Agustinus dari Hippo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25:
}}
'''Agustinus dari Hippo''' (dalam {{lang-la|Aurelius Augustinus Hipponensis}},<ref group=note>''[[Konvensi penamaan orang Romawi|Nomen]]'' Aurelius sebenarnya tidak bermakna apa-apa, lebih sebagai penanda kewarganegaraan Romawi (lih. {{en}} {{cite journal |title=What's in a Name? A Survey of Roman Onomastic Practice from c. 700 B.C. to A.D. 700 |last=Salway |first=Benet |journal=The Journal of Roman Studies |volume=84 |pages=124–45 |jstor=300873 |issn=0075-4358 |publisher=[[Society for the Promotion of Roman Studies]] |year=1994 |doi=10.2307/300873}}).</ref> {{lahirmati||13|11|354||28|8|430}}), juga dikenal sebagai '''Santo Agustinus''', atau
Menurut
Ketika [[Kekaisaran Romawi Barat]] mulai pecah, Agustinus mengembangkan konsep Gereja sebagai suatu [[Yerusalem Baru#Kekristenan|Kota Allah]] yang spiritual, berbeda dengan Kota Duniawi yang materiil.<ref name="CC">{{en}} {{cite book|last=Durant|first=Will|title=Caesar and Christ: a History of Roman Civilization and of Christianity from Their Beginnings to A.D. 325|publisher=MJF Books|location=New York|year=1992|isbn=1-56731-014-1}}</ref> Pemikirannya sangat mempengaruhi cara pandang dunia abad pertengahan. Gereja yang berpegang pada konsep [[Trinitas]], sebagaimana didefinisikan dalam [[Konsili Nicea I|Konsili Nicea]] dan [[Konsili Konstantinopel I|Konsili Konstantinopel]],<ref>{{en}} {{cite book|last=Wilken|first=Robert L.|title=The Spirit of Early Christian Thought|publisher=[[Yale University Press]]|location=New Haven|year=2003|isbn=0-300-10598-3|page=291}}</ref> umumnya diidentifikasi sebagai ''Kota Allah''-nya Agustinus.
Dalam [[Gereja Katolik]] dan [[Komuni Anglikan]], ia dipandang sebagai seorang [[santo]], seorang [[Doktor Gereja]] atau Pujangga Gereja terkemuka, serta pelindung para biarawan dan biarawati [[Agustinian]]. Hari peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus, hari wafatnya. Ia dipandang sebagai [[santo pelindung]] para [[pembuatan bir|pembuat bir]], penerbit dan percetakan, teolog, pengentasan penyakit mata, serta sejumlah kota dan keuskupan.<ref name="KnoYrSaint">{{en}} [http://www.catholicapologetics.info/library/saints/index.htm Know Your Patron Saint]. catholicapologetics.info</ref> Banyak kalangan [[Protestan]], terutama [[Calvinis]], menganggapnya sebagai salah seorang bapa teologis [[Reformasi Protestan]] karena ajarannya tentang [[rahmat ilahi]] dan [[Keselamatan (agama)|keselamatan]].{{citation needed|date=Februari 2016}}
Dalam [[Kekristenan Timur]], beberapa ajarannya diperdebatkan dan secara khusus pada abad ke-20 mendapat serangan dari teolog seperti [[John Romanides]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = SOME UNDERLYING POSITIONS OF THIS WEBSITE| url = http://www.romanity.org/htm/rom.00.en.some_underlying_positions_of_this_website.htm| website = www.romanity.org| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Namun, para tokoh dan teolog lainnya dari [[Gereja Ortodoks Timur]] memperlihatkan banyak pemanfaatan dari karya-karya tulisnya, terutama [[Georges Florovsky]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = Limits of Church| url = http://www.fatheralexander.org/booklets/english/limits_church.htm| website = www.fatheralexander.org| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Kontrovesi doktrinal terpenting yang dihubungkan dengan namanya adalah ''[[filioque]]'',<ref name="Rev. Dr.">{{en}} Rev. Dr. George C. Papademetriou, [http://www.goarch.org/ourfaith/ourfaith8153 "Saint Augustine in the Greek Orthodox Tradition"]</ref> yang ditolak oleh Gereja Ortodoks.{{sfn|Siecienski|2010|pp=53-67}} Ajaran-ajaran lain yang diperdebatkan mencakup pandangannya mengenai dosa asal, doktrin mengenai rahmat atau anugerah, dan [[predestinasi]].<ref name ="Rev. Dr."/> Bagaimanapun, meski dianggap keliru dalam beberapa hal, ia tetap dipandang sebagai seorang suci (santo), dan bahkan telah memberikan pengaruh pada sejumlah Bapa Gereja Timur, khususnya [[Gregorius Palamas]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = Gregory Palamas' Use of Augustine's De Trinitate for Original Sin and its Application to the Theotokos & Scholarius' Palamitico-Augustinianism of the Immaculate Conception (Stockholm 28.VI.15)| url = http://www.academia.edu/11941514/Gregory_Palamas_Use_of_Augustine_s_De_Trinitate_for_Original_Sin_and_its_Application_to_the_Theotokos_and_Scholarius_Palamitico-Augustinianism_of_the_Immaculate_Conception_Stockholm_28.VI.15_| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Dalam Gereja Ortodoks, pesta peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus,<ref name="Rev. Dr."/><ref>{{en}} {{cite journal | last =[[Archimandrite]] | title = Book Review: ''The Place of Blessed Augustine in the Orthodox Church'' | journal =Orthodox Tradition | volume =II | issue =3&4 | pages =40–43 | url =http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/bless_aug.aspx#rose | accessdate =28 June 2007| archiveurl= https://web.archive.org/web/20070710012506/http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/bless_aug.aspx| archivedate= 10 July 2007 | deadurl= no}}</ref> dan ia menyandang gelar ''Beato'' ("Yang Terberkati").
