Suku Banggai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 5:
== Kepercayaan ==
Penduduk [[Sulawesi Tengah]] sebagian besar beragama Islam dengan persentase 72,36 % pemeluk agama Kristen 24,51%, pemeluk agam hindu dan Budha 3,13%.
Penyebaran agama Islam di Sulawesi Tengah adalah [[Abdullah Raqile]] yang lebih dikenal dengan [[Dato Karamah]] seorang Ulama dari [[Sumatera Barat]]. Agama Kristen pertama kali disebarkan oleh Missionaris dari [[belanda]] yaitu A.C Cruyt dan Adrian diwilayah kabupaten Poso dan bagian selatan kabupaten Donggala. Sedangkan agama Hindu dan Budha dibawa oleh para transmigran asal [[bali]].
<ref name="W">[http://www.sultengprov.go.id/profil-sulteng/sekilas-sulteng/65-tentang-propinsi-sulawesi-tengah Sekilas tentang Provinsi Sulawesi Tengah] diakses 12 Februari 2016</ref>
 
== Kesenian dan Kebudayaan ==
[[FileBerkas:Tarian Banggai.jpeg|thumb|Tarian Banggai]]
Berbagai macam adat serta kebudayaan dari suku Banggai sangat melekat dalam masyarakat yang memang sangat menarik, musik yang di antaranya; ''batongan'', ''kanjar'', ''libul'' dan lain sebagainya, juga ada tarian, yang termasuk ''Onsulen'', ''Balatindak'', ''Ridan''. Cerita rakyat atau legenda yang sangat banyak yang di kenal dengan nama [[Banunut]], lagu atau puisi yaitu ''Baode'', ''Paupe''. dan masih banyak lagi kesenian tradisional lainnya.<ref name="S"/>
 
Ada pun beberapa tradisi yang masih dipegang secara menyeluruh dari suku Banggai, misalnya pada saat perayaan [[Maulid Nabi Besar Muhammad saw]], para masyarakat suku Banggai akan membuat sejenis kue yang di beri nama Kala-kalas, ada juga yang menyebutnya kaakaras. Kue ini tebuat dari tepung beras yang bentuk jadinya di goreng, dan kue ini sangat unik sekali, bahkan hanya akan di jumpai pada saat perayaan Maulid Nabi saw saja. Selain itu, masih banyak tradisi lainnya, Upacara Adat misalnya, upacara pelantikan Tomundo, upacara pelantikan Basalo, dan lain sebagainya.
Tradisi-tradisi dalam masyarakat pun bahkan beragam, masyarakat yang tinggal di tepian pantai dengan masyarakat yang tinggal di pedalaman akan memberikan suatu gambaran yang jauh berbeda, kesenian, upacara adat, bahkan kehidupan adat sehari-haripun tidak banyak menunjukan kesamaan, contohnya, ada sebuah upacara adat atau perayaan ketika para [[nelayan]] telah menangkap ikan, yang cara menangkapnya di kenal dengan nama ''sero'', sedangkan di pedalaman akan ada penanaman sejenis Umbi yang memang satu-satunya di dunia ini hanya terdapat dan berasal dari Banggai, sehingga di kenal dengan nama Ubi Banggai, ini akan memberikan suatu cerita tersendiri yang sangat menakjubkan, yang di mulai dari proses hingga selesai, akan banyak sisi-sisi kehidupan tradisi yang memberikan gaya artistik yang sangat berharga.<ref name="S">[http://www.kompasiana.com/andrihpanili/kebudayaan-suku-banggai_54f7cb6ca33311991d8b498c Kesenian dan Kebudayaan] diakses 12 Februari 2016</ref>