Suku Simalungun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 62:
 
Bahwa ini ikrar kami:
Si Tori Alam , Tuan Marihat dan Si Ria Hata Tuan Sidamanik.
Yaitu : bersama masuk komisi pemerintahan jajahan negeri Siantar mengaku tiga perkara yang tersebut di bawah ini , yaitu :
 
Baris 92:
Sejak Surat Ikrar Torialam dari Marihat dan Riah Hata dari Sidamanik itu, Kerajaan Siantar akhirnya di bawah pengawasan Belanda. Belanda kemudian menobatkan putra Sang Naualuh yang masih teramat muda dan bukan dari permaisurinya, Tuan Riah Kadim, menjadi raja pengganti. Tuan Riah Kadim yang masih polos itu kemudian diserahkan Belanda kepada Pendeta Zending Guillaume di Purba. Pada Tahun 1916, Tuhan Riah Kadim diubah namanya menjadi Waldemar Tuan Naga Huta dan diakui Belanda sebagai Raja.
 
Berdasarkan buku Jahutar Damanik halaman 46 s/d 49 , Setelah Korte
Verklaring 16 Oktober 1907 , Kerajaan Siantar digantikan dengan 2 orang
Mangkubumi yaitu :
 
Baris 100:
2. Tuan Riahata Damanik / Nai Tukkup merangkap Tuan Sidamanik ( 1906 – 1916 ).
 
Setelah kedua Mangkubumi meninggal dunia oleh Pemerintah Belanda
kembali mengangkat Putra tertua Raja Riahkadim Waldemar Damanik menjadi
Raja Siattar ke XV ( tahun 1916 – 1824 ). Raja Riahkadim Damanik pada
tahun 1923 dibujuk Belanda untuk menyerahkan berupa Hibah Anugrah tanah
miliknya menjadi wilayah kota Pematang Siattar kepada Tuan Hermanus
Evert Karel Ezerman ketua dewan kota praja pematang Siantar dan Tuan
Louis Constant Wester Nerk , Gubernur Sumatra Timur bertindak sebagai
kuasa pemerintah Hindia Belanda. Sekarang tanah yang di anugrahkan
itu;ah Tanah wilayah Kota Madya Pamatang Siantar.
 
Baris 116:
Pemerintah Belanda dan Maskapy – Maskapy Asing mengalami kesulitan untuk
</nowiki>mengembangkan usahanya. Oleh karna perlawanan Raja Siattar , pemerintah
Belanda berusaha menyingkirkan Raja Riakadim Waldemar Damanik dari
Tahtanya dengan alasan yang di buat buat. Pemerintah Belanda sengaja
melontarkan berita bahwa Sang Raja menghabiskan uang Kerajaan. Akhirnya
Raja Waldemar dijatuhkan dari tahta Kerajaan Siattar.
Kontroleur Simalungun mengangkat Tuan Sauwadin Damanik Gelar Tuan Bandar
menjadi Warnemen ( Pejabat sementara Raja Siattar sampai Pemerintah
Belanda berakhir dan Militerisme Jepang menyerah tahun 1945. (tahun 1924
– 1942 / 1945 ).
 
( dalam Tulisan , Jahutar Damanik , NPV<nowiki> :
2.029.293, Raja Sang Naualuh , Sejarah Perjuangan Kebangkitan Bangsa
Indonesia , Medan medio 1981 cetak ulang tahun 1987 ) </nowiki>
 
Dengan ''Korte Verklaring'', 16 Oktober 1907 tersebut, Belanda juga membagi kerajaan Siantar menjadi 37 Perbapaan dan tuan Sauadim, Damanik ke XV. Perbapaan dari Bandar diangkat Belanda menjadi Raja Siantar yang berakhir sampai Revolusi Simalungun pada tahun 1946.
 
''Korte Verklaring'' tersebut dituangkan dalam proses - Verbal / Berita Acara sebagai berikut:<ref>Jahutar Damanik, NPV: 2.029.293, Raja Sang Naualuh , Sejarah Perjuangan Kebangkitan Bangsa Indonesia , Medan, medio 1981 cetak ulang tahun 1987</ref>
Baris 138:
Op heden , den Zestienden october negentien honderd en zevend , voor mij , J.L.O'Brien , Controleur van Simeloengoen.
 