== Kehidupan ==
=== Masa kecil dan pendidikan ===
[[Berkas:7 Nicolo di Pietro. 1413-15. The Saint Augustine Taken to School by Saint Monica. Pinacoteca, Vatican..jpg|thumb|''Santo Agustinus
Agustinus dilahirkan pada tahun [[354]] di [[:en:municipium|municipium]] ([[kota]] atau [[kotamadya]]) di [[Tagaste]], [[Numidia]] (sekarang [[Souk Ahras]], [[Aljazair]]) di [[Provinsi (Romawi)]] [[Afrika]].<ref>{{en}} MacKendrick, Paul. (1980). ''The North African Stones Speak'', Chapel Hill: University of North Carolina Press, p. 326, ISBN 0-7099-0394-4.</ref><ref>{{en}} Ferguson, Everett. (1998). ''Encyclopedia of Early Christianity'', Taylor & Francis, p. 776, ISBN 0-8153-3319-6.</ref> Ibunya, [[Monika]], adalah seorang Kristen yang saleh; sementara ayahnya Patrisius adalah seorang [[Pagan]] yang kemudian memohon di[[baptis]] menjelang kematiannya.<ref>{{en}} Vesey, Mark, trans. (2007) "Confessions Saint Augustine", introduction, ISBN 978-1-59308-259-8.</ref> Pada usia 11 tahun ia disekolahkan di Madaurus (sekarang [[M'Daourouch]]), sebuah kota kecil di Numidia berjarak sekitar 19 mil ke arah selatan Tagaste. Di sana ia menjadi akrab dengan [[sastra Latin]], juga keyakinan dan praktik [[paganisme]]<ref>{{en}} Andrew Knowles and Pachomios Penkett, ''Augustine and his World'' Ch. 2.</ref> Pemahaman awalnya atas [[Dosa (Kristen)|dosa]] adalah saat ia dan sejumlah temannya mencuri [[buah pir]], yang mana sebenarnya tidak mereka inginkan, dari sebuah kebun di lingkungannya. Ia menceritakan kisah ini dalam [[otobiografi]]nya, [[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-pengakuan]] (''Confessions''). Ia mengingatnya bahwa dulu ia tidak mencuri buah pir tersebut karena rasa lapar, tetapi karena "hal itu tidak diperbolehkan". Katanya, "Buruk kenakalan itu, tetapi aku menyukainya waktu itu; aku menyukai kehancuranku, aku menyukai kesalahanku. Bukan apa yang kukejar dalam kesalahanku itu, melainkan kesalahan itu sendiri yang kusukai."<ref>[[#Confessiones|Pengakuan-pengakuan]], II:IV</ref>▼
Agustinus dilahirkan pada tahun 354 M di [[municipium]] ([[kota]] atau [[kotamadya]]) [[Tagaste]], [[Numidia]] (sekarang [[Souk Ahras]], [[Aljazair]]) di [[Afrika (provinsi Romawi)|Afrika Romawi]].<ref>{{en}} MacKendrick, Paul. (1980). ''The North African Stones Speak'', Chapel Hill: University of North Carolina Press, p. 326, ISBN 0-7099-0394-4.</ref><ref>{{en}} Ferguson, Everett. (1998). ''Encyclopedia of Early Christianity'', Taylor & Francis, p. 776, ISBN 0-8153-3319-6.</ref> Ibunya, [[Monika]], adalah seorang Kristen yang saleh; sementara ayahnya Patrisius adalah seorang [[Pagan]] yang kemudian memohon di[[baptis]] menjelang kematiannya.<ref>{{en}} Vesey, Mark, trans. (2007) "Confessions Saint Augustine", introduction, ISBN 978-1-59308-259-8.</ref> Para akademisi umumnya sepakat bahwa Agustinus dan keluarganya adalah [[orang Berber]], suatu kelompok etnis asli Afrika Utara,<ref name=":0" /><ref>{{en}} {{Cite journal|last=FROST|first=MAURICE|date=1942-07-01|title=A NOTE ON THE BERBER BACKGROUND IN THE LIFE OF AUGUSTINE|journal=The Journal of Theological Studies|volume=os-XLIII|issue=171-172|doi=10.1093/jts/os-XLIII.171-172.188|issn=0022-5185}}</ref><ref>{{en}} {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=DCxNjeuYpJwC|title=From Generation to Generation: The Renewal of the Church According to Its Own Theology and Practice|last=Leith|first=John H.|date=|publisher=Westminster John Knox Press|year=1990|isbn=9780664251222|pages=24}}</ref><ref>{{en}} {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=HAAXAQAAIAAJ|title=Catholic World, Volumes 175-176|last=|first=|date=|publisher=Paulist Fathers|year=1952|isbn=|pages=376|quote=The whole of North Africa was a glory of Christendom with St. Augustine, himself a Berber, its chief ornament.|via=}}</ref> tetapi mereka banyak mendapat pengaruh [[Romanisasi]], hanya berbicara bahasa Latin di rumah sebagai suatu kebanggaan dan martabat.<ref name=":0">{{en}} {{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=0q3W7jYz7ZsC|title=Saint Augustine of Hippo: An Intellectual Biography|last=Hollingworth|first=Miles|date=|publisher=Oxford University Press|year=2013|isbn=9780199861590|location=|pages=51}}</ref> Dalam tulisan-tulisannya, Agustinus meninggalkan sejumlah informasi mengenai kesadarannya akan warisan Afrika-nya. Sebagai contoh, ia menyebut [[Apuleius]] sebagai "yang paling terkenal buruk di antara kita orang Afrika",<ref>Ep., CXXXIII, 19. [http://www.newadvent.org/fathers/1102138.htm English version], [http://www.augustinus.it/latino/lettere/lettera_139_testo.htm Latin version]</ref> hingga Ponticianus sebagai "orang sebangsa kita, sebatas menjadi orang Afrika",<ref>Confess., VIII, 6, 14. [http://www.newadvent.org/fathers/110108.htm English version], [http://www.augustinus.it/latino/confessioni/index2.htm Latin version]</ref> dan menyebut [[Faustus dari Milevum]] sebagai "seorang Pria Sejati Afrika".<ref>Contra Faustum, I, 1. [http://www.newadvent.org/fathers/140601.htm English version], [http://www.augustinus.it/latino/contro_fausto/index2.htm Latin version]</ref>
