Solidus (koin): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 8:
Berat, bentuk, dan kemurnian solidus tidak berubah sampai abad ke-10. Pada abad ke-6 dan ke-7, bersama dengan solidus yang baku ditempa pula tiruannya yang lebih ringan yakni 20, 22 atau 23 siliquae (satu [[siliqua]] sama dengan 1/24 solidus), mungkin untuk maksud-maksud dagang atau pembayaran upeti. Banyak koin semacam ini ini telah ditemukan di Eropa, Russia dan Georgia. Solidi ringan ini dapat dikenali dari tanda-tanda tertentu pada permukaan koin, biasanya dari cetakan di balik koin-koin 20 dan 22 siliquae, dan dari bintang-bintng pada permukaan koin 23 siliquae.
 
Dalam teori solidus semestinya ditempa dari emas murni, namun karena keterbatasan teknik-teknik pemurnian, kenyataannya kadar kemurnian solidus hanya sekitar 23 karat. Di kawasan-kawasan dunia berpenutur bahasa Yunani pada era perekonomian Romawi dan kemudian Bizantin, solidus dikenal dengan sebutan ''nomisma'' (jamak ''nomismata'').<sup>[1]</sup> Pada abad ke-10 Kaisar Nikephorus II Phokas (963-969) memperkenalkan koin baru yang lebih ringan, ''tetarteron nomisma,'' yang beredar bersama solidus. Sejak itu solidus (''nomisma'') dikenal sebagai ''histamenon nomisma'' di kawasan-kawasan dunia berpenutur bahasa Yunani. Mula-mula sulit untuk membedakan ''tetarteron nomisma'' dari ''histamenon nomisma'' karena kedua koin memiliki disain, bentuk, dan kadar kemurnian yang sama, dan tidak tertera nilai uang untuk membedakan denominasinya. Satu-satunya pembeda adalah beratnya. ''Tetarteron nomisma'' lebih ringan, yakni sekitar 4,05 gram, dan ''histamenon nomisma'' tetap mempertahankan berat awal 4,5 gram. Untuk menghindari kekeliruan, sejak masa pemerintahan Basil II (975-1025) solidus (''histamenon nomisma'') ditempa menjadi koin yang lebih tipis dengan diameter yang lebih besar, tetapi dengan berat dan kadar kemurnian yang sama seperti sebelumnya. Mulai pertengahan abad ke-11 ''histamenon nomisma'' yang berdiameter besar ditempa pada kepingan cekung, sementara ''tetarteron nomisma'' yang lebih kecil terus ditempa pada kepingan yang lebih kecil dan rata.
 
Solidus pertama kali diperkenalkan oleh Kaisar [[Diokletianus]] pada tahun 301.<ref>''The Cambridge Ancient History'', p. 335, by Alan K. Bowman, Peter Garnsey, Averil Cameron. http://books.google.com.sg/books?id=MNSyT_PuYVMC&pg=PA343&lpg=PA343&dq=diocletian+solidus&source=web&ots=uJv5fVNl4T&sig=F4fByBoS91YsSbsTQ-OKGeuZijc&hl=en&sa=X&oi=book_result&resnum=4&ct=result#PPA335,M1</ref> Namun, karena kuantitasnya rendah, pengaruh ekonominya pun kecil. Koin jenis ini lalu diperkenalkan kembali oleh Kaisar [[Konstantinus I]] pada tahun 312 untuk menggantikan [[aureus]].
Baris 15:
Meskipun pedagang dilarang menggunakan solidi di luar [[Kekaisaran Romawi Timur|Romawi Timur]], koin ini pada akhirnya didagangkan di luar kekaisaran hingga menyebar di negara-negara Arab.<ref name=Porteous1969>Porteous 1969</ref>
 
Selama abad ke-7, tiruan Arab dari solidi, — dinar dicetak oleh the khalifah Abd al-Malik ibn Marwan, yang menguasai akses ke pasokan emas dari kawasan hulu Sungai Nil — mulai beredar di daerah-daerah di luar Kekaisaran Bizantin. Dibanding solidus berat dinar hanya 20 karat (4,0 gram), tetapi menyamai berat 20 siliquae solidi yang beredar di kawasan-kawasan itu. Pada masa itu kedua koin beredar bersamaan di kawasan-kawasan tersebut.<sup>[1]</sup>
 
Kata serdadu atau soldadu yang diserap dari bahasa Portugis soldado berakar dari perkataan ''solidus'', mengacu pada solidi yang menjadi upah para serdadu.<sup>[2]</sup>