Raja Lear: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia maka saya mengubah karuan menjadi keruan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
Raja Lear berniat untuk memberikan kedua anak tertuanya, Goneril dan Regan, dua bagian dari kerajaannya yang sama besarnya dan sama kayanya. Bagian ketiga kerajaannya adalah daerah yang paling besar, paling baik, dan lebih subur dari dua lainnya. Lear telah menyimpannya untuk putri kesayangannya, Cordelia. Ia adalah anak termuda, namun paling bijaksanya dan bersifat yang paling saleh dari ketiganya, yang pasti akan menjadi penguasa yang baik. Cordelia hari ini akan dinikahkan dengan Adipati Burgundy atau Raja Perancis. Ini artinya ia nantinya akan tinggal di seberang lautan dan memerintah daerahnya dari jauh. Lear tidak tahan untuk berpisah dengan Cordelia. Ia berencana untuk menghabiskan sisa hidupnya dengannya. Sekaranglah saat yang tepat untuk membagikan kerajaannya.
 
Untuk membuat pembagiannya nampak adil, sang raja mengumumkan suatu ujian untuk menguji rasa sayang anak-anaknya. Ia memanggil seluruh pejabat kerajaanya, para pangeran yang ingin melamar Cordelia, dan ia memanggil ketiga putrinya. Raja Lear mengumumkan bahwa ia akan membagikan kerajaanya sesuai dengan bagaimana anaknya memproklamirkan rasa cinta mereka kepada ayah mereka. Lear percaya bahwa Cordelia yang manis akan memberikan jawaban yang terbaik.
 
Goneril menjawab yang pertama, tangannya diletakkannya di dadanya, dan ia berkata bahwa ia mencintai ayahnya lebih dari segalanya, demikian juga Regan yang menambahi bahwa tidak ada kesukaan lain selain rasa cintanya kepada ayahnya. Lear lalu menunggu jawaban Cordelia, namun Cordelia hanya diam saja. Ia sangat mencintai ayahnya, namun merasa bahwa ujian ini tidak benar. Ia tidak dapat memberikan sanjungan kosong seperti kakak-kakaknya. Ia berusaha keras untuk menjawab. "Tidak ada, rajaku", akhirnya ia berkata.
Baris 34:
Sang raja merasa darahnya memuncak sampai ke ubun-ubun. "Tidak ada tidak akan menghasilkan apa pun. Coba jawab lagi." Cordelia menjawab bahwa sang raja telah memperanakannya, membesarkannya, mencintainya. Ia telah membalas cintanya dengan mematuhinya, mencintainya kembali, dan menghormatinya. Cordelia lalu menunjuk kepada kedua kakaknya seraya berkata bahwa jika mereka mencintai ayah mereka, mengapa mereka menikah dengan orang lain?
 
Jawaban Cordelia adalah jawaban yang jujur, namun menyakitkan dan memalukan sang raja. Lear adalah raja yang biasa mendengar apa yang ia ingini, dan dengan menggelegar ia menyobek peta daerah yang akan diberikan ke Cordelia menjadi dua, dan masing-masing ditambahkannya ke daerah kakak-kakaknya. Sang raja lalu memutuskan hubungannya dengan Cordelia. Cordelia berlinangan dengan air mata, namun tetap menegakkan kepalanya. Patih Kent, penasihat paling setia sang raja, tidak dapat berdiam diri lagi. Ia menegur sang raja dengan mengatakan bahwa Cordelia-lah yang paling mencintai sang raja dari antara ketiganya, dan ia mengatakan bahwa sang raja telah berbuat kezaliman.
 
Kata-kata sang penasihat semakin membuat marah sang raja. Ia lalu mengusir sang Patih dari kerajaannya dengan ancaman hukuman mati. Sang raja lalu memanggil kedua pangeran yang ingin melamar Cordelia, dan bertanya apakah mereka masih mau menikahi Cordelia setelah Cordelia tidak memiliki warisan apa-apa lagi. Adipati Burgundy segera mengundurkan diri, namun Raja Perancis sangat terkesan dengan kejujuran Cordelia, dan berkata bahwa ia sekarang lebih mencintainya lagi dan akan menjadikannya ratu kerajaannya.
Baris 41:
Setelah kejadian tersebut berakhir, Patih Gloucester (seorang Patih yang lain) berdiri dengan tertegun. Sang Patih adalah salah satu bangsawan tertinggi di kerajaan. Ia tidak pernah melihat sang raja bertindak demikian. Gloucester juga memikirkan tentang kedua anaknya, Edgar, dari istrinya, dan Edmund, dari gundiknya. Ia berpikir bahwa tidak ada yang dapat memisahkannya dari kedua anaknya, atau benarkah demikian?
 
