Islam di Korea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 34:
Pada tahun 1962, pemerintah [[Malaysia]] menawarkan hibah sebesar US $ 33.000 untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Namun, rencana itu gagal karena [[inflasi]]. Tidak sampai 1970-an, ketika hubungan ekonomi Korea Selatan dengan banyak negara Timur Tengah menonjol, menunjukkan bahwa minat terhadap Islam mulai bangkit kembali. Beberapa [[orang Korea di Arab Saudi|warga Korea yang bekerja di Arab Saudi]] masuk Islam, ketika mereka menyelesaikan masa tugas kerja mereka dan kembali ke Korea, mereka didukung sejumlah Muslim penduduk asli.<ref name="Baker"/> [[Masjid Pusat Seoul]] akhirnya dibangun di Seoul lingkungan [[Itaewon]] pada tahun 1976. Saat ini ada juga masjid di [[Busan]], [[Anyang (Korea Selatan)|Anyang]], [[Gwangju]], [[Jeonju]] dan [[Daegu]]. Menurut Lee Hee-Soo (Yi Hui-su), Presiden Korea Islam Institute, ada sekitar 40.000 Muslim yang terdaftar di Korea Selatan, dan sekitar 10.000 diperkirakan penganut yang sangat aktif.<ref name="pop1">The article (in Korean) at [http://www.arisok.com/news_view.asp?id=5821] quotes Lee Hee-Soo (Yi Hui-su), president of 한국 이슬람 학회 (Korea Islam Institute), with these figures.</ref>
 
Korea Muslim Federation (KMF) mengatakan akan membuka [[sekolah dasar]] Islam pertama bernama SD Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz pada Maret 2009 dengan tujuan membantu [[Muslim]] di [[Korea Selatan|Korea]] belajar tentang [[agama]] mereka melalui kurikulum sekolah resmi. Rencana sedang dilakukan untuk membuka sebuah pusat budaya, sekolah menengah dan bahkan universitas. Abdullah Al-Aifan, Duta Besar [[Arab Saudi]] di [[Seoul]], menyerahkan $500.000 untuk KMF atas nama pemerintah Arab Saudi.<ref>http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2008/03/117_20746.html First Muslim School to Open Next Year</ref>
 
Jauh sebelum dibentuknya sekolah formal berupa SD, sebuah madrasah bernama Madrasah Sultan Bin Abdul Aziz, telah berfungsi sejak tahun 1990 dan di situlah anak-anak diberi kesempatan untuk belajar bahasa Arab, budaya Islam, dan Inggris.