Hadits Hasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
== Syarat ==
Syarat-syarat hadits disebut Hasan secara keseluruhan hampir sama dengan syarat-syarat hadits Shahih. 5 syarat hadits Hasan yaitu:
# Periwayat (''Sanad'') bersambung,
# Diriwayatkan oleh [[rawi]] yang adil
# Diriwayatkan oleh rawi yang hafal (''dhabith''), tetapi tingkat kehafalannya masih dibawah [[hadits Shahih]],
# Tidak bertentangan dengan hadits dengan rawi yang tingkat dipercayanya lebih tinggi atau Al-Qur'an,
# Tidak terdapat cacat.
Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada ke''dhabith''annya. Jika hadits Shahih tingkat ''dhabith''nya harus tinggi, maka hadits hasan tingkat ke''dhabith''annya berada dibawahnya. Contoh hadits Hasan adalah seperti hadits yang diriwayatkan oleh [[Muhammad bin Amr bin al-Qamah]], dari [[Salamah]], dari [[Abu Hurairah]]. Dalam hadits ini, hadits dikategorikan hasan dikarenakan Muhammad bin Amr bin al-Qamah dikenal tingkat hafalannya yang tidak luar biasa.<ref name="IuH">Prof. Dr. Muhammad Alawi Al-Maliki (2006). ''Ilmu Ushul Hadits''. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ISBN 979-24-5855-7</ref>