Nama keluarga Agustinus, yaitu Aurelius, menunjukkan bahwa leluhur ayahnya adalah budak yang dimerdekakan dari ''[[Aurelia (gens)|gens Aurelia]]'' yang diberikan kewarganegaraan Romawi sepenuhnya melalui [[Constitutio Antoniniana|Edik Caracalla]] pada tahun 212. Dari sudut pandang hukum, keluarga Agustinus telah menjadi bangsa Romawi selama setidaknya satu abad pada saat ia lahir.<ref>{{en}} Lancel, Serge (2002) ''Saint Augustine'', Hymns Ancient & Modern, p. 5, ISBN 0334028663.</ref> Diasumsikan bahwa ibu Agustinus, yakni Monika, memiliki asal usul Berber berdasarkan namanya,<ref name="KP">{{en}} Power, Kim (1999) "Family, Relatives", pp. 353–54 in ''Augustine Through the Ages: An Encyclopedia''. Allan D. Fitzgerald, ed. Grand Rapids: [[Wm. B. Eerdmans]], ISBN 978-0-8028-3843-8.</ref><ref>{{en}} Michael Brett and Elizabeth Fentress, ''The Berbers'', [[Wiley-Blackwell]], 1997, pp. 71, 293</ref> tetapi karena keluarga Agustinus tergolong ''[[Decurion (administratif)|honestiores]]'', suatu kelompok warga negara kelas atas yang dikenal sebagai orang-orang terhormat, kemungkinan besar Agustinus telah menggunakan bahasa Latin sebagai bahasa pertamanya.<ref name="KP"/>
▲
Karena kemurahan hati sesama warga kotanya, Romanianus,<ref name=EA>{{en}} ''Encyclopedia Americana'', v. 2, p. 685. Danbury, CT: Grolier, 1997. ISBN 0-7172-0129-5.</ref> pada umur 17 tahun Agustinus melanjutkan pendidikan dalam bidang [[retorika]] di [[Kartago]]. Saat ia belajar di sanalah ia membaca [[dialog]] karya [[Cicero]] yang berjudul ''[[Hortensius (Cicero)|Hortensius]]'' (sekarang telah hilang), yang ia sebut meninggkalkan suatu kesan mendalam dan memicu minatnya dalam filsafat.<ref>Augustine of Hippo, ''Confessions'', 3:4</ref> Meskipun dididik sebagai seorang Kristiani, Agustinus meninggalkan Gereja untuk mengikuti [[Maniisme|agama Manikean]], sehingga menyebabkan ibunya sangat berputus asa.<ref>{{en}} {{cite web| last= Pope | first = Hugh | work =Catholic Encyclopedia | title = Saint Monica| url = http://www.newadvent.org/cathen/10482a.htm | accessdate = 20 April 2012|quote= At Carthage Augustine had become a Manichaean and when on his return home he propounded certain heretical propositions she drove him away from her table, but a strange vision urged her to recall him. It was at this time that she went to see a certain holy bishop, whose name is not given, but who consoled her with the now famous words, "the child of those tears shall never perish."}}</ref> Sebagai seorang pemuda, Agustinus menjalani kehidupan yang [[hedonisme|hedonis]] dalam suatu kurun waktu, bergaul dengan orang muda lainnya yang membanggakan eksploitasi seksual mereka. Kebutuhan akan penerimaan dari sesama memaksa pemuda-pemuda tanpa pengalaman seperti Agustinus untuk mencari ataupun mengarang cerita mengenai pengalaman-pengalaman seksual.<ref name="ReferenceA">Augustine of Hippo, ''Confessions'', 2:3</ref> Pada masa inilah ia mengucapkan [[Sembahyang#Kristen|doanya]] yang terkenal: "Berikanlah aku [[kemurnian (kebajikan)|kemurnian]] dan [[abstinensi seksual|kemampuan untuk mengendalikan nafsu]], tetapi jangan sekarang" (''da mihi castitatem et continentiam, sed noli modo'').<ref>Augustine of Hippo, ''Confessions'', 8:17</ref>
=== Guru besar retorika ===▼
Agustinus mengajar [[tata bahasa]] di Tagaste selama tahun 373-374. Tahun berikutnya ia pindah ke Kartago untuk membuka [[sekolah]] [[retorika]], dan berlangsung selama 9 tahun.<ref name=EA/> Karena merasa terganggu oleh murid-murid yang sulit diatur di Kartago, ia pindah ke [[Roma]] untuk mendirikan sekolah di sana, di mana ia meyakini bahwa Roma adalah tempatnya para ahli retorika cemerlang dan terbaik. Namun, Agustinus kecewa karena situasi di sana di luar harapannya. Merupakan suatu kebiasaan di Roma saat itu bahwa para murid membayar biaya sekolah di hari terakhir masa studi; sementara banyak murid mengikuti seluruh masa studi dengan tekun sampai akhir, namun tidak membayar biaya sekolah. Para teman Manikhean-nya kemudian memperkenalkan Agustinus dengan [[prefek]] Kota Roma, [[Quintus Aurelius Symmachus|Symmachus]], yang telah diminta oleh [[pengadilan]] [[kekaisaran]] di [[Milan]] untuk menyediakan seorang [[guru besar]] ilmu retorika. Agustinus kemudian mendapatkan pekerjaan tersebut dan berangkat ke utara untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun [[384]]. Di usianya yang ke-30, Agustinus telah mendapatkan jabatan akademik yang paling menonjol di dunia Latin di mana saat itu jabatan seperti demikian memberikan akses ke karier politik.<ref name="celife">{{en}} Portalié, Eugène. [http://www.newadvent.org/cathen/02084a.htm "Life of St. Augustine of Hippo"] ''The Catholic Encyclopedia''. Vol. 2. New York: Robert Appleton Company (1907). Retrieved 30 September 2011</ref>▼