# Si Saoeadim , Toean Van Bandar
# Si Badjandin , Toean Van Bandar Poelau (salah 1 keturunannya adalah Drs. Tuan Zulkarnain Damanik, MM, Bupati Simalungun periode 2005-2010)
# Si Kani , Toean Van Bandar Bajoe
Baris 155:
# Si Naman , Toean Van Lingga
# Si Djaha , Toean Van Bangoen
# Si Djibang , Toean Van Dolok Malela
# Si Djandiain , Toean Van Silo Bajoe
# Si Lampot , Toean Van Djorlang Hoeloean
# Si Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar
# Si Djadi , Toean Van Sakuda
# Si Radjawan , Toean Van Gunung Maligas
Baris 191:
Selain 3 partuanan yang tersebut kemudian muncul beberapa partuanan lainnya yaitu antara lain:
 
# Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sipolha ( Damanik Sipolha / Tuan Kaha Harajaan Siantar).
#* Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sipolha berada di Pamatang Sipolha.
#* Semua Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal" dan Radja Mangambei Siposoon / Radja Naposo Damanik antara lain :
#*# Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha / Toean Laen / Nai Tukkup pada alinea ke 25 Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 , salah satu keturunannya adalah Tuan Jahutar Damanik dan Tuan Humala Sahkuda Damanik ( Toean Hutabolon Sipolha ) orang tua dari: Tuan Djapurba Damanik, Tuan Djabagus Damanik, Tuan Djabanten Damanik, mantan Bupati Kabupaten Simalungun, Tuan Djahormat Damanik, Mora br.Damanik, Mayun br. Damanik.
#*# Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha / Toean Markadim / Nai Simin pada alinea ke 26 Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 , keturunannya sebagai berikut :
#*#* Tuan Kalabosar Damanik ( Toean Dolok Maraja Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Ir. Syamsirun Damanik ( mantan salah satu Direktur Kem. Pertanian RI ) , Drs Pangsa Damanik dan Irjen Pol Drs Wagner Maruli Damanik.
#*#* Tuan Paraloangin Damanik ( Toean Jambur Na Bolag Sipolha ) dengan laweinya Radja Israel Sinaga Prapat dari Parapat keturunannya adalah Tuan Labuhan Asmin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag berikutnya ), Tuan Djawadin Damanik, Tuan Ardin Damanik, keturunannya adalah Prof.DR SC Reynold Kamrol Damanik ( USU ) , Prof DR David Tumpal Damanik ( USA ) , Cand.DR.Ec Daulat Damanik MA. ( Jerman ), Agustinus Paian Damanik, Kombes Pol (Purn) Drs. Arthur Marulam Damanik ,Hotman Mangara Damanik SH, Rajista Damanik (Sipolha), Ralpanta Pandapotan Damanik , salah seorang borunya Maria Grace Hasiholan Damanik , BSc, AAIK, SE, As dan suaminya Kornelius Simanjuntak, SH, MH, AAIK, QIP, CPIE ( Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dan salah seorang pemilik Asuransi Himalaya Pelindung dll.
#*#* Tuan Parangsangbosi Damanik ( Toean Paribuan Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Brigjen Pol (Purn) Muller Damanik , SH ( Mantan Rektor USI P.Siantar).
Baris 205:
#*# Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , salah satu keturunannya Mayjen TNI (Purn) Pieter Damanik ( Mantan Dubes RI di Philipina ) , Ir Djagunung Damanik , Revol Damanik.
#*# Toean Intan Pulo Bosar Sipolha.
# Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Bandar ( Damanik Bandar / Tungkat Harajaan Siantar).
#* Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Bandar berada di Pamatang Bandar, Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal".
#* Partuanon antara lain di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907:
#*# Si Saoeadim , Toean Van Bandar
#*# Si Badjandin , Toean Van Bandar Poelau (salah 1 keturunannya adalah Drs. Tuan Zulkarnain Damanik, MM, Bupati Simalungun periode 2005-2010)
