Isidor Isaac Rabi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Perang Dunia II: Menghapus kelebihan dan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 60:
Molecular Beam Laboratory milik Rabi menarik perhatian dari orang-orang lainnya, termasuk [[Sidney Millman]], seorang siswa lulusan yang belajar [[litium]] untuk gelar dokterandesnya.{{sfn|Millman|1977|p=87}}{{sfn|Rigden|1987|pp=88–89}} Yang lainnya adalah [[Jerrold Zacharias]], yang, meyakini bahwa nukleus natrium akan terlalu sulit dimengerti, memutuskan untuk mempelajari unsur tersederhana, hidrogen. Isotop [[deuterium]]-nya baru ditemukan di Columbia pada 1931 oleh Urey, yang meraih [[Nobel Kimia]] 1934 untuk karya. Urey dapat menyuplai mereka dengan [[air berat]] dan deuterium dalam bentuk gas untuk eksperimen mereka. Disamping kesederhanaannya, kelompok Stern di Hamburg telah mengamati bahwa hidrogen tak berperilaku seperti yang diperkirakan.{{sfn|Goldstein|1992|pp=21–22}} Urey juga membantu dengan cara lainnya; ia memberikan setengah uang penghargaannya untuk mendanai Molecular Beam Laboratory.{{sfn|Rigden|1987|p=90}} Ilmuwan lainnya yang memulai kariernya di Molecular Beam Laboratory meliputi Norman Ramsey, [[Julian Schwinger]], [[Jerome Kellogg]] dan [[Polykarp Kusch]].{{sfn|Goldstein|1992|p=23}} Semuanya laki-laki; Rabi tidak mempercayai bahwa wanita dapat menjadi fisikawan. Ia tak pernah memiliki seorang wanita sebagai siswi doktoral atau pasca-doktoral, dan umumnya menentang wanita sebagai kandidat untuk posisi dosen.{{sfn|Rigden|1987|p=116}}
 
Atas saran [[C. J. Gorter]], tim tersebut berupaya untuk menggunakan wadah oskilasi.{{sfn|Goldstein|1992|pp=33–34}} Hal tersebut menjadi dasar untuk metode [[resonansi magnetik nuklir]]. Pada 1937, Rabi, Kusch, Millman dan Zacharias menggunakannya untuk mengukur [[momen magnetik]] beberapa komponen litium dengan pantulan molekuler, yang meliputi [[litium klorida]], [[litium fluorida]] dan [[dilitium]].{{sfn|Rabi|Millman|Kusch|Zacharias|1939|pp=526–535}} Saat menerapkan metode tersebut kepada hidrogen, mereka menemukan momen protonnya adalah 2.785±0.02 [[magneton nuklir]],{{sfn|Kellogg|Rabi|Ramsey|Zacharias|1939|p=728}} dan bukannya 1 seperti yang diperkirakan oleh teori pada waktu itu,{{sfn|Rigden|1987|p=115}}{{sfn|Breit|Rabi|1934|pp=}} sementara deuteron memiliki 0.855±0.006 magneton nuklir.{{sfn|Kellogg|Rabi|Ramsey|Zacharias|1939|p=728}} Hal tersebut menyediakan ukuran yang lebih akuran dari apa yang tim Stern temukan, dan tim Rabi telah mengkonfirmasikannya, pada 1934.{{sfn|Rabi|Kellogg|Zacharias|1934a|pp=157–163}}{{sfn|Rabi|Kellogg|Zacharias|1934b|pp=163–165}} Sejak deuteron dikomposisikan dari proton dan neutron dengan putaran yang selaras, [[momen magnetik neutron]] dapat disimpulkan dengan mengurangi momen magnetik deuteron dan proton. Nilai hasilnya tidak nol, dan memiliki tanda yang berlawanan dengan proton. Berdasarkan pada artefak-artefak yang membuat penasaran dari pengukuran yang lebih akurat tersebut, Rabi menyimpulkan bahwa deuteron memiliki sebuah [[kuadrupol|momen kuadrupol elektrik]].{{sfn|Rigden|1987|pp=112–113}} Penemuan tersebut mengartikan bahwa bentuk fisika dari deuteron tidak simetris, yang menyediakan pelajaran berharga dalam [[gaya nuklir]] yang mengikat nukleon. Karena pembuatan deteksi resonansi magnetik pantulan molekularnya, RabidRabi anugerahidianugerahi [[Nobel Fisika]] pada 1944.{{sfn|Goldstein|1992|p=36}}
 