Pada usia sekitar 19 tahun, Agustinus mulai menjalin hubungan di luar perkawinan dengan seorang wanita muda di Kartago. Meskipun sang ibu mengharapkan agar ia menikahi orang yang sekelas dengannya, wanita tersebut tetap menjadi kekasihnya<ref name=Uta>{{en}} {{cite book|title= Eunuchs for the Kingdom of Heaven: Women, Sexuality and the Catholic Church|last =Ranke-Heineman|first = Uta|publisher= Penguin Books|place = US|year=1988|isbn=9780385265270}}</ref> selama lebih dari 15 tahun<ref name="utne.com">{{en}} [http://www.utne.com/mind-and-body/st-augustine-and-original-sin-ze0z1505zken.aspx "Don't Blame the Devil: St Augustine and Original Sin"]. ''[[Utne Reader]]'', May 2015.</ref> dan melahirkan seorang putra baginya, Adeodatus,<ref>Augustine of Hippo, ''Confessions'', 4:2</ref> yang dipandang sangat cerdas oleh orang-orang pada masanya. Pada tahun 385, Agustinus mengakhiri hubungan dengan kekasihnya demi mempersiapkan diri untuk menikahi seorang wanita berumur 10 tahun yang akan menjadi pewarisnya. (Ia harus menunggu selama dua tahun karena usia yang sah secara hukum untuk menikah adalah 12 tahun. Namun, pada saat ia dapat menikahinya, ia malah memutuskan untuk menjadi seorang imam selibat.)<ref name="utne.com"/><ref name="Brown, p. 63">{{en}} {{cite book| last=Brown| first=Peter| title=Augustine of Hippo: A Biography| year=1970| publisher=University of California Press| location=Berkeley| page=63}}</ref>
Walau Agustinus menunjukkan kegairahannya kepada [[Manikheisme]], tetapi ia hanyalah seorang "auditor" (tingkatan terendah dalam [[hierarki]] [[sekte]] tersebut). Saat masih di Kartago, Agustinus pernah mengalami suatu pertemuan yang mengecewakan dengan Uskup Manikhean, [[:en:Faustus of Mileve|Faustus of Mileve]], seorang eksponen utama dalam teologi Manikhean; sejak saat itu Agustinus mulai bersikap [[skeptis]] terhadap Manikheisme.<ref name="celife"/> Di Roma, ia dikabarkan berpaling dari Manikheisme dan menganut skeptisisme gerakan "Akademi Baru", yang merupakan [[Akademi Platonik]]. Karena pendidikannya, Agustinus memiliki kecakapan retorikal yang luar biasa dan berpengetahuan luas dalam [[filosofi]] berbagai aliran [[kepercayaan]].<ref>{{en}} {{cite book|last1=Kishlansky|first1=Mark|last2=Geary|first2=Patrick|last3=O'Brien|first3=Patricia|title=Civilization in the West|date=2010|publisher=Pearson Education Inc.|location=New Jersey|pages=142–143|edition=Volume 1: to 1715|ref=Augustine of Hippo}}</ref>▼
Sejak awal Agustinus menunjukkan dirinya sebagai seorang murid yang brilian, dengan keingintahuan intelektual yang besar, namun ia tidak pernah benar-benar menguasai [[bahasa Yunani]].<ref name=O>{{en}} [http://faculty.georgetown.edu/jod/augustine/ O'Donnell, James J. "Augustine the African", Georgetown University]. Faculty.georgetown.edu. Retrieved on 2015-06-17.</ref> —ia menyampaikan bahwa guru bahasa Yunani pertamanya adalah seorang pria brutal yang terus-menerus memukuli murid-muridnya, dan Agustinus memberontak serta menolak untuk belajar. Pada saat ia menyadari bahwa ia perlu mengetahui bahasa Yunani, hal itu sudah terlambat; dan walaupun ia sedikit menguasai bahasa itu, ia tidak pernah fasih dengannya. Namun, penguasaannya atas bahasa Latin merupakan hal lain. Ia menjadi seorang ahli yang fasih dalam penggunaan bahasa tersebut maupun dalam penggunaan argumen-argumen cerdas untuk menyampaikan maksud-maksudnya.
Saat Agustinus tinggal di Milan, kesalehan ibunya, studinya dalam [[Neoplatonisme]], dan temannya [[Simplician]]us (yang kemudian menjadi Uskup Milan, dan juga akhirnya digelari [[Santo]]), semuanya itu mendorong dia untuk beralih ke Kekristenan. Awalnya Agustinus tidak begitu terpengaruh oleh Kekristenan, tetapi seiring dengan hubungannya dengan [[Ambrosius]] (Uskup Milan saat itu, dan kemudian menjadi salah satu [[Doktor Gereja|Doktor]] Agung dalam [[Gereja Katolik]]), ia mulai mengevaluasi kembali dirinya. Sama seperti Agustinus, Ambrosius juga seorang ahli retorika (berarti juga ahli [[pidato]]), tapi lebih tua dan berpengalaman.<ref name = "BeDuhn2009">{{en}} {{cite book|first = Jason David|last = BeDuhn|title = Augustine's Manichaean dilemma: Conversion and apostasy, 373–388 C.E.|url =http://books.google.com/books?id=mEmZaq1Gg3wC&pg=PA163|accessdate = 17 June 2011|date =28 October 2009|publisher=University of Pennsylvania Press|isbn=978-0-8122-4210-2|page= 163}}</ref> Agustinus sangat terpengaruh oleh Ambrosius, terutama melalui [[khotbah]]-[[khotbah]] Ambrosius, bahkan lebih dari pengaruh ibunya sendiri dan orang-orang lain yang ia kagumi. Sejak ia tiba di Milan, ia segera berada di bawah pengaruh Ambrosius. Dalam ''Pengakuan-pengakuan'' X-XIII, Agustinus menulis, "Abdi Allah ini menerimaku dengan sikap kebapakan, dan sebagai seorang [[uskup]] yang sejati dinyatakannya kesenangannya akan pemindahan saya." Hubungan mereka segera berkembang, sebagaimana Agustinus menuliskannya, "Begitulah aku mulai merasa sayang kepadanya, meskipun mula-mula bukan sebagai guru suatu kebenaran yang sama sekali sudah tidak kuharapkan dari [[Gereja]]-Mu, melainkan sebagai orang yang ramah terhadapku."