#*# Si Kani , Toean Van Bandar Bajoe
#*# Si Djamin , pemangkoe Van Toean Negeri Bandar
#*# Si Mia , Toean Van Si Malangoe
#*# Si Kama , Roumah Suah
#*# Si Bisara , Nagodang
#*# Si Djommaihat , Toean Kahaha
#*# Si Djarainta , Toean Boentoe
#*# Si Djandioeroeng , Toean Dolok Siantar
#*# Si Silim , Toean Van Bandar Sakoeda
#*# Si Djontahali , Toean Van Mariah Bandar
#*# Si Rimmahala , Toean Van Naga Bandar
#*# Si Kadim , Toean Van Bandar Tonga
# Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sidamanik ( Damanik Sidamanik / Tungkat Harajaan Siantar).
#* Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sidamanik berada di Pamatang Sidamanik.
#* Pemerintahan dahulu di pimpin oleh Tuan Riah Hata (Tuan Radja Sidamanik, Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal" ).
#* Partuanon antara lain di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 :
#*# Si Mahata , Toean anggi Van Sidapmanik
#*# Si Bandar , Toean Manik Hataran
#*# Si Takkang , Toean Van Tamboen Rea
#*# Si Rian , Toean Van Manik Maradja
#*# Si Marihat , Toean Van Perbalogan
# Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Siantar ( Damanik Siantar ).
#* Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Siantar berada di Pamatang Siantar.
#* Pemerintahan dahulu di pimpin oleh Radja Siantar Sang Naualuh Damanik (Radja Siantar, Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal" ).
#* Partuanon antara lain di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 :
#*# Si Tongma , Bah Bolak Van Pematang Siantar
#*# Si Naman , Toean Van Lingga
#*# Si Djaha , Toean Van Bangoen
#*# Si Djibang , Toean Van Dolok Malela
#*# Si Djandiain , Toean Van Silo Bajoe
#*# Si Lampot , Toean Van Djorlang Hoeloean
# Partuanon / Parbapaan berdiri sendiri di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 :
#* Pemerintahan dahulu langsung di pimpin oleh Radja Siantar Sang Naualuh Damanik (Radja Siantar.
#*# Si Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar
#*# Si Djadi , Toean Van Sakuda
#*# Si Radjawan , Toean Van Gunung Maligas
#*# Si Djaoelak , Toean Van Tamboen
#*# Si Ganjang , Toean Van Repa
#*# Si Djoinghata , Toean Van Pagar Batoe
#*# Si Djaingot , Toean Van Si Lampoeyang
#*# Si Djaoeroeng , Toean Van Gadjing
#*# Si Pinggan , Toean Van Hoeta Bajoe
#*# Si Djoegmahita , Toean Van Manggoetoer
#Parbalogan Parbalogan
#* Tuan Parbalogan Op.Dja Saip Saragih Napitu (bernama Marihat), yang wilayahnya dari parmahanan hingga ke tigaras.
#* Pusat Pemerintahan Toean Parbalogan berada di Huta Bolon, Parbalogan.
#* Keturunan Toean Parbalogan:
#*# Tuan Appun Napitu dikenal sebagai Amarjabombong Napitu, orang tua dari Dja Saib (Saip) Napitu, merantua dan tinggal di Sidamanik. Keturunann hingga sekarang bertempat tinggal disana. Salah satu anaknya adalah Marat Napitu, seorang Pengusaha asal Sidamanik. Tempat tinggalnya berada persis di depan kantor polsek sarimantondang sidamanik.
#*# Tuan Bitik Napitu, tetap tinggal di Huta Bolon dan menjadi penerus Toean Parbalogan. Salah satu keturunannya adalah Dja Bantan Napitu, pensiunan Direktur Utama PDAM Tirta Lihou Simalungun
#*# Tuan Potir keturunannya berada di jakarta antara lain Dja Siman Saragih Napitu
#*# Tuan Nasir, tinggal di Huta Bolon hingga akhir hayatnya.
# Sipintu Angin (tuan op.S.Saragih Turnip)
#* Merupakan orang tua dari Saragih Ras yang hingga kini tugunya (tugu Hoda Bottar) masih terlihat di perbatasan Panatapan Ds. Tigaras.
 
Partuanan-partuanan ini tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Belanda saat itu, di daerah dilakukan perlawanan perlawanan kecil secara bergerilya.