Sutomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 15 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 10375724 oleh Bonaditya
Yoshua Renaldo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|party =
|spouse = [[Sulistina]]
|children =
|residence =
Baris 49:
 
== Setelah kemerdekaan ==
=== Keluarga ===
Sutomo menikahi [[Sulistina]] pada [[19 Juni]] [[1947]] dan dikaruniai 4 anak.
 
=== Karier ===
[[Berkas:Bung Tomo Menteri.jpg|180px|thumb|Bung Tomo menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang era [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] pada tahun [[1955]].]]
[[Berkas:Bung Tomo PRI.jpg|180px|thumb|[[Bung Tomo]] memberikan pidato untuk [[Partai Rakyat Indonesia]] di [[Bandung]], [[September]] [[1955]].]]
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan [[Suharto]] yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.
 
Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri [[Burhanuddin Harahap]]. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili [[Partai Rakyat Indonesia]].
 
[[Berkas:BungTomo1974.jpg|180px|thumb|Bung Tomo di Jakarta pada tahun [[1974]].]]
Namun pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan [[Orde Baru]]. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto sehingga pada [[11 April]] [[1978]] ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto. Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal.
 
Ia masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, namun ia tidak pernah mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya, dan ia berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikannya.
 
[[Berkas:Bung Tomo 071081.jpg|200px|thumb|[[Bung Tomo]] wafat pada [[7 Oktober]] [[1981]]. Jenazah beliau dimakamkan di TPU Ngagel, [[Surabaya]].]]
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada [[7 Oktober]] [[1981]] ia meninggal dunia di [[Padang Arafah]], ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.