<ref name="Augustine: Account of His Own Conversion">{{en}} {{cite web|last1=Outler|first1=Albert|title="Medieval Sourcebook." Internet History Sourcebooks Project|url=http://www.fordham.edu/halsall/source/aug-conv.asp|website=Fordham University, Medieval Sourcebook|publisher=Fordham University|accessdate=30 October 2014}}</ref> Agustinus rutin mengunjungi Ambrosius untuk melihat apakah Ambrosius merupakan salah seorang ahli retorika dan pembicara terbaik di dunia. Walau lebih tertarik kepada ketrampilan berbicaranya dibandingkan topiknya, Agustinus segera menyadari bahwa Ambrosius adalah seorang ahli pidato yang spektakuler. Pada akhirnya, Agustinus mengatakan bahwa melalui alam [[bawah sadar]]nya ia dibawa kepada [[iman]] [[Kristen]].<ref name="Augustine: Account of His Own Conversion"/>▼
Sang ibu, [[Monika]], telah menyusul Agustinus sampai ke Milan dan mengatur suatu pernikahan, di mana karena hal ini hubungan Agustinus dengan [[kekasih]]nya (di luar [[pernikahan]]) berakhir —yaitu pada tahun 385.<ref name="Brown, p. 63">[[#Brown|Brown]], p. 63</ref> Meskipun Agustinus menerima rencana pernikahan ini, Agustinus sangatlah terluka karena kehilangan kekasihnya. Saat itu ia menggambarkan keadaannya: "Wanita teman tetapku seranjang direnggut dari sisiku ... hatiku yang melekat padanya tercabik-cabik dan terluka dan mengalirkan darah."<ref name="VI:XV">[[#Confessiones|Pengakuan-pengakuan]], VI:XV</ref> Agustinus mengakui bahwa ia bukan gandrung pada [[perkawinan]], melainkan budak [[hawa nafsu|nafsu birahi]], sehingga ia mencari kekasih lain untuk melayani nafsunya sepeninggal kekasih pertamanya karena ia harus menunggu 2 tahun lagi hingga [[tunangan]]nya beranjak dewasa. Namun ia menggambarkan bahwa setelah itu pun lukanya tidak sembuh juga, malah mulai bernanah.<ref name="VI:XV"/>▼
▲Agustinus mengajar [[tata bahasa]] di Tagaste selama tahun 373-374. Tahun berikutnya ia pindah ke Kartago untuk membuka
[[File:Augustine Lateran.jpg|left|thumb|Potret Santo Agustinus yang paling awal diketahui dalam suatu [[fresko]] abad ke-6 di Lateran, Roma.]]
Ada bukti yang menunjukkan bahwa Agustinus mungkin menganggap hubungan sebelumnya ini setara dengan pernikahan.<ref>{{en}} {{cite journal|last = Burrus |first=Virginia|year=2011|title="Fleeing the Uxorious Kingdom": Augustine's Queer Theology of Marriage |journal =Journal of Early Christian Studies|publisher=Johns Hopkins University Press|volume=19|issue=1|pages = 1–20|doi=10.1353/earl.2011.0002}}</ref> Dalam ''Pengakuan-pengakuan'', ia mengakui bahwa pengalaman tersebut kemudian membuat suatu penurunan kepekaan terhadap rasa sakit. Di kemudian hari, Agustinus akhirnya memutuskan pertunangannya dengan tunangannya yang berumur 11 tahun itu, dan ia kemudian tidak pernah menjalin hubungan lagi dengan salah satu pun kekasihnya. Seorang teman Agustinus, [[Alypius dari Tagaste|Alypius]] (yang kemudian menjadi Uskup Tagaste, dan juga akhirnya digelari Santo), yang mengarahkan Agustinus untuk menjauhi pernikahan, mengatakan bahwa mereka tidak dapat menjalani suatu kehidupan bersama dalam cinta akan hikmat jika menikah. Agustinus mengenangnya beberapa tahun kemudian saat tinggal di [[:en:Cassago Brianza|Cassiciacum]], sebuah [[villa]] di luar Milan, di mana ia berkumpul dengan para pengikutnya sebelum ia di[[baptis]], dan menggambarkannya sebagai waktu senggang kehidupan Kristiani (''Christianae vitae otium'').<ref name="Ferguson208">{{en}} Ferguson, Everett (1999) ''Christianity in relation to Jews, Greeks, and Romans'', Taylor & Francis, p. 208, ISBN 0-8153-3069-3.</ref>▼
Agustinus kemudian mendapatkan pekerjaan tersebut dan berangkat ke utara untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384. Di usianya yang ke-30, Agustinus telah mendapatkan posisi akademik yang paling menonjol di dunia Latin saat itu, jabatan yang memberikan akses ke karier politik. Kendati Agustinus memperlihatkan sejumlah kegairahan pada Manikeisme, ia tidak pernah menjadi seorang "inisiasi" atau "terpilih", namun hanya menjadi seorang "auditor", tingkatan terendah dalam hierarki sekte itu.<ref name = "celife" />
=== Memeluk Kristen ===▼
Pada musim panas tahun [[386]], dalam usianya yang ke-31, Agustinus mendengar suatu kisah dari Ponticianus (seorang Kristen kenalannya di istana kaisar) mengenai pengalamannya bersama teman-temannya, dan juga cerita dari temannya itu mengenai kehidupan Santo [[Antonius Agung]] yang sangat menyentuhnya. Cerita-cerita dari Ponticianus membuat keinginannya semakin kuat untuk memeluk Kristen. Namun, sebagaimana diceritakannya kemudian, keputusan bulat untuk menjadi Kristen adalah setelah ia didorong oleh suatu suara seperti anak kecil yang ia dengar menyuruhnya "Ambillah, bacalah!" (''tolle, lege''), yang dianggapnya sebagai perintah ilahi untuk membuka [[Alkitab]]. Agustinus kemudian segera membuka Alkitab dan membaca bagian yang ia lihat pertama kali, yaitu [[Roma 13]]:13-14 :<ref name="VIII:XII">[[#Confessiones|Pengakuan-pengakuan]], VIII:XII</ref>▼
