Gereja Protestan Maluku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 23:
== Tentang Gereja ==
[[Berkas:Infografis GPI.jpg|thumb|right|250px|Bagan pemekaran GPI yang menghasilkan berbagai gereja mandiri di Indonesia, antara lain GPM.]]
Gereja Protestan Maluku atau GPM adalah gereja Protestan yang melayani di wilayah [[Provinsi Maluku]] (Pulau [[Buru]], Pulau [[Seram]], Pulau [[Ambon]], Pulau-pulau [[Lease]] ([[Saparua]], [[Haruku]] dan [[Nusalaut]]), Pulau-pulau [[Banda]], Kepulauan [[Kei]], Kepulauan [[Aru]] ([[Dobo]]), [[Tanimbar]], [[Babar]], [[Leti]]-[[Moa]]-[[Lakor]], [[Pulau Kisar|Kisar]] hingga [[Pulau Wetar|Wetar]], dan [[Provinsi Maluku Utara]] ([[Ternate]], Pulau-pulau [[Bacan]], Pulau-pulau [[Obi]], dan [[Kepulauan Sula]])
GPM bertumbuh dengan berbagai tantangan yang bukannya membuat umat [[Kristen]] di provinsi kepulauan ini mundur, tetapi semakin membuat semangat kekristenan mereka makin menyala-nyala. Tantangan-tantangan yang dihadapi mulai dari dibombardirnya wilayah Ambon pada [[Perang Dunia II]] oleh [[Jepang]], yang menyebabkan separuh hamba Tuhan terbunuh dan penduduk di beberapa desa dibantai. Kemudian ketika pecahnya pemberontakan [[Republik Maluku Selatan]] (RMS) pada tahun [[1950]] berakibat pada hancurnya sebagian besar gereja di Ambon dan Seram. Kemudian yang terakhir ketika pecah kerusuhan antarwarga Kristen – [[Islam]] yang sangat disayangkan adalah buah tangan orang-orang yang membenci kedamaian. Sehingga kembali lagi gereja dan bangunan-bangunan penting milik GPM ikut hancur, fasilitas sekolah dan kampus [[Universitas Kristen Indonesia Maluku|Universitas Kristen]] hangus terbakar. Dua Klasis berhenti melayani dan ratusan warga yang ada di desa dan kota dibantai. Ribuan orang pun mengungsikan diri ke wilayah aman seperti [[Sulawesi Utara]], [[Bali]], dan [[Papua]]. Akibatnya di Ambon dan beberapa tempat bekas kerusuhan muncul pembagian wilayah-wilayah Islam dan Kristen yang sebenarnya sangat disayangkan, serta muncul trauma-trauma negatif yang masih tertanam pada kedua pihak.