Tidak disangka-sangka oleh sang Patih, Edmund pada saat yang bersamaan sedang merancangkan suatu perbuatan yang jahat untuk memperoleh tanah ayahnya. Ia berencana untuk mengadu domba antara ayahnya dan kakaknya, Edgar. Edmund masuk ke ruang kerajaan dengan membaca sebuah surat. Setelah ia yakin bahwa ayahnya melihatnya, ia buru-buru menyembunyikan surat tersebut ke kantongnya. Gloucester yang tertarik segera menghampiri Edmund dan meminta surat tersebut, menyangkanya suatu surat cinta atau semacamnya. Edmund pura-pura menolak dengan berkata bahwa surat tersebut dari kakaknya dan ia tidak mau ayahnya membacanya karena berisi hal yang tidak berkenan. Gloucester tiba-tiba menjadi serius. Ia memaksa untuk membacanya, dan akhirnya Edmund memberikan surat tersebut, yang telah dipalsukannya supaya menyerupai tulisan kakaknya. Di dalam surat tersebut dituliskank bahwa Edgar, berencana untuk mendapatkan warisannya, membuat siasat untuk membunuh ayahnya.
 
Sang Patih sangat tertekan. Ia menyuruh Edmund untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai Edgar dan melaporkannya padanya. Semuanya berjalan sesuai dengan rencana Edmund. Ia mencari Edgar dan dengan bersumpah setia kepadanya mengatakan bahwa ayah mereka berencana untuk membunuh Edgar karena alasan yang tidak diketahui. Edmund menyuruh Edgar untuk melarikan diri dan bersembunyi. Ia berjanji unntuk menengahi perkara mereka demi Edgar. Edgar sangat terkejut dengan peringatan yang tiba-tiba ini, tapi ia percaya kepada adiknya dan lari ke luar kota.
Baris 78:
Edmund memimpin pasukan gabungan melawan tentara Perancis yang dikalahkannya dengan mudah. Cordelia dan Lear ditawan. Adipati Albany merasa jijik dengan perbuatan istrinya, Goneril, dan iparnya, Regan, cara mereka memperlakukan ayah mereka. Albany memerintahkan Lear dan Cordelia supaya dilepaskan. Tetapi Edmund memiliki rencana lain untuk menjadi raja seluruh Britania. Diam-diam dia menyuruh orang untuk membunuh para tawanan tersebut.
 
Edgar lalu kembali menemui Gloucester yang tinggal di luar perkemahan. Sang anank lalu bersujud dan akhirnya mengungkapkan identitas aslinya. Sang ayah, yang sebelumnya sangat lemah karena kesakitan dan pengkhianatan anaknya, tiba-tiba disegarkan kembali oleh karena kabar kesukaan tersebut. Hatinya meluap-luap. Patih tua tersebut mati dengan damai di pangkuan anaknya. Edgar dengan sedih melepaskan jasad ayahnya dan kembali ke perkemahan Britania untuk menantang saudaranya yang jahat.
 
Albany telah bertindak. Ia menyebut Edmund sebagai pengkhianat. Edmund dengan santai meminta saksi. Albany lalu mengundang Edgar dan kedua saudara tersebut pun bertarung. Sementara itu, Regan tiba-tiba terjatuh. Goneril menyembunyikan tawanya sambil berkata dalam hati bahwa racunnya telah bekerja. Sementara itu akhirnya sang kakak berhasil melukai parah sang adik. Begitu Edmund terjatuh, maka Goneril bersujud di kakinya. Albany lalu menunjukkan suratnya yang membuat Goneril ketakutan dan berlari ke tendanya.