<blockquote>"Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan [[hawa nafsu]], jangan dalam perselisihan dan [[iri hati]]. Tetapi kenakanlah Tuhan [[Yesus Kristus]] sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya."</blockquote>▼
▲
[[Berkas:Saint Augustine and Saint Monica.jpg|thumb|"St. Agustinus dan St. Monika" (1846), oleh [[Ary Scheffer]].]]▼
Dan seketika setelah ia membacanya, ia merasakan seolah-olah ada cahaya kedamaian tercurah ke dalam hatinya dan segala keraguannya hilang.<ref name="VIII:XII"/> Monika sangat bahagia ketika sang anak menceritakan kisahnya. Dalam ''Pengakuan-pengakuan'', Agustinus juga menyampaikan bahwa sejak saat itu ia tidak lagi menginginkan untuk mempunyai istri, dan dengan mantap ia melepaskan jabatannya di istana. Uskup [[Ambrosius]] membaptis Agustinus, dan anaknya (Adeodatus) yang saat itu berumur 15 tahun, serta sejumlah temannya pada [[Malam Paskah]] tahun 387 di Milan. Setahun kemudian, tahun 388, Agustinus menyelesaikan [[apologetik Kristen|apologinya]] "Dalam Kekudusan Gereja Katolik".<ref name="celife"/> Pada tahun yang sama Agustinus beserta seluruh kerabatnya, termasuk Adeodatus anaknya dan juga [[Monika]] ibunya, pulang ke kampung halaman mereka di Afrika.<ref name=EA/> Namun sang ibu meninggal di [[:en:Ostia Antica|Ostia]] dalam perjalanan mereka ke Afrika.<ref>{{cite web|last=Pope|first=Hugh|work = Catholic Encyclopedia |title = Saint Monica|url=http://www.newadvent.org/cathen/10482a.htm|accessdate=20 April 2012}}</ref> Dan tidak lama kemudian Adeodatus juga meninggal, di usianya yang ke-16.<ref>{{en}} {{cite web|last=A'Becket|first=John|title=CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: Adeodatus|url=http://www.newadvent.org/cathen/01141e.htm|accessdate=20 April 2012}}</ref> Agustinus kemudian menjual semua hartanya dan memberikan uangnya kepada orang-orang miskin. Satu-satunya yang dipertahankan adalah rumah keluarganya, di Tagaste, yang mana menjadi basis kehidupan membiara — yang berarti juga [[selibat]] — baginya dan sejumlah temannya.<ref name=EA/>▼
▲
▲Sang ibu, [[Monika]], telah
▲
[[File:Fra angelico - conversion de saint augustin.jpg|thumb|''Konversi St. Agustinus'', lukisan karya [[Fra Angelico]].]]
▲Pada musim panas tahun
▲<blockquote>
▲[[Berkas:Saint Augustine and Saint Monica.jpg|thumb|
Ia kemudian menuliskan sebuah laporan mengenai konversinya – transformasinya yang sesungguhnya, sebagaimana dideskripsikan oleh Paulus – dalam ''[[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-Pengakuan]]'' ({{lang-la|Confessiones}}) karyanya, yang kelak menjadi sebuah karya klasik teologi Kristen dan sebuah teks penting dalam sejarah otobiografi. Dalam karya tersebut, Agustinus menyampaikan bahwa sejak peristiwa itu, yang menghantarnya pada konversinya dan membahagiakan Monika ibunya, ia tidak lagi ingin mempunyai istri, dan ia merasa mantap melepaskan jabatannya di istana. Kendati karya tersebut ditulis sebagai suatu laporan tentang kehidupannya, ''Pengakuan-Pengakuan'' juga berbicara mengenai hakikat waktu, [[kausalitas]], [[kehendak bebas]], dan topik-topik filosofis penting lainnya.<ref name="justus.anglican.org">{{en}} [http://justus.anglican.org/resources/bio/50.html Augustine of Hippo, Bishop and Theologian]. Justus.anglican.org. Retrieved on 2015-06-17.</ref> Suatu doa, yang terkenal dengan judul berfrasa "Terlambat aku mencintai-Mu Tuhan" dan menggungkapkan perubahan radikal dalam dirinya, dapat ditemukan pada karya tersebut:<ref>Augustine of Hippo, ''Confessions'', 10:27</ref>
{{quote|<poem>Betapa lambat aku akhirnya mencintai-Mu, Oh Keindahan lama yang selalu baru, betapa lambat Kau kucintai!
Baris 69 ⟶ 80:
Aku, yang tidak layak dicintai ini, melemparkan diri ke antara hal-hal indah yang Kau ciptakan.
Dahulu Engkau bersamaku, namun aku sendiri malah tidak bersama-Mu.
Segala hal itu membuatku terpisah daripada-Mu; yang jikalau tidak ada dalam diri-Mu, sesungguhnya
Engkau memanggil dan berseru-seru, dan menghancurkan ketulianku.
Baris 77 ⟶ 88:
Engkau menyentuhku, dan aku terbakar mendambakan damai-Mu.
</poem>}}
▲
=== Menjadi imam dan uskup ===
[[Berkas:Jaume Huguet - Consecration of Saint Augustine - Google Art Project.jpg|left|thumb|[[Konsekrasi]]
Pada tahun [[391]] ia [[penahbisan|ditahbiskan]] menjadi seorang [[pastor|imam]] di [[Hippo Regius]], (kini [[Annaba]], di [[Aljazair]]). Ia menjadi seorang pengkhotbah terkenal (lebih dari 350 [[khotbah]]nya yang terlestarikan diyakini otentik), dan ia juga dikenal karena melawan paham Manikheisme, yang pernah dianutnya.<ref name="celife"/>▼
▲Pada tahun
