemet]] atau Sri [[Jayanegara]], raja [[Majapahit]] ke-2. Dengan kata lain, raja Majapahit ke-2 adalah keponakan Mahesa Anabrang dan sepupu Adityawarman, pendiri [[Kerajaan Pagaruyung]].
Baris 14:
Perjalanan Mahesa Anabrang dalam kancah politik Majapahit sendiri terbilang singkat. Ia terlibat dalam penumpasan pemberontakan [[Ranggalawe]] tahun 1295 dan gugur dalam tugas di tangan [[Lembu Sora]], paman [[Ranggalawe]].
 
== Keturunan Mahesa Anabrang ==
 
Dari pernikahannya dengan Dara Jingga memiliki putra: (menurut [[Babad Arya Tabanan]]):
Baris 26:
Merekalah yang bersama-sama [[Gajah Mada]], berperang untuk menaklukkan [[Bali]] (Bedahulu) pada sekitar tahun 1340. Empat putra yang terakhir menetap dan mempunyai keturunan di [[Bali]]. Arya Kenceng kemudian menurunkan raja-raja [[Tabanan]] dan [[Badung]] (wilayahnya kira-kira meliputi Kabupaten Badung dan Kotamadya Denpasar) yang terkenal dengan [[perang puputan]] ketika menghadapi penjajah Belanda pada tahun [[1906]].
 
== Referensi ==
<references />
 
== Pranala luar ==
*[http://history.melayuonline.com/?a=bVB3L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=/ Prasasti Kuburajo I], dari situs Melayu Online.com, Mei 2007.
*[http://history.melayuonline.com/?a=b1B3L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=/ Prasasti Dharmamasraya], dari situs Melayu Online.com, Juni 2007.