Psikologi kognitif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi. Kognitif dalam psikologi dapat berarti dua, yaitu bisa diartikan sebagai aktivitas mental (persepsi, memori, atensi, dll) dan juga dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan psikologi.
 
== Sejarah <ref>Sternberg, R.J.(2006) Cognitive Psychology(4th Ed). Belmont, CA : Thomson Wadsworth</ref> ==
 
=== Yunani kuno sd. abad 18 ===
Sejarah dari psikologi kognitif berawal pada saat [[Plato]] (428-348SM) dan muridnya [[Aristotle]] (384-322SM) memperdebatkan mengenai cara manusia memahami pengetahuan maupun dunia serta alamnya. [[Plato]] berpendapat bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan cara menalar secara logis, aliran ini disebut sebagai rasionalis. Lain halnya dengan [[Aristotle]] yang menganut paham empiris dan mempercayai bahwa manusia memperoleh pengetahuannya melalui bukti-bukti empiris.
 
Perdebatan ini masih berlangsung seperti pertentangan Rasionalis dari [[Perancis]], [[Rene Descartes]] (1596-1650), dan Empiris dari [[Inggris]], [[John Locke]] (1632-1704), dengan tabularasa-nya. Seorang fisuf [[Jerman]], [[Immanuel Kant]], pada abad 18 berargumentasi bahwa baik rasionalisme maupun empirisme harus bersinergi dalam membuktikan pengetahuan. Perdebatan ini meletakkan landasan dan memengaruhi cara berpikir di bidang ilmu [[psikologi]] maupun cabang ilmu lainnya. Saat ini ilmu pengetahun mendasarkan paham empiris untuk pencarian data dan pengolahan dan analisis data menggunakan kerangka pikir rasionalis.
Baris 13:
Setelah itu munculah aliran assosiasi ([[Edward Lee Thorndike]], 1874-1949) yang mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang memasangkan antara stimulus dan respon dalam proses [[belajar]]. Pendekatan [[behaviorisme]] radikal yang dibawakan oleh [[B.F. Skinner]] (1904-1990) menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat dijelaskan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah dan hukuman.
 
Namun pendekatan behaviorisme belum dapat menjawab alasan perilaku manusia yang berbeda misalnya melakukan perencanaan, pilihan dan sebagainya. [[Edward Tolman]] (1886-1959) percaya bahwa semua tingkah laku ditujukan pada suatu tujuan. Menggunakan eksperimen dengan tikus yang mencari makanan dalam ''maze'', percobaan ini membuktikan bahwa terdapat skema atau peta dalam kognisi tikus. Hal ini membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi. Oleh karena itu beberapa pihak mengakui Tolman sebagai Bapak Psikologi Kognitif Modern.
 
Selain Tolman, [[Albert Bandura]] (1925- ) juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa belajar pun dapat diperoleh melalui lingkungan sosial dari individu.
Dalam perolehan bahasa, [[Noam Chomsky]] (1928- ) -seorang linguis- juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa otak manusia dibekali dengan kemampuan untuk mengenali dan memproduksi bahasa.
 
Baris 49:
=== Bahasa ===
{{main|Bahasa}}
[[Bahasa]] yang dimaksudkan disini adalah bahasa yang memiliki kelengkapan [[fonem]], [[fonetik]], [[sintaks]] dan [[semantik]]. Merupakan kemampuan yang rumit dan hanya dimiliki oleh manusia, sehingga interaksi yang dilakukan oleh manusia mencirikan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Melalui bahasa manusia memiliki konsep-konsep yang abstrak seperti [[moral]], [[agama]], [[peradaban]], keindahan, penghianatan dan sebagainya.
Oleh karena itu perolehan bahasa maupun proses berbahasa dianggap dapat memberikan pemahaman pada proses [[kognisi]] manusia.