Pada tahun [[395]] ia diangkat menjadi [[uskup koajutor]] (seorang [[uskup]] dengan hak untuk menggantikan apabila [[uskup diosesan]] yang menjabat meninggal dunia) di Hippo, dan tidak lama kemudian menjadi [[uskup]] sepenuhnya,<ref name="Brown, p. 63"/> sehingga ia dikenal dengan nama "Agustinus dari Hippo"; dan ia memberikan harta miliknya kepada [[Gereja]] di Tagaste.<ref>Augustine, ''ep.''126.1</ref> Agustinus tetap menjabat sebagai uskup di sana hingga kematiannya tahun [[430]]. Ia menuliskan [[otobiografi]]nya ''[[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-pengakuan]]'' pada tahun 397-398. Karyanya ''[[Kota Allah]]'' dituliskan untuk menghibur sesamanya umat [[Kristiani]] tidak lama setelah [[Visigoth]] menaklukkan Roma pada tahun [[410]].▼
Agustinus bekerja tanpa lelah dalam upayanya meyakinkan masyarakat di Hippo untuk memeluk Kristen. Meskipun telah meninggalkan [[monastisisme|biara]], ia tetap menjalani kehidupan monastik di wisma episkopal (tempat kediamannya sebagai uskup). Ia mewariskan sebuah buku peraturan ({{lang-la|[[regula]]}}) untuk biaranya yang kemudian membuatnya dijadikan [[santo pelindung]] para religius (para anggota [[Ordo keagamaan Katolik|tarekat religius]]).<ref>{{en}} [http://saints.sqpn.com/saint-augustine-of-hippo/ Saint Augustine of Hippo] at ''saints.sqpn.com''. Retrieved 30 September 2011</ref>▼
▲Pada tahun
Kebanyakan kisah kehidupan Agustinus kemudian dibukukan oleh [[:en:Saint Possidius|St. Possidius]], yang adalah temannya dan Uskup [[:en:Calama (Numidia)|Calama]] (kini [[Guelma]], Aljazair), dalam karyanya ''Sancti Augustini Vita''. St Possidius mengagumi Agustinus sebagai seseorang yang sangat cerdas dan seorang pembicara handal yang memanfaatkan setiap kesempatan untuk membela Kekristenan dari para pencelanya. Karakter pribadi Agustinus juga digambarkannya dengan rinci misalnya: seseorang yang hanya makan secukupnya, bekerja tanpa lelah, membenci gosip, menjauhi godaan-godaan kedagingan, dan menerapkan kehatian-hatian dalam pengelolaan keuangan [[keuskupan]]nya.<ref>[[#Weiskotten|Weiskotten]]</ref>▼
▲Agustinus bekerja tanpa lelah dalam upayanya meyakinkan
=== Kematian dan penghormatan atasnya ===▼
Sesaat menjelang kematian Agustinus, bangsa [[Vandal]] (suatu [[suku bangsa Jermanik]] yang telah menjadi penganut [[Arianisme]]) menyerbu Afrika —yang masih menjadi [[Provinsi Romawi]]. Bangsa Vandal tersebut mengepung Hippo pada musim semi tahun 430, saat Agustinus menderita penyakit terakhirnya sebelum meninggal. Menurut Possidius, salah satu dari beberapa [[mujizat]] dikaitkan dengan Agustinus, yaitu kesembuhan seorang sakit, pada saat pengepungan berlangsung.<ref>[[#Weiskotten|Weiskotten]], p. 43</ref> Possidius mencatat bahwa Agustinus menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam [[doa]] dan [[penyesalan]], serta meminta [[Mazmur Pertobatan]] supaya digantungkan di dinding kamarnya sehingga ia dapat membacanya. Ia juga memberi instruksi agar perpustakaan gereja di Hippo dan semua buku-buku di dalamnya supaya dijaga dengan baik. Agustinus kemudian meninggal pada tanggal [[28 Agustus]] [[430]].<ref>[[#Weiskotten|Weiskotten]], p. 57</ref> Tak lama setelah meninggalnya, bangsa Vandal melepaskan pengepungan Hippo; tetapi mereka kembali tidak lama setelah itu dan membakar kota tersebut. Mereka menghancurkan semuanya selain [[perpustakaan]] dan [[katedral]] Agustinus, yang mana mereka tinggalkan begitu saja.<ref>[http://www.philosophybasics.com/philosophers_augustine.html "St Augustine of Hippo"] at ''PhilosophyBasics.com''. Retrieved 30 September 2011.</ref>▼
▲Kebanyakan kisah kehidupan selanjutnya Agustinus
Agustinus di[[kanonisasi]] melalui pengakuan populer, dan kemudian diakui sebagai seorang [[Doktor Gereja]] pada tahun [[1298]] oleh [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Bonifasius VIII]].<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/02662a.htm|title=New Advent – Pope Boniface VIII|accessdate=26 February 2012}}</ref>▼
▲Sesaat menjelang kematian Agustinus,
▲Agustinus di[[kanonisasi]] melalui pengakuan populer, dan kemudian diakui sebagai seorang [[Doktor Gereja]] (atau Pujangga Gereja) pada tahun
==== Relikui ====
Menurut ''Martirologi Sejati'' karya [[Beda]], jenazah Agustinus kemudian [[pemindahan relikui|dipindahkan]] ke [[Cagliari]], [[Sardinia]], oleh para uskup Katolik yang diusir oleh [[Huneric]] dari Afrika Utara. Sekitar tahun 720, jenazahnya dibawa kembali oleh Petrus, [[Keuskupan Pavia|uskup Pavia]] dan paman Raja Langobardi [[Liutprand, Raja Orang Langobardi|Liutprand]], ke Gereja [[San Pietro in Ciel d'Oro]] di Pavia, demi menyelamatkannya dari seringnya serangan pesisir oleh kaum [[Saracen]]. Pada bulan Januari 1327, [[Paus Yohanes XXII]] mengeluarkan bulla kepausan ''Veneranda Santorum Patrum'', yang berisi penunjukan para [[Agustinian]] sebagai penjaga makam Agustinus (disebut ''Arca''), yang dibuat kembali pada tahun 1362 dan berhiaskan ukiran rumit dengan [[Relief#Relief rendah|relief-rendah]] adegan-adegan kehidupan Agustinus.