== Perang Dunia II ==
Baris 70:
Pada 1942, Oppenheimer berupaya untuk merekrut Rabi dan [[Robert Bacher]] untuk bekerja di [[Los Alamos Laboratory]] pada sebuah proyek baru. Mereka menyatakan kepada Oppenheimer bahwa rencananya untuk sebuah laboratorium militer tidak akan bekerja, semenjak para ilmuwan berupaya untuk memenuhi kebutuhan sipil. Rencana tersebut diubah, dan laboratorum tersebut akan dijadikan laboratorium sipil, yang dijalankan oleh [[University of California]] di bawah kontrak dari [[Departemen Perang Amerika Serikat|Departemen Perang]]. Pada akhirnya Rabi masih tidak pergi ke barat, namun sepakat untuk menjabat sebagai konsultan [[Proyek Manhattan]].{{sfn|Hewlett|Anderson|1962|pp=230–232}} Rabi menghadiri [[Trinity (tes nuklir)|tes Trinity]] pada Juli 1945. Para ilmuwan yang bekerja pada Trinity membuat sebuah [[kolam taruhan]] pada bidang tes, dengan memprediksi angka sampai 45 kiloton [[persamaan TNT]] (kt). Rabi datang terlambat dan hanya mendapatkan angka 18 kiloton.{{sfn|Rhodes|1986|p=656}} Mengenakan kacamata las, ia menunggu hasil dengan Ramsey dan [[Enrico Fermi]].{{sfn|Rigden|1987|pp=155–156}} Ledakannya terukur sejumlah 18.6 kiloton, dan Rabi memenangkan taruhan tersebut.{{sfn|Rhodes|1986|p=656}}
 
== Kehidupan Selanjutnyaselanjutnya ==
 
Pada 1945, Rabi mengirimkan Ceramah Peringatan Richtmyer, yang diadakan oleh [[American Association of Physics Teachers]] untuk menghormati [[Floyd K. Richtmyer]], dimana ia menyatakan bahwa resonansi magnetik atom dapat digunakan sebagai dasar jam. [[William L. Laurence]] menuliskannya untuk [[New York Times]], di bawah headline "'Pendulum kosmik' untuk jam direncanakan".<ref>Isidor I. Rabi, "Radiofrequency spectroscopy" ([[Floyd K. Richtmyer|Richtmyer Memorial Lecture]], delivered at Columbia University in New York, on 20 January 1945). See also: "Meeting at New York, January 19 and 20, 1945" ''Physical Review'', vol. 67, pp. 199–204 (1945). See also: {{cite news|last=Laurence|first=William|authorlink=William L. Laurence|title='Cosmic pendulum' for clock planned|newspaper=[[New York Times]]|date=21 January 1945|page=34|url=http://tf.nist.gov/general/pdf/2039.pdf|accessdate=15 June 2012}}</ref> Pada masa sebelumnya, Zacharias dan Ramsey telah membuat [[jam atom]] semacam itu.{{sfn|Rigden|1987|pp=170–171}} Rabi aktif meneliti resonansi magnetik sampai sekitar 1960, namun ia melanjutkan membuat penampilan di konferensi-konferensi dan seminar-seminar sampai kematiannya.{{sfn|Ramsey|1993|p=319}}{{sfn|Rigden|1987|p=15}}