Pada bulan Oktober 1695, sejumlah pekerja dalam Gereja San Pietro in Ciel d'Oro di Pavia menemukan sebuah kotak marmer berisi beberapa tulang manusia (termasuk bagian dari sebuah tengkorak). Timbul perbedaan pendapat antara para pertapa Agustinian (Ordo Santo Agustinus, OSA) dan para [[Regular Kanon|kanon regular]] (Regular Kanon dari Santo Agustinus) apakah temuan itu merupakan tulang-tulang Agustinus. Para pertapa tidak memercayainya; para kanon menegaskan sebaliknya. Akhirnya [[Paus Benediktus XIII]] (1724–1730) memerintahkan uskup Pavia, [[Monsinyur]] Pertusati, untuk membuat suatu keputusan. Sang uskup menyatakan bahwa, menurut pendapatnya, tulang-tulang itu adalah tulang-tulang Santo Agustinus.<ref>{{en}} [http://www.augnet.org/default.asp?ipageid=2213&iparentid=145 Augustine's tomb, Augnet]. Augnet.org (2007-04-22). Retrieved on 2015-06-17.</ref>
Para Agustinian diusir dari Pavia pada tahun 1700, mengungsi ke [[Milan]] dengan membawa [[relikui]] Agustinus, dan membongkar ''Arca'', yang dipindahkan ke katedral di sana. San Pietro mengalami kerusakan, tetapi kemudian dibangun kembali pada tahun 1870-an, atas desakan [[Agostino Gaetano Riboldi]], serta di[[konsekrasi]] kembali pada tahun 1896 saat penempatan kembali relikui Agustinus dan [[tempat ziarah]]nya.<ref>{{en}} {{cite journal| author=Dale, Shanon |title=A house divided: San Pietro in Ciel d'Oro in Pavia and the politics of Pope John XXII| doi=10.1016/S0304-4181(00)00016-6| year=2001| journal=Journal of Medieval History| volume=27| page=55}}</ref><ref>{{en}} Stone, Harold Samuel (2002) ''St. Augustine's Bones: A Microhistory'' (Studies in Print Culture and the History of the Book) Amherst: [[University of Massachusetts Press]], ISBN 1558493883.</ref>
== Pandangan dan pemikirannya ==
{{Filsafat Katolik}}
=== Antropologi Kristen ===
Agustinus adalah salah
Sebagaimana para Bapa Gereja lainnya seperti [[Athenagoras dari Athena|Athenagoras]],<ref>{{en}} {{cite web | title = A Plea for the Christians |first = Athenagoras | last = the Athenian | url = http://www.newadvent.org/fathers/0205.htm | publisher = New advent}}</ref> [[Tertulianus]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=gxEONS0FFlsC&pg=PA4 Frank K. Flinn, J. Gordon Melton, ''Encyclopedia of Catholicism''] (Facts on File Encyclopedia of World Religions 2007 ISBN 978-0-8160-5455-8), p. 4</ref> [[Klemens dari Aleksandria]] dan [[Basilius Agung]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=-SZnZTSQV9EC&pg=PA12 Kristin, Luker, ''Abortion and the Politics of Motherhood''] (University of California Press 1985 ISBN 978-0-5209-0792-8), p. 12</ref> Agustinus dengan gigih mengutuk praktik [[Aborsi dan Gereja Katolik|aborsi]] langsung, dan meskipun ia tidak menyetujui aborsi dalam tahap kehamilan manapun, ia membedakan antara aborsi tahap awal dan yang kemudian.<ref name="Fitzgerald, 1">{{en}} {{Cite encyclopedia| publisher = Wm B Eerdmans | isbn = 978-0-8028-3843-8| page = 1| editor-first = Allan D | editor-last = Fitzgerald | last = Bauerschmidt | first = John C |url=https://books.google.com/books?id=GcVhAGpvTQ0C&pg=PA1 |title=Abortion |encyclopedia = Augustine Through the Ages: An Encyclopedia| year = 1999}}</ref> Ia mengakui perbedaan antara janin "berbentuk" dan "belum berbentuk" yang disebutkan dalam Keluaran 21:22-23 terjemahan [[Septuaginta]], yang dipandang sebagai terjemahan yang salah atas kata "bahaya" atau "kerugian" (Alkitab [[Terjemahan Baru|TB]] LAI menyebutnya "kecelakaan") dari teks asli Ibrani menjadi "bentuk" di dalam Septuaginta Yunani dan berakar pada pembedaan [[Aristoteles|Aristotelian]] atas janin sebelum dan setelah momen yang diduga sebagai "pemerolehan" kehidupannya, serta tidak mengklasifikasikan aborsi janin "belum berbentuk" sebagai pembunuhan karena ia berpikir bahwa belum dapat dikatakan secara pasti apakah sang janin telah menerima jiwanya.<ref name="Fitzgerald, 1"/><ref>{{en}} [http://www.usccb.org/issues-and-action/human-life-and-dignity/abortion/respect-for-unborn-human-life.cfm Respect for Unborn Human Life: the Church's Constant Teaching]</ref> Agustinus menyatakan bahwa waktu "pemasukan" jiwa merupakan suatu misteri yang hanya diketahui oleh Allah saja.<ref>{{en}} {{cite book|title=On Moral Medicine: Theological Perspectives on Medical Ethics|editor=M. Therese Lysaught, Joseph Kotva, Stephen E. Lammers, Allen Verhey|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|year=2012|isbn=978-0-8028-6601-1|page=676}}</ref> Bagaimanapun, ia memandang prokreasi sebagai salah satu produk dari perkawinan; aborsi dibayangkan sebagai suatu cara, bersama dengan obat-obatan yang menyebabkan sterilitas, yang merusak kebenaran ini. Aborsi terhampar di sepanjang rangkaian yang mencakup [[infantisida]] sebagai suatu contoh 'kekejaman yang penuh nafsu' ataupun 'hawa nafsu yang kejam'. Agustinus menyebut penggunaan segala sarana untuk menghindari kelahiran seorang anak sebagai suatu 'perbuatan jahat': suatu acuan pada aborsi ataupun [[Pandangan Kristen tentang kontrasepsi|kontrasepsi]] atau juga keduanya.<ref>{{en}} {{Cite web|url=https://www.ewtn.com/library/bishops/vasapelosi.htm|title=Modern Look at Abortion Not Same as St. Augustine's|website=www.ewtn.com|access-date=2016-12-04}}</ref>
=== Penciptaan ===
Baris 237 ⟶ 262:
* [[Bumi Datar]]
* [[In necessariis unitas, in dubiis libertas, in omnibus caritas]]
* [[Pergeseran Konstantinus]]
* [[Floria Aemilia]]
* [[Pemikiran Etis Agustinus]]
Baris 246 ⟶ 271:
== Referensi ==
=== Catatan ===
{{reflist|group=note|2}}
=== Sumber ===▼
{{reflist|2}}
▲== Sumber ==
* {{en}} {{cite book|editor1-last=Cross|editor1-first=Frank L.|editor2-last=Livingstone|editor2-first=Elizabeth|title=The Oxford Dictionary of the Christian Church|publisher=[[Oxford University Press]]|location=Oxford|year=2005|isbn=0-19-280290-9|ref=Cross}}
* {{en}} {{cite book|title=St. Augustine of Hippo. Life and Controversies|last=Bonner|first=G.|publisher=The Canterbury Press|location=Norwich|year=1986|isbn=0-86078-203-4|ref=Bonner}}
|